interpretasi yang ketat, dapat membawa peneliti untuk memahami fenomena apa adanya, secara menyeluruh dan sistematis terutama dalam menjelaskan identitas tanpa mengabaikan aspek objektivitasnya. Fenomenologi berpijak pada persepsi bahwa teknologi (alat) telah tertanam dalam budaya, dan melalui alat itu manusia melakukan aktivitasnya. Dalam penelitian ini, alatÂ
yang dimaksud adalah Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK) dengan segala ketentuannyaDengan menggunakan metode kualitatif fenomenologi hermeneutik, penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam praktiknya, pencatatan akuntansi pada awal transaksi murabahah bil wakalah mencerminkan secara langsung kepemilikan aset murabahah oleh bank. Padahal,Â
sebelum aset menjadi milik bank (yang diwakili oleh nasabah), ada akad sebelumnya yaitu "wakalah". Terjadinya akad wakalah ini tidak termasuk dalam pembukuan. Oleh karena itu, jika hanya melihat catatan pembukuan suatu bank, tidak mungkin memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu transaksi dengan akad murabahah bil wakalah. Sedangkan dalamÂ
perhitungan akuntansi dengan menggunakan akad musyarakah mutanaqisah, perlakuan akuntansi yang mengakui pembiayaan musyarakah, maka dalam penyajiannya tentu terdapat Laporan Posisi Keuangan (neraca) yang menunjukkan pembiayaan musyarakah secara keseluruhan.
Pada akhirnya hermeneutika juga memiliki cabang yang disebut sebagai hermeneutika kritis (Kinsella 2006; Roberge 2011). ArgumennyaÂ
adalah bahwa dalam interpretasi kualitatif dokumen di bawah pendekatan hermeneutik, ketidakpastian dan ambiguitas mungkin muncul. Hermeneutika kritis digunakan untuk memperdebatkan dan menyelesaikan ambiguitas semacam itu dalam penelitian kualitatif.
Sumber:
Borun, D., Bora, T., Semiotica vizualului -- Partea I: Semiotic, limbaj i comunicareintercultural, Suport de curs pentru studenii Universitii Naionale de Arte, Facultatea de Arteplastice, Bucureti, 2007,www.scribd.com
Cunningham, Lawrence A. (2003b), 'Semiotics, Hermeneutics and Cash: An Essay on the True and Fair View',. North Carolina Journal of International Law and  Fair ViewÂ
Gadamer H.G., Aesthetics and Hermeneutics, [online] http://thinkingtogether. org/rcream/archive/old/S2005/127/gadamer.pdf [accessed: 10.06.2016].
Riduwan, A.; I. Triyuwono, G. Irianto dan U. Ludigdo (2009), Semiotika Laba Akuntansi: Studi Kritikal-Posmodernis Derridean, Prosiding, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII, Palembang, 4-6 November