Makna Lukisan Ayam Jantan di Mangkuk Bakso Dengan Mengimplementasikan Dalam Filsafat Bahasa
Inayah Aidah Fyoni, Vera Sardila, M. Pd.
Prodi Pendidikan Bahasa IndonesiaÂ
Fakultas Tarbiyah dan KeguruanÂ
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
ABSTRAK
Interpretasi lukisan adalah subjektif dan dapat bervariasi antara individu. Setiap orang dapat memberikan makna yang berbeda terhadap lukisan tersebut, tergantung pada pengalaman, pengetahuan, dan perspektif mereka.
Lukisan ayam jantan di mangkuk dapat dianggap sebagai karya seni yang berbicara melalui bahasa lukisan. Â Motif ayam jantan berarti kerja keras, semangat juang, dan keluarga yang berkembang. Bunga peony merah melambangkan kekayaan, kemakmuran dan status sosial tinggi. Sementara daun pisang berarti keberuntungan.
Kata kunci : lukisan, bahasa, filsafat, mangkuk
PENDAHULUAN
Gambar  yang ada di mangkuk bakso menampilkan ayam jago berekor hitam dengan bunga peony dan daun pisang yang sudah kita pakai secara turun temurun bahkan tak sedikit pedagang makanan berkuah yang menggunakannya, bisa dibilang mangkuk ini sudah melegenda di dunia kuliner tanah air. Ternyata tidak hanya di Indonesia, sejumlah negara Asia juga memakai mangkuk bergambar ayam jago ini.Â
Mangkuk bergambar ayam ini sebenarnya berasal dari provinsi Guangdong, Cina Selatan lebih dari berabad-abad yang lalu dan dibuat oleh pengrajin Hakka. Para pengrajin ini secara individu membentuk dan melukis dengan tangan mereka. Oleh karena itu, mangkuk ayam jago yang asli cukup langka, dan masing-masing memiliki ukuran dan pola yang berbeda.
Pemerintah Thailand mendaftarkan mangkuk ayam sebagai produk Indikasi Geografis Lampang. Ini berarti hukum perdagangan internasional menjamin kualitas dan reputasi mangkuk ayam yang dibuat di wilayah tersebut.
PEMBAHASAN
Kajian filsafat bahasa juga dapat melibatkan analisis tentang bagaimana bahasa dan seni saling berinteraksi. Dalam konteks lukisan ayam jago di dalam mangkuk, bahasa dapat berperan dalam memberikan penjelasan atau deskripsi tentang lukisan tersebut.Â
Lukisan ayam jantan di mangkuk dapat dianggap sebagai karya seni yang berbicara melalui bahasa lukisan. Lukisan ini dapat menggambarkan kehidupan ayam jantan dengan gaya realistik atau dekoratif, sehingga menciptakan kesan artistik yang kuat. Melalui penggunaan elemen visual seperti warna, bentuk, dan komposisi, lukisan tersebut dapat menyampaikan pesan atau emosi kepada yang memakainya.
Gambar sosok ayam pada mangkok ini merupakan simbol kemakmuran. Secara historis, filosofi tentang kemakmuran dan ayam ini sudah dikenal sejak zaman dinasti Ming. Dalam budaya Cina, ayam jago konon identik dengan simbol kelancaran rejeki.
Dengan adanya gambar ayam di mangkuk ini, para pedagang seolah menyelipkan harapan agar mereka mendapatkan rejeki yang melimpah. Filosofi tersebut juga bisa dikaitkan dengan adanya pepatah yang selama ini melekat di masyarakat.
"seseorang harus bangun pagi agar rejeki tidak dipatuk ayam". Artinya, seseorang harus bekerja dengan lebih giat kalau ingin mendapatkan rejeki yang melimpah. Ternyata, lewat mangkuk dan kuliner kita bisa mendapatkan pelajaran hidup yang berharga.
Mangkuk ayam jago diilustrasikan dengan tiga motif berbeda yakni ayam jago ekor hitam dengan leher merah, bunga peony merah, dan daun pisang hijau.
Gambar ayam dipilih karena dalam bahasa Hokkien memiliki kesamaan pengucapan dengan rumah atau keluarga, yang membuat orang percaya bahwa ketika mereka makan dari mangkuk ayam, mereka berharap kemakmuran dalam keluarga mereka.
Motif ayam jantan sendiri berarti kerja keras, semangat juang, dan keluarga yang berkembang. Bunga peony merah melambangkan kekayaan, kemakmuran dan status sosial tinggi. Sementara daun pisang berarti keberuntungan.
KESIMPULAN
Filosofi lukisan ayam jantan di mangkuk bisa dikaitkan dengan adanya pepatah yang selama ini melekat di masyarakat. Gambar ayam dipilih karena dalam bahasa Hokkien memiliki kesamaan pengucapan dengan rumah atau keluarga, yang membuat orang percaya bahwa ketika mereka makan dari mangkuk ayam, mereka berharap kemakmuran dalam keluarga mereka.
Lukisan ayam jantan di mangkuk dapat dianggap sebagai karya seni yang berbicara melalui bahasa lukisan. Namun, interpretasi lukisan ini tergantung pada pengalaman dan perspektif individu, setiap orang dapat memberikan interpretasi yang berbeda sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka
DAFTAR PUSTAKA
Henry.2017. Ada Filosofi di Mangkuk Bergambar Ayam yang Legendaris. https://www.fimela.com/amp/2861793/ada-filosofi-di-mangkuk-bergambar-ayam-yang-legendaris, diakses pada Senin 25 Desember 2023 pukul 14.49
Rintan. Muncul di Google Doodle, Ternyata Ini Asal- usul Mangkuk Ayam Jago. https://amp.kompas.com/entertainment/read/2022/09/12/135741366/muncul-di-google-doodle-ternyata-ini-asal-usul-mangkuk-ayam-jago, diakses pada Senin 25 Desember 2023 pukul 15.13
Aulia. 2023. Sering Dipakai Abang Bakso, Begini Asal Usul Mangkuk Ayam Jago. https://www.medcom.id/gaya/interior/lKYPWVxk-sering-dipakai-abang-bakso-begini-asal-usul-mangkuk-ayam-jago#:~:text=Nah%2C%20tahukah%20kamu%20mangkuk%20putih,tersebut%20pada%20tahun%202013%20lalu, diakses pada 27 Desember 2023 pukul 13.24
"Tersenyumlah, jangan kau risaukan hal-hal yang tak bisa kau selesaikan sekarang. Asalkan kau sabar, Tuhan akan memberimu jalan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H