Mohon tunggu...
Indah NurvitaSari
Indah NurvitaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IAIN Kediri

Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri Jurusan Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Bimbingan Belajar sebagai Solusi Pembelajaran Daring Selama Masa PPKM di Tengah Pandemi Covid-19 (Pengabdian Masyarakat di Dusun Dawuhan Desa Kawedusan Tahun 2021)

16 Agustus 2021   10:45 Diperbarui: 16 Agustus 2021   12:27 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan KKN-DR adalah Participatory Action Research (PAR). Participatory Action Research (PAR) adalah sebuah metode penelitian yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat secara partisipatif dengan tujuan untuk mendorong timbulnya aksi-aksi transformatif untuk menjadikan kondisi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi menjadi tiga pilar utama metode PAR. Dalam pelaksanaannya, PAR mengacu pada metodologi penelitian tertentu yang dapat mendorong timbulnya aksi transformatif dan mampu melibatkan banyak masyarakat maupun anggota komunitas sebagai pelaksana metode PAR.

Di dalam metode PAR, peneliti dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Peneliti berbaur ke dalam masyarakat dan bersama-sama melakukan metode PAR. PAR tidak membahas disiplin ilmu yang ada di luar budaya masyarakat, melainkan membahas kondisi masyarakat menurut sistem makna yang berlaku di dalamnya. Metode PAR harus memihak kelompok yang lemah, miskin, dirugikan, dan menjadi korban. PAR berfokus pada perubahan situasi, peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengubah kondisi mereka menjadi lebih baik.

Tahapan kegiatan PAR terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Di dalam tahap perencanaan, peneliti membuat kelompok PAR, merencanakan PAR, membuat pemetaan wilayah, membuat analisa resiko, membuat analisa awal kasus komunitas, mencari kontak, membuat strategi, mempersiapkan fisik yang prima, dan membuat persiapan logistik yang memadai. Di dalam tahap pelaksanaan, peneliti harus turun ke lapangan dan live in, membangun kontak, mengumpulkan data, membuat analisa kasus struktural, dan membuat susunan rencana aksi. Di dalam tahap evaluasi, peneliti melakukan evaluasi PAR secara keseluruhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Coronavirus tergolong virus RNA yang memiliki ukuran partikel 120-160 nm. Virus jenis ini banyak menyerang hewan, seperti kelelawar dan unta. Sebelum Covid-19 mewabah, terdapat 6 varians coronavirus yang mampu menyerang imunitas manusia, diantaranya alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Covid-19 merupakan coronavirus yang masuk ke dalam genus betacoronavirus. Berdasarkan hasil analisis filogenetik, virus ini memiliki kesamaan dengan coronavirus yang menyebabkan Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada tahun 2002 hingga 2004 atau disebut juga dengan Sarbecovirus. Maka dari itu, International Committee on Taxonomi of Viruses menyebut virus ini dengan nama SARS-CoV-2.

Menurut Fathiyah Isbaniah (2020), virus Corona tergolong virus yang menyebabkan penyakit dengan gejala ringan hingga berat. Menurut penyebabnya, Corona termasuk virus yang ditularkan dari hewan ke manusia (virus zoonosi), maksudnya sebelum menginfeksi dan menular ke manusia, virus Corona sudah bermutasi. Di akhir tahun 2019 terjadi infeksi dan penularan virus Corona hingga menjadi masalah serius dan ditetapkan sebagai bencana global. Virus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China. Virus ini telah menginfeksi kurang lebih 65 negara dan menyebabkan kematian hingga 200.000 jiwa. Virus Corona memiliki gejala yang hampir sama dengan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Ketiganya sama-sama menyebabkan pneumonia, namun karakteristik ketiganya berbeda (Anshuman Sweda, 2020). Resiko kematian virus Corona lebih rendah daripada SARS dan MERS, namun virus ini masih tergolong virus yang berbahaya, karena virus ini sangat mudah menyebar dan sulit dideteksi. Virus ini sangat rentan terhadap orang yang memiliki imunitas tubuh rendah.

Electronic Learning (e-learning) tergolong teknologi pembelajaran yang cukup baru di Indonesia. E-learning berasal dari dua kata, yaitu ‘e’ dan ‘learning’. ‘E’ adalah singkatan dari ‘electronica’ sedangkan ‘learning’ memiliki arti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang memakai jasa perangkat elektronika. E-learning adalah sebuah metode pembelajaran yang bersifat student centered. Menurut Hayati (2020), penggunaan e-learning bertujuan untuk memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan bahan ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian siswa, dan komunikasi antara guru dengan siswa maupun antar siswa.

Beleving (2016) membagi dua persepsi dasar tentang e-learning, yaitu:

1.Electronic based learning, yang memiliki arti pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai medianya, khususnya segala bentuk media elektronik. Dalam menunjang proses pembelajaran, internet bukan satu-satunya media yang dapat digunakan. Namun, segala media elektronik berupa film, video, kaset, OHP, Slide, LCD, proyektor, dan semacamnya juga dapat digunakan.

2.Internet Based, berarti bahwa internet yang bersifat online dijadikan sebagai media utama pembelajaran. Maksudnya, e-learning harus menggunakan komputer yang dihubungkan ke internet. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan oleh peserta didik yang memiliki komputer dan terhubung ke internet tanpa batasan ruang dan waktu.

Dalam pembelajaran daring, teknologi internet diutamakan sebagai media pembelajaran. Hal ini didukung oleh pernyataan Koran (2002) yang mengungkapkan bahwa e-learning adalah proses belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronik seperti LAN. WAN, maupun internet dalam rangka untuk menyampaikan isi pembelajaran, diskusi, bimbingan hingga penilaian. Menurut Rosemberg (2001), pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang mengutamakan penggunaan internet sebagai media untuk mengirimkan serangkaian solusi yang mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan Campbell (2002) yang menyatakan bahwa pembelajaran daring mengutamakan penggunaan internet dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun