"Ibumu membayar seorang pembunuh untuk menghabisi nyawa ibuku! Aku melihat ibuku disiksa dan mati di depan mataku sendiri!" Tangis pria tersebut pecah seketika, namun semangat dendamnya tetap membara. Pria itu meremas tangannya dengan gemetar, emosinya meluap-luap.
 "Setiap malam, aku mendengar jeritan ibuku, melihat wajahnya yang penuh kesakitan. Aku bersumpah, Louissia, bahwa aku akan membuat keluargamu merasakan penderitaan yang sama!!
"Kau akan membayar semua yang telah dilakukan oleh ibumu. Nyawa harus dibalas dengan nyawa. Aku akan membunuhmu dan mengirimkan jasadmu tepat di hadapan mereka berdua," desisnya, setiap kata penuh dengan kebencian yang mencekam.
"Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu!" teriaknya dengan nada menggila, seolah-olah kehilangan akal sehat
Pria tersebut berusaha bangkit namun " Duaarrrr" suara tembakan menggema . Louissia menarik pelatuk pistol tersebut dan peluru nya mengenai kepala pria tersebut.
Tangis Louissia pun memecah, ia tidak benar benar tidak menyangka bahwa yang dia alami saat ini merupakan pembalasan  dari tindakan ayah dan ibunya di masalalu. Dengan hati yang berat, Louissia menyadari bahwa dia telah berubah menjadi sesuatu yang sama dengan orang yang telah menyiksa dan menyakiti dirinya. Dan meskipun pria  itu telah meninggalkan dunia ini, bayangan perbuatannya akan tetap menghantuinya selamanya. Dia terduduk di lantai, merasakan beban kesalahannya menindihnya. Dia tahu bahwa peristiwa tragis ini akan menghantui dirinya selamanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI