Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Investor Asing Gagal Masuk Indonesia Bikin Jokowi Gregetan

22 Februari 2021   14:26 Diperbarui: 22 Februari 2021   14:59 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar salah satu investor asing gagal masuk Indonesia mulai terdengar di telinga masyarakat pada awal Februari 2021. Tak tanggung-tanggung, investor asing gagal masuk Indonesia tersebut adalah Tesla Inc. yang merupakan milik Elon Musk. 

Batalnya Tesla berinvestasi ke Indonesia menambah daftar panjang investor asing gagal masuk Indonesia dan memilih menanamkan modalnya ke negara lain. Bila kita ingat kembali, pada tahun 2019 lalu, Presiden Jokowi sempat kecewa ketika mengetahui 33 investor yang keluar dari Tiongkok rupanya tidak satupun menaruh hati untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia. 

Saat itu, Jokowi mengeluhkan tidak adanya perusahaan asing yang mau berinvestasi ke Indonesia. Puluhan perusahaan luar negeri tersebut lebih memalingkan pandangannya ke negara lain untuk menanamkan modalnya. Berpalingnya investor asing dari Indonesia sendiri disebabkan karena rumitnya regulasi serta kebijakan di Indonesia. 

Jokowi memaparkan bahwa terdapat 33 perusahaan di Tiongkok yang keluar, 23 perusahaan memilih untuk berpindah ke Vietnam. Lalu 10 perusahaan sisanya ke Malaysia, Thailand, dan Kamboja. 

Jokowi mengamanatkan bahwa jajarannya harus berhati-hati dan mulai menelaah kondisi gagalnya investor asing masuk ke Indonesia. 

"Saya ulang, 23 ke Vietnam, 10 Kamboja, Thailand, dan Malaysia. Tidak ada yang ke Indonesia. Tolong hal ini digarisbawahi, hati-hati berarti kita punya persoalan yang harus kita selesaikan," tegas Jokowi. 

Kemudian, Jokowi memaparkan alasan mengapa sampai pada akhirnya perusahaan asing lebih memilih Vietnam. Hal ini disebabkan Vietnam memiliki regulasi yang tidak rumit. Hanya dibutuhkan dua bulan untuk mengurus seluruh perizinan untuk berbisnis di Vietnam. 

Orang nomor satu di Indonesia tersebut memberi contoh, saat perusahaan Jepang juga memilih walk out dari Indonesia pada 2017 silam. Saat itu, terdapat 73 perusahaan yang ingin berinvestasi di Indonesia sebanyak 10 perusahaan. 

Menurut penilaian Jokowi, persoalan internal mengakibatkan Indonesia gagal bersaing dengan negara lainnya. Bahkan, menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia juga tidak tidak menampik bahwa situasi yang tidak pasti dapat membuat kalangan investor jengah dan mengatakan bahwa di Indonesia sangat tidak ramah dalam hal investasi.

"Itu kemudian kenapa sampai para investor memilih kepada negara yang ramah akan investasi," menurut Bahlil.

Padahal, perlu diketahui bahwa dengan hadirnya investasi asing dapat memberikan efek jangka panjang dan menjadi kunci utama dari terbebasnya Indonesia dari ketertinggalan secara ekonomi serta lepas dari jeratan resesi. 

Sayang sekali jika pada akhirnya investor asing sekondang Tesla harus batal teken kontrak dengan Indonesia, padahal Indonesia memiliki potensi nyata bagi industri otomotif dunia yakni nikel yang menjadi komponen utama dari baterai mobil listrik.

Berdasarkan data Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya nikel sebesar 11.8887 juta ton dan cadangan bijih nikel sebesar 4.346 juta ton. Sedangkan untuk total sumber daya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam. 

Sayang seribu sayang, jika pada akhirnya seluruh jajaran yang telah dibentuk dan dipercaya oleh Jokowi untuk dapat bergotong-royong memajukan Sang Garuda rupanya gagal untuk 'menggigit' dunia. 

Lantas, menurut Anda, apakah yang sebenarnya terjadi di Indonesia? Hingga investor enggan untuk berjibaku memutar roda perekonomiannya di Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun