Mohon tunggu...
Inayah Hanum
Inayah Hanum Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai dunia tanaman. Tapi juga mulai menyukai menulis dan bergabung di grup-grup menulis. Orang bilang saya pendiam. Namun, dalam diam saya ingin mempunyai karya. Harapan saya saat ini bisa mengajak anak didik saya juga menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencoba Tegar

21 Agustus 2022   22:46 Diperbarui: 21 Agustus 2022   22:52 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bertumpuk kisah lara tak berjeda. 

Hingga memenuhi dan menyesakkan dada. 

Hanya pada-Mu tempat meminta. 

Karena tiada sesiapa. 

Yang siap menampung segala rasa. 

Kadang memilih diam menjadi kekasih. 

Karena untaian kata kadang jadi selisih. 

Mencoba terus berhati bersih. 

Hingga jiwa tegar tak perlu bersedih. 

Namun, jika diam terus bertakhta. 

Kapan tiba masa merajut cinta. 

Agar bahagia selalu tercipta.  

Tak hanya status semata. 

Duhai,  pemilik jiwa. 

Damaikanlah dua hati yang benyawa. 

Agar sedih dan duka berganti tawa. 

Hingga terwujud keluarga yang samawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun