investasi asing di Indonesia dari berbagai arah. Kebijakan ini dilakukan untuk mengakomodasi cita-cita Nusantara menuju negara maju di segala bidang, termasuk sektor pertambangan dan pemurnian atau smelter.
Saat kepemimpinan era Presiden Jokowi, Indonesia berlari kencang untuk membuka keranBukan tanpa alasan, potensi cadangan yang besar dan peluang industri hilir penggunaan nikel yang masih dibutuhkan Indonesia. Ini adalah pilihan yang menarik untuk dilakukan pengembangan investasi asing di Indonesia pada sektor pertambangan nikel.
Selain itu, dengan adanya investasi asing di Indonesia yang masuk ke negara, tentu devisa negara akan bertambah, serta lapangan kerja terbuka semakin luas, dan transfer of knowledge, skill, & technology juga terjadi antar pekerja asing dengan pekerja lokal. Hal ini akan menjadi value lebih bagi Indonesia untuk menggapai puncak negara yang lebih maju.Â
Salah satu kunci negara untuk dapat lebih selangkah lebih maju adalah membuka pintu seluas-luasnya bagi investor. Berdasarkan riset Y&R dan Wharton School dari University of California, beberapa negara seperti Malaysia dan Filipina berhasil menjadi negara yang diminati oleh investor untuk menanamkan modalnya.Â
Pun baru-baru ini berdasarkan laporan Bank Dunia 2019, negara The Golden Stars yakni Vietnam berhasil memboyong investor dari berbagai negara, salah satunya China. Menurut World Economic Forum, terdapat tiga faktor yang membuat Vietnam berhasil menjadi negara jujugan investor.
Satu, Vietnam berkomitmen dengan globalisasi ekonomi.
Kedua, penyederhanaan regulasi secara spektakuler.
Ketiga, investasi besar-besaran di Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya kerja keras ini berbuah manis, sebab pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) Vietnam selama tahun 2019 mencapai US$16,74 miliar atau tumbuh 69,1 persen secara tahunan.Â
Dengan berhasilnya negara dalam memboyong investasi asing di Indonesia masuk dan menanamkan modalnya, tentu akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat, perekonomian yang stabil, dan masa depan negara yang lebih baik.Â
Sayangnya, hal ini sepertinya masih belum berlaku di Indonesia. Sebab, di negara ini masih banyak penghambat dalam menghadirkan investor. Seperti sentimen negatif dan opini-opini yang menyudutkan, salah satu contoh adalah opini terhadap Morowali yang dicap tidak berkontribusi sama sekali terhadap negara.Â
Di satu sisi, bertahap Morowali telah membuktikan bahwa mereka berhasil mewujudkan mimpi Indonesia menjadi semakin nyata, yakni menjadi nickel global supply chain atau rantai pasok nikel dunia.Â
Jika demikian, apakah keberadaan investasi asing di Indonesia tidak penting? Apakah kita harus tutup pintu rapat-rapat investasi asing? Dan, apakah kita harus mengusir para investor asing di Indonesia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H