Mohon tunggu...
Indah KurniaDewi
Indah KurniaDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh gelar sarjana di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 1 di SDN Tegalurung

15 Oktober 2021   18:34 Diperbarui: 15 Oktober 2021   18:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Luring/Dokpri

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan da didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran partisipan. (Rachmawati, 2007)

Hasil dan Pembahasan 

1. Pelaksanaan Program Mengajar

Pembelajaran Luring/Dokpri
Pembelajaran Luring/Dokpri

            Setiap mahasiswa peserta Kampus Mengajar Angkatan 1 dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari rata-rata 5 mahasiswa per kelompok. Pembagian kelompok ini di dasarkan pada jumlah sekolah yang memiliki akreditasi C di suatu daerah dan jumlah mahasiswa peserta Kampus Mengajar Angkatan 1 yang berdomisili di sekitar sekolah tersebut. Di SDN Tegalurung, mahasiswa yang ditugaskan berjumlah 5 orang yang berasal dari empat kampus yang berbeda, diantaranya 2 mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia, 1 mahasiswa dari Universitas Singaperbangsa Karawang, 1 mahasiswa dari Universitas Pasundan, dan 1 mahasiswa dari Universitas Islam Bandung.

            Di sekolah, setiap mahasiswa menjadi penanggung jawab di satu kelas. Fokus pembelajaran adalah pada pemantapan materi dan pemahaman literasi dan numerasi khususnya untuk kelas satu dan dua yang rata-rata belum lancar membaca ataupun berhitung. Kegiatan pembelajaran di dasarkan pada rencana pembelajaran yang sudah dibuat dan di diskusikan dengan guru pamong sebelumnya. Setiap mahasiswa masuk ke dalam grup whatsapp kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk menginfokan kegiatan pembelajaran ataupun tugas yang akan diberikan kepada siswa.

            Kegiatan pembelajaran di laksanakan secara luring dan daring. Khusus untuk kelas 1, 2, dan 3 kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring karena rata-rata siswa belum memiliki ponsel pintar. Selain itu, sifat anak-anak masih agak manja, suka bercanda, dan berisik, penulis mengkhawatirkan kegiatan pembelajaran tidak akan kondusif apabila pembelajaran diadakan secara daring. Untuk kelas lainnya, kegiatan belajar mengajar di laksanakan secara daring dan luring sesuai jadwal yang sudah dibuat. Penulis sendiri bertanggung jawab terhadap siswa kelas dua, seluruh kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara luring.

            Wali kelas 1 dan kelas 2 menegaskan bahwa pembelajaran lebih difokuskan pada belajar membaca dan berhitung karena siswa rata-rata masih belum lancar membaca dan berhitung. Mengikuti saran dari wali kelas, kegiatan belajar mengajar tidak difokuskan pada materi pembelajaran tetapi fokus pada belajar membaca dan berhitung. Jika siswa belum lancar membaca, materi apapun  yang diajarkan akan sulit di pahami oleh siswa. Untuk kelas 3, 4, 5, dan 6 pembelajaran difokuskan pada pendalaman materi sesuai dengan yang di anjurkan oleh wali kelas di kelas tersebut.

            Media pembelajaran yang digunakan adalah Google Meet, Whatsapp Group, Google Classroom, dan Google Form untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Kegiatan pembelajaran diadakan secara daring dan luring. Untuk kegiatan belajar mengajar secara luring, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok belajar akan ditentukan hari apa mereka harus datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran secara luring. Untuk kegiatan belajar mengajar secara daring, dilakukan melalui media Google Meet. Wali kelas akan memberi tahu kan materi apa yang harus diajarkan, mahasiswa kemudian akan membuat power point sebagai bahan ajar untuk siswa di pembelajaran daring tersebut.

            Ada beberapa kendala yang terjadi saat kegiatan belajar mengajar secara daring dilakukan. Yang pertama adalah kendala sinyal. Sinyal di daerah Legon Kulon sangat lemah, hanya satu provider yang menerima sinyal cukup bagus. Penulis dan mahasiswa lain harus mengganti kartu ke provider tersebut karena provider lainnya sama sekali tidak ada sinyal. Meskipun sudah mengganti provider, terkadang sinyal yang didapat juga tidak cukup kuat untuk melakukan pertemuan secara daring. Yang kedua adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap pembelajaran siswa. Di kelas yang penulis ajar, hanya sebagian siswa yang mengikuti pembelajaran daring, padahal sebelumnya wali kelas dan penulis sudah mengingatkan di grup Whatsapp bahwa akan diadakan kelas secara daring dan meminta partisipasi aktif dari orang tua dan siswa dalam kegiatan tersebut. Selama permbelajaran daring pun, dari apa yang penulis perhatikan, hanya beberapa orang tua yang mendampingi anak -- anaknya selama pembelajaran. Akibatnya, pembelajaran secara daring ini menjadi kurang efektif karena kurangnya kontrol dan perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar mengajar secara daring di rumah.

            Dalam pembelajaran luring, kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan lancar dan kondusif. Akan tetapi, pembelajaran secara luring ini pun masih kurang efektif dikarenakan waktu pembelajaran yang terbatas. Siswa hanya melakukan pembelajaran di sekolah satu minggu sekali dengan durasi sekitar 2 jam. Waktu pembelajaran ini masih kurang cukup untuk membahas semua materi yang harus di ajarkan selama satu semester. Pada akhirnya, untuk materi yang bersifat teori, guru hanya mengirimkan modul pembelajaran yang harus dibaca oleh siswa dan tugas yang harus dikumpulkan di Google Classroom. Kegiatan belajar mengajar secara luring di fokuskan pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang memerlukan penjelasan guru agar siswa dapat memahami materi tersebut dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun