Mohon tunggu...
Indah KiranaPutri
Indah KiranaPutri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Isu dan Komunikasi Krisis oleh Perusahaan Unilever dalam Menghadapi Dampak Informasi Fatwa MUI

14 Januari 2024   14:41 Diperbarui: 14 Januari 2024   14:47 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4. Strategi Manajemen Isu Unilever

PT. Unilever percaya bahwa seiring pertumbuhan bisnis, tanggung jawab perusahaan juga meningkat. Unilever percaya bahwa menjaga citra perusahaan dapat menjadi keunggulan kompetitif sehingga perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing dengan para pesaingnya. Unilever menilai citra perusahaan sangat berharga, karena mencerminkan persepsi masyarakat terhadap identitas perusahaan. Persepsi ini tergantung pada pengetahuan masyarakat tentang perusahaan. Unilever memandang citra perusahaan sebagai pedoman bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting. Diharapkan konsumen lebih mudah menerima produk dari perusahaan yang mempunyai reputasi dan citra baik di mata Masyarakat (Ilmiana, dkk: 2023).

Unilever dikenal sebagai perusahaan yang aktif dalam mengatasi permasalahan terkait kekeringan, seperti penggunaan plastik, perubahan iklim, dan kesenjangan sosial. Sejumlah strategi telah mereka terapkan, antara lain penerapan kampanye komunikasi, peningkatan keterbukaan, dan inovasi produk untuk menghadapi tantangan tersebut. Selain itu, Unilever juga memiliki reputasi atas pendekatan proaktif dalam mengelola permasalahan dan krisis komunikasi. Mereka berhasil membangun citra perusahaan yang kuat melalui praktik transparansi dan komitmen terhadap tanggung jawab sosial. Meskipun rincian strategi yang mereka terapkan tidak didokumentasikan secara spesifik dalam sumber referensi, reputasi Unilever mencerminkan dedikasi mereka terhadap manajemen permasalahan yang efektif.

METODE:

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi literatur untuk mendapatkan pemahaman mengenai manajemen isu dan strategi komunikasi krisis perusahaan Unilever dalam menghadapi dampak informasi hoax terkait fatwa MUI tentang larangan pembelian produk Israel akan melibatkan pencarian dan analisis berbagai sumber literatur yang relevan. Fokus penelitian ini akan dilakukan pada sumber-sumber seperti artikel akademis, buku, laporan penelitian dan publikasi perusahaan yang memuat informasi terkait manajemen isu, komunikasi krisis dan respon Unilever terhadap fatwa MUI. Pertama, penelitian akan dimulai dengan mengidentifikasi dan mengumpulkan literatur yang membahas konsep dasar strategi manajemen isu dan komunikasi krisis, khususnya dalam konteks korporasi, dengan penekanan pada Unilever. Melalui analisis literatur ini diharapkan dapat diperoleh pemahaman mendalam mengenai teori dan praktik terkait manajemen isu dan komunikasi krisis, yang nantinya menjadi dasar untuk memahami pendekatan yang dilakukan Unilever dalam menghadapi dampak hoax. informasi terkait fatwa MUI. Kedua, penelitian akan fokus pada pencarian literatur yang khusus membahas tentang respon Unilever terhadap isu terkait Israel dan fatwa MUI. Hal ini memerlukan pemahaman mendalam mengenai strategi komunikasi yang diterapkan Unilever dalam menyikapi informasi hoax dan menjaga citra perusahaan di tengah ketegangan sosial. Dengan menggabungkan temuan-temuan dari literatur tersebut, diharapkan penelitian studi literatur dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana Unilever mengelola dan mengkomunikasikan isu-isu sensitif terkait fatwa MUI dan dampak informasi hoax.

HASIL DAN PEMBAHASAN:

Unilever sebagai perusahaan multinasional menghadapi tantangan berat ketika menghadapi hoaks mengenai produknya dan fatwa MUI yang menyatakan haram membeli produk Israel. Dalam mengatasi situasi ini, perusahaan perlu menerapkan manajemen isu dan strategi komunikasi krisis yang efektif. Berikut hasil dan pembahasan strategi yang diterapkan perusahaan:

1. Klarifikasi Fakta: Unilever dengan cepat merespons informasi hoax tersebut dengan mengklarifikasi bahwa produk mereka tidak ada hubungannya dengan Israel dan tetap halal. Melalui pernyataan resmi dan komunikasi yang jelas, Unilever berhasil menghilangkan keraguan dan ketidakpercayaan konsumen terhadap produknya.

2. Transparansi: Perusahaan juga meningkatkan transparansi dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang rantai pasokannya. Mereka memastikan bahan baku yang digunakan dalam produknya berasal dari sumber yang halal dan memenuhi standar halal yang berlaku. Dengan cara ini Unilever berhasil membangun kepercayaan konsumen terhadap produknya.

3. Kerjasama dengan MUI: Unilever berkolaborasi dengan MUI untuk memperkuat hubungan dan memastikan pemahaman yang baik antara perusahaan dan lembaga keagamaan. Dengan melakukan dialog dan diskusi terbuka, Unilever dapat menjelaskan langsung kepada MUI mengenai praktik bisnis dan kebijakan perusahaan yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

4. Komunikasi Proaktif: Unilever tidak hanya merespon informasi hoax, namun juga melakukan komunikasi proaktif dengan konsumen dan masyarakat luas. Mereka menggunakan berbagai platform media sosial dan saluran komunikasi lainnya untuk menyampaikan informasi yang benar dan membangun kesadaran tentang komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan, keadilan, dan keberagaman.

5. Responsif terhadap Masukan: Unilever secara aktif mendengarkan masukan dari konsumen dan masyarakat mengenai masalah ini. Mereka merespons dengan cepat dan terbuka mengatasi kekhawatiran dan pertanyaan yang muncul. Dengan cara ini, Unilever dapat mempererat hubungan dengan konsumen dan membangun citra perusahaan yang responsif dan peduli.

Penerapan strategi manajemen isu dan komunikasi krisis yang efektif yang dilakukan Unilever dalam menghadapi dampak informasi hoax terkait fatwa MUI terbukti berhasil. Perusahaan berhasil mempertahankan reputasinya, membangun kepercayaan konsumen, dan mengatasi dampak negatif dari informasi yang tidak benar. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya memiliki rencana dan strategi yang matang dalam menghadapi situasi krisis dan menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun