" Kurang hajarr...akan ku balas kau Louissia!!!" ucap pria tersebut dengan badan yang tersungkur tak kuat berdiri.
Pria tersebut mencabut pecahan kaca yang menancap di matanya.Darah yang bercucuran deras tak berhenti mengalir.Saat pria tersebut mencari dimana wanita tersebut ternyata Louissia sudah berhasil melepaskan ikatan kakinya dan berdiri tepat di belakang pria tersebut senjata api yang sebelumnya tergeletak di atas meja kini berada di tangannya, siap untuk digunakan.
 " Berhenti!! aku akan menembak mu jika kau berani melangkahkan kaki mu dari situ!" ancam Louissia.
Namun perkataan Louissia tak di indahkan oleh pria tersebut, dia pun melangkah. Dan Louissia menembakkan peluru tersebut sehingga mengenai paha sebelah kiri pria itu.
" Aaaaaa...wanita sialannn...kurang hajar" Sekali lagi, pria tersebut terduduk dengan tersungkur di lantai namun kali ini dia tidak mampu berdiri. Louissia dengan tangan yang gemetar tetap memegang pistol tersebut.
" Siapa kau sebenarnya! apa yang kau inginkan dari ku?" Tanya Louissia dengan nada menekan. " Jika kau tidak menjawab maka aku akan menembakkan peluru ini kepadamu dan aku pastikan bahwa kau tidak akan pernah sadar untuk selama lamanya."
" Hahaha...apa kau akan membunuhku sama seperti yang pernah dilakukan oleh ibu mu?" Louissia tampak kebingungan.
" apa maksud perkataan mu!" Tidak mungkin ibu ku melakukan hal seperti itu."
"Tapi ibumu terbukti sudah melakukannya!!!" teriak pria tersebut, suaranya menggema dengan amarah yang terpendam. "Ibumu merebut ayahku dari ibuku!" Pria itu berteriak, mengeluarkan semua kekesalannya selama ini.
"Ya! Ayahku meninggalkan ibuku demi ibumu, hanya karena ibumu menawarkan kekayaan dan uang kepada pria brengsek itu untuk meninggalkan ibuku! Tahukah kau bagaimana penderitaan ibuku saat itu?! Ibumu telah mengambil kebahagiaan kami! Dan itu belum cukup baginya."
Meskipun salah satu matanya bercucuran darah, wajah pria itu masih memancarkan kebencian yang mendalam. Dengan suara bergetar penuh emosi, ia melanjutkan.