Mohon tunggu...
Inayah Dwi Wulandari
Inayah Dwi Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Program Studi S1 Tarbiyah

Hobi saya adalah menulis, membaca, bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter

12 Januari 2023   01:03 Diperbarui: 15 Januari 2023   15:35 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Buku Kuning : Sebagai referensi utama untuk penelitian Islam (Dhaifer, 1982)

Lembaga yg ini merupakan pesantren segi kesejarahan, kesosiologian, antropologis. Namun, pemerintah harus memandang lembaga sebagai pendidikan alternatif di Indonesia engan memperhatikan dampaknya terhadap pendidikan fomal pada lainnya. pada tangan satunya bahwa pmerintah mengakui itu kualitasnya lulusan pesantren, tapi di sisi lain pondok masih merupakan pondok yg tdk sepenuhnya diakui lembaga pendidikan, pondok memiliki karakteristik lembaga pendidikan yg beda umum fitur potable membuat tidak mungkin untuk pesantren diberlakukan peraturan sama dengan peraturan sekolah. Pelaksanaan pendidikan di sekolah asrama Islam salaf biasanya menerapkan metode sorogan/bandungan. Sistem sorogan ialah pengalaman belajar yg unik di latihan kekuatan sistem pembelajaran tradhisional adalah yang paling mendasar dan sulit bagi siswa karena santri membutuhkan kesabaran, keteguhan hati, ketaatan dan kedisiplinan dalam belajar. Seringkali siswa tidak mengerti bahwa mereka perrlu menjadi dewasa di tingkat tertentu, bandungan sebelum ikut sistem pengajaran lanjutnya di ponpes.

Saat ini 2 kejadian menarik dlm dunia pendidikan di Indonesia yaitu :

a. Pendirian sekolah tingkat dasar sampai menengah

b. Pengelolaan sekolah asrama

Kata lain pesantren yaitu Pondok Pesantren. Siswa berpartisipasi dalam pelatihan secara rutin dri pagi sampai siang hari di sekolah, selanjutnya lanjut dgn pendidikan agama/khusus pada malam hari. Siswa dua puluh empat jam kurang dari mengajar dan mebimbing guru pembimbing. Tanpa mengenal sekolah mencoba meniru model pendidikan pesantren yang ternya luluss pesantren lebih buruk dari lulusan sekolah negeri. Sisi lain, pesantren telah membuktikan dirinya Maju dalam pembentuk kepribadian. Pelajar terbukti, selama ini tidak ada satu pun kasus pelajar yang terbunuh di kalangan pelajar santri atau pesantren dan sekolah umum. Sementara pertempuran tampaknya menjadi tontonan umum dikalangan siswa sekolah umum hampir setiap saat terjaddi perkelahian. Menggadaikan daya dikatakan pembentukan santri berkepribadian yang tdk lepas dri sistem pesantren yg telah lama siwujudkan dlam pendidikan pesantren didorong untuk terlibat secara intensif dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

3 Alasan perlunya pesantren sebagai berikut :

1. Berubahnya lingkungan sosial terutama di kota besar, bagian karena kebiasaan, mayoritas tidak lagi hidup dlm masyarakat yg homogen sudh lama tinggal bersama yg sudah lama berpindah ,masyarakat heterogen, multinilai. Yang mempengaruhi perilaku dalam masyarakat yg beda karena mereka dibentuk oleh nilai yang berbeda, itulah sebabnya kebanyakan orang terpelajar menggap demikian lingkungan sosial seperti yg tidak lgi konduaif untuk pertumbuhan moral pada anak.

2. Situasi perekonomian masyarakat yg membaik memajukan pemenuhan kebutuhan, selain kebutuhan mendasar sebagi sperti pendidikan kelas tengah keatas yg baru datang karena ditingkat pendidikan mereka yg relatif lebih tinggi mendapat pekerjaan yg baik dan tempat kerja membuat perbedaan penddapatan mereka yang tinggi. Ini membutuhkan tekad untuk memberi pendidikan yg baik untuk anak kita.

3. Trend masyarakat perkotaan masa kini menuju arah yg progresif keagamaan indikator meningkatkan minat juga semngat  untuk belajar/hal lainnya. Keagamaan modern mengarahkan serta konsekuensi yg buruk bagi keberadaan tidak seimbang antara mental dan fisik pada anak. Karenna tdk menginginkannya hal-hal yg sama terjadi pada anak mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun