Periode modern di Amerika Serikat merupakan masa yang penuh dengan transformasi sosial yang mendalam. Dimulai dari awal abad ke-20, negara ini mengalami perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk industrialisasi, urbanisasi, dan gerakan hak sipil. Perubahan-perubahan ini tidak hanya mempengaruhi struktur ekonomi dan politik, tetapi juga membentuk identitas dan nilai-nilai sosial masyarakat Amerika. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana berbagai faktor seperti perkembangan teknologi, perubahan demografis, dan pergeseran budaya telah berkontribusi pada dinamika sosial Amerika di era modern, serta dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari dan persepsi masyarakat terhadap identitas nasional mereka.
MODERNISME DI AMERIKA
Pada tahun 1913, goncangan awal modernisme mencapai Amerika dalam bentuk pertunjukkan Armori yang dipentaskan di New York City, gedung yang awalnya digunakan sebagai tempat operasi militer. Pameran seni tersebut dipenuhi oleh seni lukis abstrak dari para seniman Eropa dan Amerika yang kurang terkenal. Salah satu pelukis Perancis radikal Marcell Duchamp memamerkan lukisan abstrak seorang wanita telanjang; dan tiga tahun kemudian dia memamerkan sebuah kloset yang dipasang terbalik dan ditandatangani "R. Mutt"
Ketika William Carlos Williams melihat lukisan Duchamp, dia tertawa terbahak-bahak. Tawa tersebut menampilkan berbagai emosi dan di belakangnya telah berkembang sebuah kerangka budaya baru. Williams maupun Duchamp menginginkan seni dan puisi memiliki hubungan dengan kehidupan serta objek sehari-hari meskipun hal tersebut dapat menyerang konvensi budaya yang telah mapan. Untuk mendefinisikan modernisme merupakan sesuatu yang sulit. Barangkali yang paling jelas adalah inovasi- inovasi stilistiknya, keinginannya untuk mendobrak tatanan dan bentuk- bentuk tradisional, mencampur teknik tulisan serta bereksperimen untuk menantang tata nilai masyarakat. Definisi yang lebih terfokus secara historis, mengatakan bahwa gerakan kesenian dimana kesadaran diri seniman mengenai pertanyaan tentang bentuk dan struktur diutamakan. Secara ringkas modernisme menuntut pertimbangan kembali pemahaman tentang pusat dan pinggiran.
Salah satu kesepakatan tentang Modernisme adalah gerakan budaya yang dominan dalam seni internasional dari awal abad ke-20 hingga akhir Perang Dunia Kedua. Banyak penulis Amerika seperti Ernest Hemingway, Theodore Dreiser, dan Jean Toomer mendukung modernisme. Mereka percaya bahwa seniman lebih sensitif dan penting daripada orang biasa, dan seni bisa menyelamatkan kehidupan urban dan masyarakat industri yang tidak peka. Gaya penulisan baru muncul untuk menemukan gagasan baru, menciptakan apa yang disebut kritikus sebagai tradisi baru.Â
Eksperimentalisme adalah prinsip utama, meskipun tidak semua penulis mematuhinya. Penulis Afrika-Amerika dan penulis pribumi Amerika kadang-kadang kembali ke materi tradisional untuk mempertahankan warisan budaya mereka. Â Modernisme mengandung unsur kontradiktif, mengusung nilai demokratis dan menentang nilai hierarkis seperti stabilitas individual dan kepentingan keluarga patriarkis. Modernisme juga bersifat politis karena mengklaim seniman tidak perlu merangkul orang biasa, sehingga tidak dianut sepenuhnya oleh penulis Afrika-Amerika, pribumi Amerika, maupun imigran. Salah satu isu utama modernisme adalah perjuangan untuk ekspresi yang lebih bebas dalam hal seksual dan politis.
Perjuangan untuk ekspresi bebas, terutama dalam hal seksual dan politis, adalah isu utama modernisme. Banyak penulis Amerika yang mengalami keterasingan dalam upaya ini. Kondisi represif saat itu memicu gerakan perubahan budaya seperti Woman's Liberation yang memperjuangkan akses pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan.
Seni modern dan masyarakat modern sering mempertanyakan otoritas dan nilai-nilai tradisional, terutama pada tahun 1920-1930. Kehidupan kota yang cepat membutuhkan pandangan baru untuk menggambarkan perubahan sosial dan industrial yang terjadi. Fiksi Amerika berkembang seiring perubahan sosial, sering mengabaikan tempat penting namun tetap menghidupkan semangat regionalisme.
Pada tahun 1920, populasi kota New York tumbuh pesat, pembangunan terowongan mendorong perkembangan kota menjadi megalopolis. Budaya modernisme menonjol dengan gagasan runtuhnya otoritas lama dan digantikan oleh otoritas individual.
MODERNISME DAN DIRI
Gertrude Stein menyebut Hemingway dan penulis seangkatannya sebagai generasi yang hilang, mengacu pada keterasingan setelah Perang Dunia I. Tema ini juga muncul dalam karya Eliot, Bogan, dan Hughes. Stein mengacu pada kondisi pasca perang, Eliot pada ketidakamanan seksual dan sosial, dan Hughes pada diskriminasi rasial. Perang menyebabkan banyak korban jiwa dan kehancuran massal, yang memperkuat rasa absurditas dan keterasingan.
Amerika mungkin lolos dari kerusakan fisik besar, tetapi ketakutan terhadap perang tetap ada. Salah satu cara memahami keterasingan adalah dengan melihat bagaimana konsep diri berubah dalam dunia modern. Perubahan kesadaran diri ini sering membawa kebingungan, keragu-raguan, dan pertanyaan tentang identitas.
Banyak seniman modern mengekspresikan perasaan keterasingan mereka melalui berbagai latar fisik atau bentuk artistik yang menunjukkan perbedaan dan keunikan individual. Mereka menggunakan seni untuk memberikan kejelasan tentang pandangan-pandangan mereka dalam menghadapi dunia yang berubah dan penuh ketidakpastian.
MODERNISME DAN GERAKAN NEGRO BARU
Terdapat hubungan yang rumit antara gerakan modernisme dengan Harlem Renaissance (Kelahiran kembali Harlem). Pada periode setelah Perang Dunia I (PD I) sampai masa depresi banyak karya sastra baik dala bentuk puisi, prosa, drama dan esai dihasilkan oleh sekelompok penuli Afrika-Amerika yang berbakat. Kebanyakan dari mereka seperti Jean Toorman terkenal sampai keluar Harlem melalui kemunculannya dalam penerbitan-penerbitan kulit putih yang terkemuka. Kelahiran kembali Harlem ini kadangkala diacu sebagai New Negro Movement (Gerakan Negro Baru), sebagian sebagai hasil dari esai dan antologi dari Alain Locke yang menggunakan istilah ini. Sejarah kelahiran kembali Harlem mulai dari penerbitan karya Du Bois The Souls of Black Folks (1903). Du Bois adalah salah satu pendiri NAACP (National Association for the Advancement of Colour People), dan penyunting majalah Crisis yang banyak menerbitkan karya-karya para penulis penting dari gerakan kelahiran kembali Harlem. Para seniman kulit hitam menghadapi pertanyaan tentang keadilan sosial dan bentuk estetik dalam cara-cara tertentu.
MODERNISME DAN DAERAH SELATAN
Modernisme, yang mencakup periode 1910-1945, adalah gerakan yang beragam. Gerakan Fugitive Agrarian pada 1920-1930 di daerah selatan menjadi contoh kontradiksi dalam modernisme, menciptakan kreativitas. Tokoh seperti Eliot, seorang penyair dan kritikus budaya pada 1920-an, menyulut Gerakan Selatan. Penyair lain seperti John Crowe Ransom, Donald Davidson, Allen Tate, dan Robert Penn Warren, mencari puisi yang berakar pada sejarah dan tokoh regional.
Sentralisasi dan federalisasi kehidupan sosial politik di Amerika selama masa depresi membuat agenda gerakan agraris gagal menarik perhatian luas, termasuk petani daerah selatan. Para penulis kemudian kembali fokus pada puisi dan kritik sastra. Pada akhir 1930-an, mereka memperkenalkan New Criticism dan definisi historis sastra mereka sendiri, yang mulai menguatkan posisi gerakan kelahiran kembali daerah selatan dalam sastra Amerika. Kesuksesan William Faulkner memenangkan Hadiah Nobel pada 1950 membuat gerakan ini mendunia
MODERNISME, BUDAYA POP DAN MEDIA
Modernisasi industri membawa berbagai bentuk komunikasi baru. Banyak seniman tertarik pada media dan representasi diri, bahkan mengejar karier di berbagai media seperti iklan dan film. Hal ini menunjukkan pengaruh media dalam pembentukan budaya populer. Sastra modern mencoba menghubungkan dirinya dengan budaya yang lebih luas, sehingga modernisme berinteraksi dengan seni populer.
Modernisme menjadi istilah yang lebih luas seperti classicism dan romanticism. Penulis modernis sering dianggap memiliki tema dan gaya khas dari awal abad ke-20 hingga Perang Dunia II. Mereka juga mengangkat isu-isu modern melalui prosa, termasuk masalah sosial seperti rasialisme yang dibahas dalam esai, novel, dan autobiografi.
KESIMPULAN
Periode modern di Amerika Serikat penuh dengan transformasi sosial yang mendalam, termasuk industrialisasi, urbanisasi, dan gerakan hak sipil. Modernisme, sebagai gerakan budaya dominan dari awal abad ke-20 hingga akhir Perang Dunia Kedua, memiliki pengaruh besar dalam seni dan sastra. Penulis seperti Hemingway dan Toomer mendukung modernisme, yang mengusung nilai demokratis dan kebebasan ekspresi, meskipun tidak selalu diterima oleh semua kelompok sosial.
Gerakan Modernisme terwujud dalam berbagai bentuk, seperti Gerakan Fugitive Agrarian di selatan dan Harlem Renaissance, yang menonjolkan isu rasial dan sosial. Modernisme juga berkaitan dengan perkembangan budaya populer dan media, dengan banyak seniman bekerja di berbagai bidang seperti iklan dan film.
Secara keseluruhan, modernisme adalah gerakan yang beragam dan kompleks, yang mencerminkan perubahan besar dalam masyarakat Amerika selama periode ini, termasuk perubahan dalam identitas dan nilai-nilai sosial. Para seniman menggunakan seni untuk mengekspresikan perasaan keterasingan dan kebingungan, sekaligus mencari cara baru untuk memahami dunia modern yang terus berubah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI