Mohon tunggu...
Indah KiranaPutri
Indah KiranaPutri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Komunikasi Politik dalam Digital Kampanye yang Diselenggarakan di Era Media Baru

18 Januari 2023   13:00 Diperbarui: 18 Januari 2023   13:04 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian lain komunikasi politik oleh Dan Nimmo yang menjelaskan bahwa komunikasi politik adalah aktivitas komunikasi yang berhubungan dengan politik dengan menyajikan konsckuensi aktual dan potensi yang mengatur manusia di bawah kondisi konflik (Nimmo dalam Subiakto dan Ida, 2012:19). Dan Nimmo dalam pengertiannya tentang komunikasi politik mengemukakan tentang potensi aktual dan potensial dalam komunikasi politik. 

Konsekuensi aktual berarti kegiatan yang benar-benar dilakukan oleh para aktor politik, atau kegiatan komunikasi politik yang jelas berada dalam ranah komunikasi politik, seperti kegiatan kampanye, pidato presiden, iklan partai politik dan sebagainya.

Digital Kampanye (Digital Campaign)

Kampanye membutuhkan saluran dalam praktik penyebarannya, seperti yang dijelaskan oleh Klingemann dan Rommele (2002) saluran kampanye sebagai segala bentuk media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuk saluran tersebut dapat berupa kertas yang digunakan untuk menulis pesan, telepon, internet, radio, ataupun televisi.  

Douglas Hagar (2014) dalam Campaging Online: Social Media in The 2010 Niagara Municipal Elections menuturkan, Media sosial dirasa dapat berkontribusi dalam keberhasilan politik. Hal tersebut karena media sosial membuat kandidat dalam sebuah pemilihan bisa berinteraksi dengan para calon pemilih dengan skala dan intensitas yang tidak dapat dicapai melalui kampanye tradisional seperti kampanye dari pintu ke pintu, brosur, bahkan peliputan oleh media televisi. 

Bukan hanya itu, biaya kampanye dengan menggunakan saluran digital seperti media sosial juga jauh lebih murah karena tidak ada biaya yang langsung diasosiakan dengan media sosial semacam facebook, twitter, dan youtube. Digital campaign adalah kegiatan terencana yang dilakukan untuk mengkomunikasikan  pesan  melalui  media digital. Digital campaign merupakan salah satu  cara  yang  masih  efektif  digunakan oleh   para partai politik dalam memanfaatkan sistem teknologi informasi untuk menyebarluaskan pesan kepada khalayak luas tanpa bertatap muka.

New Media (Media Baru)

Menurut Mondry (dalam Siregar, Rizki, Agus 2017) new media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif, dan dapat berfungsi secara privat maupun public. Sedangkan menurut Lievrouw (dalam Siregar, Rizki, Agus 2017) mendefinisikan new media atau media online sebagai media yang didalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen,dalam artian konvergensi media didalamnya atau beberapa media dijadikan menjadi satu. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, interaktif dan tidak memihak. 

Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum dan lain-lain yang menggunakan komputer sebagai medianya. Penggunaan internet untuk kegiatan politik kini semakin marak di Indonesia. Setidaknya ada dua faktor yang membuat hal ini bisa terjadi. Pertama, adalah sistem politik di Indonesia yang semakin demokratis. 

 Pasca reformasi, berkembangnya pers, serta   kebebasan   untuk   berkumpul,   berserikat,   dan   menyatakan   pendapat   kian meningkat.  Alhasil,  siapapun  di  era  reformasi  ini  bebas  untuk  menggunakan  dunia maya sebagai artikulasi gagasan, ide, pemikiran, bahkan tuntutan dan tekanan kepada pemerintah atau penguasa. Kondisi ini melahirkan sebuah ruang publik yang berada di  dalam  dunia  maya.  Penguatan  demokrasi  terjadi  tidak  secara  offline,  namun  di ruang   siber.   

Faktor   kedua,   adalah   berkembangnya   Teknologi   Informasi   dan Komunikasi  (TIK)  dalam  media  massa.  Semakin  luasnya  perkembangan  ini  dalam media massa memberikan akses yang mudah bagi masyarakat. Masyarakat menjadi lumrah,  bahkan  sering,  menggunakan  teknologi  mesin  pencari  (search  engine), seperti Google, sebagai sumber utama informasinya. Sangat mudah bagi masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai lingkungannya karena media cetak, televisi, dan radio di Indonesia saat ini banyak yang sudah terintegrasi secara daring. Hal ini membuat  informasi  yang  beredar  di  masyarakat  menjadi  mudah  diakses,  termasuk informasi-informasi dengan konten politik (Heryanto, 2011: 154).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun