Mohon tunggu...
inayatussarofah
inayatussarofah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nak cumel cinta ultraa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikhlas dalam Beramal

24 Desember 2024   22:25 Diperbarui: 24 Desember 2024   22:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Ikhlas memiliki arti sesuatu yang tulus dari hati menjadi bersih dari kotoran. Secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha allah dalam melakukan segala sesuatu tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Bagi muslim sejati makna ikhlas berarti ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan dan jihadnya hanya untuk Allah SWT. Kedudukan ikhlas dalam sabda Rasulullah "ikhlas lah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit" dan dalam hadits lain Rasulullah bersabda "sesungguhnya allah swt tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya". Ikhlas  sangat  penting  dalam  melakukan  amal  perbuatan.  Bahkan  sudah menjadi pandangan umum, sesuatu yang dilakukan tanpa keikhlasan akan dipandang tidak bernilai sebagai kebaikan dalam pandangan manusia maupun Allah SWT. Ikhlas tanpa kebenaran dan pembuktian laksana debu yang berterbangan di angkasa. Karena itu, jika melakukan aktifitas apapun  hendaknya disertai dengan keikhlasan,  sebab dengan itu Allah SWT akan membalasnya dan akan mendapatkan apa yang diniatinya.

A. Pengertian Ikhlas dalam Beramal

Pengertian Ikhlas dalam amal terdapat banyak pendapat dari para ulama'. menurut Syeh Ruwaim Ikhlas adalah mengerjakan segala sesuatu dengan tanpa mengharapkan imbalan baik didunia maupun akhirat (al-Ghazali, Juz 1:27). Sedangkan Imam Junaid memberikan definisi ikhlas sebagai perbuatan menjernihkan amal dari hal-hal yang mengotorinya (al-Ghazali, Juz 1 :370), dengan demikian seseorang yang melakukan amal ibadah tidak bisa dianggap ikhlas selama dalam hatinya masih terselip perasaan amal ibadahnya akan dilihat oleh manusia atau hewan, karena hal ini masih mengandung indikasi riya', kecuali dia menghendaki agar amal ibadahnya diteladani.

Menurut bahasa ikhlas diartikan dengan bersih, suci. Sedangkan menurut terminologi, ikhlas berarti sebagai niat yang murni semata-mata mengharap penerimaan dari Allah Swt dalam melaksanakan sebuah perbuatan, dengan tidak menyekutukan Allah Swt dengan yang lain (Qalami, 2003). Sedangkan secara kontekstual, ikhlas berarti beramal dengan tidak menyekutukan Allah Swt dengan yang lainnya, memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak niat tersebut dengan hanya mengharap ridha Allah Swt semata.

Ikhlas adalah melakukan amal kebajikan semata-mata hanya karena Allah SWT. Niat saja tidak cukup tanpa disertai keikhlasan di dalamnya. Secara bahasa ikhlas berarti bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu yang bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas ialah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah SWT saja dan tidak menyekutukan-Nya. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Atau bisa juga diartikan dengan menyengajakan perbuatan semata-mata untuk mencari keridhaan Allah dan memurnikan perbuatan dari segala bentuk kesenangan duniawi. Ikhlas merupakan amalan hati yang perlu mendapatkan perhatian khusus secara mendalam dan dilakukan secara terus menerus. Baik ketika hendak beramal, sedang beramal, maupun ketika sudah beramal.

Ikhlas juga disebut "ma'un khalish" yang artinya air putih, jernih, tidak tercampur dengan apapun. Sifat ikhlas merupakan bentuk dari cinta dan kasih sayang. Cinta yang putih adalah bentuk keikhlasan yang tak ingin menjadi rusak karena tercampur hal lain selain terpenuhinya dengan cinta. Hakikat ikhlas tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena tempat ikhlas adalah hati. Hanya diri seseorang dan Allah yang mengetahui ikhlas atau tidaknya seseorang.

Ikhlas sangat penting dalam melakukan amal perbuatan. Bahkan sudah menjadi pandangan umum, sesuatu yang dilakukan tanpa keikhlasan akan dipandang tidak bernilai sebagai kebaikan dalam pandangan manusia maupun Allah SWT. Ikhlas tanpa kebenaran dan pembuktian laksana debu yang berterbangan di angkasa. Karena itu, jika melakukan aktifitas apapun hendaknya disertai dengan keikhlasan, sebab dengan itu Allah SWT akan membalasnya dan akan mendapatkan apa yang diniatinya.

Sikap ikhlas, niat tulus kepada Allah SWT, menjadi syarat dan dasar semua amal ibadah. Amal yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan mendapat ridha dan balasan dari Allah dan sekaligus berdampak baik bagi diri dan lingkungan sosialnya. Sebaliknya, jika beramal dengan tidak ikhlas atau pamer hanya untuk mendapat pujian dari orang lain, meski bisa berdampak baik bagi orang lain, tetapi akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan tidak akan mendapat ridha dari Allah SWT

Untuk menerapkan ikhlas dalam kehidupan, kita bisa melakukan beberapa hal, seperti menguatkan niat dalam hati untuk belajar ikhlas, Selalu berpikir positif dan hindari suudzon, Bergaul dengan orang-orang yang bertakwa, Menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran

B. Ayat Al-qur'an Terkait dengan Ikhlas dalam Beramal

a. Ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang keikhlasan dalam beramal adalah dari

Surah Al-Bayyinah ayat 5:

" "

Artinya:

"Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya, lagi teguh dalam agama, dan agar mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al- Bayyinah: 5)

Sebab turunnya ayat ini terkait dengan perintah Allah SWT kepada umat muslim untuk meluruskan niat dan ibadah mereka hanya kepada-Nya dengan ikhlas. Ayat ini menegaskan bahwa inti ajaran agama yang benar, baik itu dalam islam maupun agama-agama sebelumnya (Yahudi dan Nasrani), adalah mengesakan Allah SWT, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat dengan penuh keikhlasan.

b. QS. Al-Insan ayat 9

Artinya:

"Sesungguhnya kami member makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah SWT. Kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (QS. Al-Insan: 9)

Ayat ini menegaskan sifat tanpa pamrih dari amal dan pengabdian orang-orang beriman. Hal ini terungkap ketika nabi dan para sahabatnya member makan kepada orang miskin dan yang membutuhkan tanpa mengharap imbalan apapun. Tindakan ini menunjukkan niat tulus mereka untuk membantu orang lain semata- mata demi Allah, dan bukan untuk mendapat imbalan materi atau pengakuan dari orang lain.

c. QS. Al-Kahf ayat 110

Artinya:

"Katakanlah: 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, bahwasannya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya,"

Ayat ini diturunkan sebagai jawaban atas pertanyaan yang di ajukan oleh orang- orang musyrik kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka meminta agar nabi menunjukkan  mukjizat  sebagai  tanda  kenabiannya.  Dalam  konteks  ini,  ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad hanyalah seorang manusia biasa yang diutus untuk menyampaikan wakyu dan mengajak kepada tauhid. Ayat ini menekankan pentingnya amal yang baik dan menghindari syirik dalam beribadah kepada Allah.

C. Hadits Terkait Tentang Ikhlas dalam Beramal

Berikut beberapa hadits yang terkait dengan ikhlas dalam beramal 

a. Hadits riwayat bukhari dan muslim

: :

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada allah dan rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnyauntuk dunia yang ingin di perolehnya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits menekankan pentingnya niat dalam setiap amal, yang menunjukkan bahwa keikhlasan dan tujuan yang baik dalam beramal sangatlah penting.

b. Hadits riwayat muslim

:

"Sesungguhnya allah tidak melihat kepada bentuk tubuh dan rupa kamu, tetapi allah melihat kepada hati kamu dan amal perbuatan kamu." (HR. Muslim)

Hadits ini menekankan pentingnya niat dan keikhlasan dalam setiap amal yang dilakukan. Allah tidak hanya menilai dari segi luaran tetapi juga dari segi niat dan keikhlasan hati seseorang.

c. Hadits riwayat bukhari

:

(

Muhammad ibn Katsir telah menceritakan kepada kita, Sufyan telah menceritakan kepada kita, dari 'Amasyi dari Abi Wail dari Abi Musa berkata : Telah datang seseorang kepada Nabi SAW maka ia bertanya : "Wahai Rasulullah SAW, seseorang

berperang karena kekesatriaaan, seseorang berperang supaya posisinya dilihat oleh orang, dan seseorang berperang karena ingin mendapatkan pujian? Rasulullah SAW menjawab "Barang siapa yang berperang karena ingin menegakkan kalimatullah, maka dia fi sabilillah." (HR. Bukhari).

Dari penjelasan hadits-hadits tersebut, dapat dijelaskan bahwa semua amal dan ibadah  tidak  akan  diterima  oleh Allah  SWT,  kecuali  disertai  dengan  keikhlasan. Karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amal dan ibadah manusia.

D. Pandangan Ulama terkait Ayat Al Qur'an yang Terkait 

1. Q.S Al-Bayyinah ayat 5

Menurut Buya Hamka dalam tafsirnya yaitu tafsir Al-Azhar oleh, surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah menyembah dan larangan menyekutukan Allah SWT sebagai Tuhan. Selain itu, hendaknya segala amal, ibadah, dan perbuatan yang berkaitan dengan agama dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT. "Itulah yang dinamai agama Hanif jamaknya Hunafa'u. Yaitu condong kepada kebenaran, laksana jarum kompas, ke mana pun ia diputarkan, namun jarumnya selalu condong ke utara. Demikianlah hendaknya hidup manusia, condong kepada yang benar, tidak dapat dipalingkan kepada yang salah,".

2. Q. S. Al-Insan ayat 9

Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya Q. S. Al-Insan ayat 9 menyatakan bahwa Mereka berkata di dalam hati, "Sungguh, kami memberi makan kalian hanya untuk mendapatkan rida Allah. Kami sama sekali tidak mengharapkan balasan atau hadiah dari kalian, juga bukan untuk mendapatkan pujian dari kalian.

Menurut Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli dan Imam Jaluddin As-Suyuthi, dalam kitab tafsir jalalain mengatakan bahwa (Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah demi karena Allah) demi untuk mengharapkan pahala-Nya (kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terima kasih) berterima kasih atas pemberian makanan itu. Apakah mereka benar-benar mengucapkan demikian ataukah hal itu telah diketahui oleh Allah kemudian Allah memuji mereka. Sesungguhnya dengan masalah ini ada dua pendapat.

3. Q.S. Al-Kahf ayat 110

Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya Q.S. Al-Kahf ayat 110 menyatakan bahwa Katakan pula kepada manusia, "Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan apa yang telah diajarkan Allah kepadaku. Allah mewahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Maka barangsiapa mengharap berjumpa dengan Allah dan mendapatkan pahala-Nya, hendaknya ia mengerjakan perbuatan yang baik dengan ikhlas dan menjauhi kemusyrikan dalam beribadah."

Quraish Shihab menekankan dua aspek penting dalam ayat ini tentang kesadaran dan kemanusiaan dan amal saleh ayat ini menunjukan pentingnya beramal saleh yang merjuk kepada perbuatan baik, menghidari kemusyrikan terutama dalam hal beribadah.

E. Analisa Tentang Ikhlas dalam Beramal

Ikhlas dalam beramal adalah sifat yang penting untuk dimiliki dalam beribadah agar amalan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan azab di dunia maupun akhirat. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang ikhlas dalam beramal:

a. Ikhlas adalah lawan dari riya, yaitu melakukan amal ibadah semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah SWT, bukan untuk mencari penghargaan dan pengakuan dari manusia.

b. Ikhlas berasal dari bahasa Arab, yaitu kata "kha-la-sha" yang berarti bersih, murni, dan jernih.

c. Ikhlas merupakan perkara terpenting dalam amalan hati yang sangat erat kaitannya dengan pengertian iman.

d. Ikhlas dalam beramal akan membuat hati senantiasa tenteram, damai, dan bahagia.

e. Amal yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun