Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Indonesia Sebenarnya Membutuhkan Investasi Pihak Asing?

16 November 2020   15:18 Diperbarui: 16 November 2020   15:37 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: stock.adobe.com

Saat kepemimpinan era Presiden Jokowi, Indonesia berlari kencang untuk membuka keran investasi asing di Indonesia dari berbagai arah. Kebijakan ini dilakukan untuk mengakomodasi cita-cita Nusantara menuju negara maju di segala bidang, termasuk sektor pertambangan dan pemurnian atau smelter.

Bukan tanpa alasan, potensi cadangan yang besar dan peluang industri hilir penggunaan nikel yang masih dibutuhkan Indonesia. Ini adalah pilihan yang menarik untuk dilakukan pengembangan investasi asing di Indonesia pada sektor pertambangan nikel.

Selain itu, dengan adanya investasi asing di Indonesia yang masuk ke negara, tentu devisa negara akan bertambah, serta lapangan kerja terbuka semakin luas, dan transfer of knowledge, skill, & technology  juga terjadi antar pekerja asing dengan pekerja lokal. Hal ini akan menjadi value lebih bagi Indonesia untuk menggapai puncak negara yang lebih maju. 

Salah satu kunci negara untuk dapat lebih selangkah lebih maju adalah membuka pintu seluas-luasnya bagi investor. Berdasarkan riset Y&R dan Wharton School dari University of California, beberapa negara seperti Malaysia dan Filipina berhasil menjadi negara yang diminati oleh investor untuk menanamkan modalnya. 

Pun baru-baru ini berdasarkan laporan Bank Dunia 2019, negara The Golden Stars yakni Vietnam berhasil memboyong investor dari berbagai negara, salah satunya China. Menurut World Economic Forum, terdapat tiga faktor yang membuat Vietnam berhasil menjadi negara jujugan investor.

Satu, Vietnam berkomitmen dengan globalisasi ekonomi.

Kedua, penyederhanaan regulasi secara spektakuler.

Ketiga, investasi besar-besaran di Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya kerja keras ini berbuah manis, sebab pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) Vietnam selama tahun 2019 mencapai US$16,74 miliar atau tumbuh 69,1 persen secara tahunan. 

Dengan berhasilnya negara dalam memboyong investasi asing di Indonesia masuk dan menanamkan modalnya, tentu akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat, perekonomian yang stabil, dan masa depan negara yang lebih baik. 

Sayangnya, hal ini sepertinya masih belum berlaku di Indonesia. Sebab, di negara ini masih banyak penghambat dalam menghadirkan investor. Seperti sentimen negatif dan opini-opini yang menyudutkan, salah satu contoh adalah opini terhadap Morowali yang dicap tidak berkontribusi sama sekali terhadap negara. 

Di satu sisi, bertahap Morowali telah membuktikan bahwa mereka berhasil mewujudkan mimpi Indonesia menjadi semakin nyata, yakni menjadi nickel global supply chain atau rantai pasok nikel dunia. 

Jika demikian, apakah keberadaan investasi asing di Indonesia tidak penting? Apakah kita harus tutup pintu rapat-rapat investasi asing? Dan, apakah kita harus mengusir para investor asing di Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun