Mohon tunggu...
Inayah Aidah
Inayah Aidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan pernah menyerah untuk bangkit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Lukisan Ayam Jantan di Mangkuk Bakso Dengan Mengimplementasikan Dalam Filsafat Bahasa

27 Desember 2023   17:05 Diperbarui: 27 Desember 2023   17:05 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mangkuk bergambar ayam ini sebenarnya berasal dari provinsi Guangdong, Cina Selatan lebih dari berabad-abad yang lalu dan dibuat oleh pengrajin Hakka. Para pengrajin ini secara individu membentuk dan melukis dengan tangan mereka. Oleh karena itu, mangkuk ayam jago yang asli cukup langka, dan masing-masing memiliki ukuran dan pola yang berbeda.

Pemerintah Thailand mendaftarkan mangkuk ayam sebagai produk Indikasi Geografis Lampang. Ini berarti hukum perdagangan internasional menjamin kualitas dan reputasi mangkuk ayam yang dibuat di wilayah tersebut.


PEMBAHASAN

images-658be484de948f3167176ee2.jpeg
images-658be484de948f3167176ee2.jpeg

Kajian filsafat bahasa juga dapat melibatkan analisis tentang bagaimana bahasa dan seni saling berinteraksi. Dalam konteks lukisan ayam jago di dalam mangkuk, bahasa dapat berperan dalam memberikan penjelasan atau deskripsi tentang lukisan tersebut. 

Lukisan ayam jantan di mangkuk dapat dianggap sebagai karya seni yang berbicara melalui bahasa lukisan. Lukisan ini dapat menggambarkan kehidupan ayam jantan dengan gaya realistik atau dekoratif, sehingga menciptakan kesan artistik yang kuat. Melalui penggunaan elemen visual seperti warna, bentuk, dan komposisi, lukisan tersebut dapat menyampaikan pesan atau emosi kepada yang memakainya.

Gambar sosok ayam pada mangkok ini merupakan simbol kemakmuran. Secara historis, filosofi tentang kemakmuran dan ayam ini sudah dikenal sejak zaman dinasti Ming. Dalam budaya Cina, ayam jago konon identik dengan simbol kelancaran rejeki.

Dengan adanya gambar ayam di mangkuk ini, para pedagang seolah menyelipkan harapan agar mereka mendapatkan rejeki yang melimpah. Filosofi tersebut juga bisa dikaitkan dengan adanya pepatah yang selama ini melekat di masyarakat.

"seseorang harus bangun pagi agar rejeki tidak dipatuk ayam". Artinya, seseorang harus bekerja dengan lebih giat kalau ingin mendapatkan rejeki yang melimpah. Ternyata, lewat mangkuk dan kuliner kita bisa mendapatkan pelajaran hidup yang berharga.

Mangkuk ayam jago diilustrasikan dengan tiga motif berbeda yakni ayam jago ekor hitam dengan leher merah, bunga peony merah, dan daun pisang hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun