Ice breaking
Penerapan Ice breaking pada sesi pembelajaran juga diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pemahaman siswa, melalui ice breaking siswa diharapkan merasakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, selain itu, dalam ice breaking akan melatih konsentrasi, koordinasi, dan kerjasama antar siswa melalui permainan.
Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dipilih adalah PPT dan Video.  Video pembelajaran dibuat sendiri dengan menggunakan guru dan teman sekelas sebagai model dalam video dengan tujuan agar video lebih orisinil dan guru dapat memberikan contoh langsung terhadap siswa, sehingga diharapkan akan menambah motivasi dan inspirasi siswa untuk kreatif dalam mengembangkan metode belajar mereka, selain itu, digunakan juga contoh produk obat, faktur dan resep dokter agar siswa mendapat pengalaman langsung menggunakan alat peraga nyata sehingga mereka dapat gambaran nyata dan lebih mudah memahami materi, karena  tidak hanya membayangkan.Â
Penerapan  pembelajaran inovatif ini dinyatakan berhasil, apabila mampu memberikan dampak  sebagai berikut:
Pemahaman peserta didik pada mata pelajaran pelayanan kefarmasian dengan materi pokok pemberian informasi cara penggunaan obat di apotek dan perhitungan harga jual obat yang dibuktikan pada hasil evaluasi pembelajaran siswa melampaui KKM
Siswa aktif dan tampak bersemangat selama proses pembelajaran yang dapat diamati secara langsung saat pembelajaran.
Pemilihan PBL dan PJBL, mampu meningkatkan keaktifan siswa dan menumbuhkan berfikir kritis, siswa terlihat aktif, serta berani mengungkapkan pendapat dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Pemilihan media pembelajaran berupa power point dan video yang ditampilkan efektif meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan yang dapat teramati dari hasil refleksi di akhir pembelajaran.
Pada saat refleksi pembelajaran, siswa menyatakan merasa senang dengan model pembelajaran yang baru diterapkan oleh guru, karena siswa merasa mendapat suasana baru, dan tidak monoton. Mereka juga merasa sangat terbantu dengan adanya video pembelajaran dan PPT karena siswa melihat secara langsung, selain itu, berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran, siswa terlihat aktif dan bersemangat  dari awal pembelajaran, saat diskusi dengan kelompok, hingga akhir pembelajaran.
Semangat siswa juga terlihat lebih meningkat setelah siswa diberikan ice breaking, mereka merasa dengan adanya ice breaking ini membantu melepaskan sedikit penat dan mengembalikan konsentrasi mereka setelah sebelumnya mereka menerima materi pembelajaran.Â
Sistem pembagian  kelompok diskusi secara acak dengan jumlah maksimal tiga siswa dinilai adalah pembagian kelompok yang paling efektif, karena jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan mereka mereka merasa tidak dibedakan berdasar kemampuan intelegensi, sehingga mereka mampu saling bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik dalam penyelesaian tugas. Hal ini berbeda dengan sistem pembagian kelompok pada siklus pertama, dimana kelompok terdiri dari lima siswa, yang diambil dari perwakilan siswa nilai tertinggi, menengah dan kurang. Saat diskusi, nampak adanya ketidakseimbangan, siswa dengan nilai tertinggi dan menengah tampak lebih dominan saat diskusi, karena mereka merasa siswa dari perwakilan nilai rendah kurang efisien dalam mengerjakan LKPD, sedangkan siswa yang merasa memiliki nilai kurang, merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat dalam kelompoknya.