Mas, memang benar apa katamu dahulu
Tak usah pacaran, adikku
Jika kau tak ingin pikiranmu terkuras berjalan-jalan tak tentu arah
Memikirkan dia yang bukan mahrommu
Â
Mas, memang benar apa katamu dahulu
Tak usah pacaran sampai ada yang melamarmu, adikku
Agar kau fokus dalam mencari ilmu
Â
Mas, memang benar apa katamu dahulu
Tak usah pacaran, adikku
Pacaran tak membuatmu semangat belajar
Malah membuat prestasimu hancur tak karuan
Â
Mas, memang benar apa katamu dahulu
Tak usah pacaran, adikku
Aku tidak rela jika melihat air matamu jatuh di pipi manismu
Â
Mas, maafkan adikmu
Kini aku tahu apa makna dari pesanmu dahulu
Mas, maafkan aku
Aku tak bisa menjaga amanah dari nasihatmu dahulu
Â
Mas, ternyata aku salah
Aku berpikir bahwa sekarang aku sudah besar
Ternyata salah Mas
Aku masih terlalu rapuh untuk menerima rasa sakit ini
Mengusap air mata yang mengalir di pipi
Itu karena aku tak mengindahkan nasihatmu, Mas
Â
Maafkan aku, adikmu
Â
Ciputat, 13 Desember 2015
Inayah Ainun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H