Mohon tunggu...
Indah Yuniarsih
Indah Yuniarsih Mohon Tunggu... Guru - Guru Produktif Farmasi & Apoteker

Profesi utama saya adalah seorang apoteker, karena latar belakang pendidikan saya adalah farmasi, selain itu saya juga berprofesi sebagai seorang guru produktif farmasi di SMK Farmasi Teladan Demak. Bagi saya, menjadi seorang guru maupun apoteker adalah pekerjaan yang sangat mulia dan penuh tantangan, ada tanggung jawab besar yang harus saya laksanakan dengan sepenuh hati, sebagai apoteker tanggung jawab utama saya adalah memberikan pelayanan prima dan edukasi yang tepat dan benar kepada pasien, memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang penggunaan obat yang tepat dan benar agar keselamtan pasien bisa terjamin. sebagai seorang guru, saya memiliki tanggung jawab bukan sekedar bagaimana cara agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan, melainkan ada tanggung jawab yang lebi besar, yaitu bagaimana menyiapkan mereka untuk siap menghadapi tantangan di dunia luar , menanamkan sikap atau attitude yang baik, menjadikan mereka orang yang selalu siap memperjuangkan diri dengan jujur, dan amanah, serta menumbuhkan kepercayaan diri dan kreativitas mereka,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Pemahaman Materi HOTS dan Kemampuan Numerasi Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran Pelayanan Kefarmasian

10 Desember 2022   12:13 Diperbarui: 10 Desember 2022   12:53 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menciptakan suasana belajar baru yang tidak monoton dan menarik bagi peserta didik, seperti penggunaan media video , PPt dan Ice breaking yang mampu membuat peserta didik merasa lebih nyaman dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi HOTS dan Kemampuan numerasi peserta didik merupakan salah satu tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik selama ini dinilai kurang efektif, karena selama ini peserta didik terbiasa hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru melalui metode ceramah, sehingga peserta didik kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terkesan membosankan dan monoton. Hal ini berpengaruh tehadap tingkat pemahaman peserta didik yang kurang baik terhadap materi yang diajarkan, khususnya pada kemampuan memahami materi HOTS dan kemampuan numerik peserta didik kelas XII Farmasi pada mata pelajaran Pelayanan Kefarmasian.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting bagi seorang guru untuk mencoba inovasi baru, mengganti model pembelajaran dan media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,  serta mengikuti perkembangan IPTEK yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran  seperti mengemukakan pendapat, menggali materi lebih dalam melalui literasi, dan uji coba lainnya. Melalui praktik pembelajaran ini, diharapkan mampu membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman materi HOTS dan kemampuan numerasinya ,serta dapat menjadi motivasi, referensi, serta inspirasi bagi rekan sejawat.

Menurut saya, seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada seluruh peserta didik yang dapat dijadikan bekal bagi peserta didik menghadapi tantangan  dalam kehidupan sehari -- hari maupun persiapan menghadapi ujian kompetensi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemilihan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan era digitalisasi, seperti: project based learning  dan problem based learning ,media PPT dan Video pembelajaran, serta penggunaan aplikasi Microsoft excel dan google drive diharapkan dapat menjadi solusi terbaik untuk membantu peserta didik  meningkatkan kemampuan dalam memahami materi HOTS dan kemampuan numerasi .

Penerapan Technological pedagogical content knowledge (TPACK) menjadi salah satu komponen penting untuk menyiapkan siswa menghadapi era digitalisasi dalam rangka menyiapkan penerjunan praktik kerja lapangan, dimana di era 5.0 ini, banyak sekali dunia industri sudah mulai menerapkan sistem aplikasi ataupun komputerisasi dalam kegiatan operasional di apotek, rumah sakit, maupun fasilitas pelayanan kefarmasian lain sebagai lahan praktik kerja siswa SMK Farmasi.

Pada praktik pembelajaran kali ini, saya mencoba menerapkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan pengerjaan LKPD yaitu dengan menggunakan Google Sheet, Microsoft Word, Microsoft Excel, PPT, namun, terdapat kendala dalam penerapannya terkait dengan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan aplikasi tersebut masih terbatas. Selain itu, jumlah siswa yang memiliki laptop hanya 8 anak dari 25 siswa. Sehingga siswa merasa penggunaan aplikasi ini membuat waktu pengerjaan LKPD semakin lama dan susah.

Berdasarkan hasil observasi, kajian literasi dan wawancara terhadap siswa dan rekan sejawat, maka penulis memutuskan untuk mengambil langkah -- langkah sebagai berikut:

Pemilihan Model Pembelajaran

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project based learning dan Problem based learning (PBL). Model ini dipilih karena pembelajaran berfokus pada siswa, siswa diajak untuk menggali lebih dalam materi yang akan dipelajari, siswa diharapkan aktif dalam menggali informasi melalui literasi baik menggunakan buku hand out maupun penelusuran secara online, selain itu siswa juga diharapkan lebih berani dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan karya mereka sendiri, karena mereka diberi kesempatan untuk mencari solusi atas permasalahan yang disajikan dengan bimbingan guru,  sehingga mereka akan lebih memahami konsep dari materi yang diajarkan yang akan berdampak pada peningkatan hasil pembelajarannya.

Pembagian Kelompok Diskusi

Selama pembelajaran, siswa dibagi menjadi kelompok kecil.  Pada siklus pertama diuji coba dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri atas lima siswa dalam satu kelompok. Masing -- masing kelompok berisi atas perwakilan siswa golongan nilai tinggi, menengah dan belum tuntas. Siklus kedua, siswa diberi kesempatan untuk memilih kelompok masing -- masing. Satu kelompok terdiri dari tiga -- empat siswa. Sedangkan untuk siklus ketiga dan keempat, pembagian kelompok dilakukan secara acak, satu kelompok terdiri atas tiga siswa.

Ice breaking

Penerapan Ice breaking pada sesi pembelajaran juga diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pemahaman siswa, melalui ice breaking siswa diharapkan merasakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, selain itu, dalam ice breaking akan melatih konsentrasi, koordinasi, dan kerjasama antar siswa melalui permainan.

Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipilih adalah PPT dan Video.  Video pembelajaran dibuat sendiri dengan menggunakan guru dan teman sekelas sebagai model dalam video dengan tujuan agar video lebih orisinil dan guru dapat memberikan contoh langsung terhadap siswa, sehingga diharapkan akan menambah motivasi dan inspirasi siswa untuk kreatif dalam mengembangkan metode belajar mereka, selain itu, digunakan juga contoh produk obat, faktur dan resep dokter agar siswa mendapat pengalaman langsung menggunakan alat peraga nyata sehingga mereka dapat gambaran nyata dan lebih mudah memahami materi, karena  tidak hanya membayangkan. 

Penerapan  pembelajaran inovatif ini dinyatakan berhasil, apabila mampu memberikan dampak  sebagai berikut:

Pemahaman peserta didik pada mata pelajaran pelayanan kefarmasian dengan materi pokok pemberian informasi cara penggunaan obat di apotek dan perhitungan harga jual obat yang dibuktikan pada hasil evaluasi pembelajaran siswa melampaui KKM

Siswa aktif dan tampak bersemangat selama proses pembelajaran yang dapat diamati secara langsung saat pembelajaran.

Pemilihan PBL dan PJBL, mampu meningkatkan keaktifan siswa dan menumbuhkan berfikir kritis, siswa terlihat aktif, serta berani mengungkapkan pendapat dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Pemilihan media pembelajaran berupa power point dan video yang ditampilkan efektif meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan yang dapat teramati dari hasil refleksi di akhir pembelajaran.

Pada saat refleksi pembelajaran, siswa menyatakan merasa senang dengan model pembelajaran yang baru diterapkan oleh guru, karena siswa merasa mendapat suasana baru, dan tidak monoton. Mereka juga merasa sangat terbantu dengan adanya video pembelajaran dan PPT karena siswa melihat secara langsung, selain itu, berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran, siswa terlihat aktif dan bersemangat  dari awal pembelajaran, saat diskusi dengan kelompok, hingga akhir pembelajaran.

Semangat siswa juga terlihat lebih meningkat setelah siswa diberikan ice breaking, mereka merasa dengan adanya ice breaking ini membantu melepaskan sedikit penat dan mengembalikan konsentrasi mereka setelah sebelumnya mereka menerima materi pembelajaran. 

Sistem pembagian  kelompok diskusi secara acak dengan jumlah maksimal tiga siswa dinilai adalah pembagian kelompok yang paling efektif, karena jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan mereka mereka merasa tidak dibedakan berdasar kemampuan intelegensi, sehingga mereka mampu saling bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik dalam penyelesaian tugas. Hal ini berbeda dengan sistem pembagian kelompok pada siklus pertama, dimana kelompok terdiri dari lima siswa, yang diambil dari perwakilan siswa nilai tertinggi, menengah dan kurang. Saat diskusi, nampak adanya ketidakseimbangan, siswa dengan nilai tertinggi dan menengah tampak lebih dominan saat diskusi, karena mereka merasa siswa dari perwakilan nilai rendah kurang efisien dalam mengerjakan LKPD, sedangkan siswa yang merasa memiliki nilai kurang, merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat dalam kelompoknya.

Kemampuan siswa dalam menggunakan aplikasi seperti Microsoft word, excel, google sheet, google drive, di masing -- masing siklus juga mengalami peningkatan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari durasi yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan LKPD online semakin cepat. Misalnya, pada siklus pertama siswa membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit untuk menyelesaikan LKPD menggunakan word dan Gdrive, sedang untuk LKPD numerasi pada siklus ketiga siswa membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit untuk menyelesaikan LKPD dengan jumlah soal sebanyak enam pada masing -- masing kelompok. Namun, pada siklus keempat siswa mampu menyelesaikan LKPD dalam waktu rata --rata 20 -- 25 menit dengan tepat dan benar. Selain itu, dari hasil wawancara awal, siswa merasa kesulitan menggunakan aplikasi tersebut, dan berharap pada siklus selanjutnya guru tidak akan lagi menerapkan penggunaan aplikasi tersebut , tapi pada siklus ketiga, hasil wawancara siswa menyatakan bahwa mereka sangat senang dan terbantu dengan pemanfaatan aplikasi tersebut dalam mengerjakan LKPD karena dinilai lebih efisien.

Berdasarkan hasil nilai pengetahuan, dan keterampilan (LKPD) yang didapatkan pada tiap siklus, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan baik secara individual maupun rata -- rat kelas. Hasil nilai rata -- rata yang didapatkan dari tiap siklus terus mengalami peningkatan yang signifikan, mulai dari 74, meningkat menjadi 91 dan pada siklus terakhir nilai rata -- rata naik menjadi 95. Selain itu, jumlah siswa yang mendapat nilai tidak tuntas terus menurun hingga pada siklus terakhir 100 % siswa dinyatakan mendapat nilai tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dan PJBL mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi HOTS dan Kemampuan numerasi siswa kelas XII Farmasi pada mata pelajaran Pelayanan Kefarmasian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun