Dalam dialog tersebut Arifin seolah menyadarkan pembaca bahwa di dalam kehidupan sehari-hari akan selalu ada yang namanya korupsi. Bukan hanya petinggi negara, tetapi tidak menutup kemungkinan ada di dalam suatu pabrik di jalan kecil. Mungkin tanpa sadar kita juga pernah melakukannya/?
      Tokoh dalam naskah drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil ini cukup banyak, tetapi memiliki dialog yang terbilang sedikit. Ada satu tokoh yang menarik perhatian. Si pendek namanya. Diantara semua tokoh, hanya Ia lah yang memiliki watak bijaksana. Disaat tokoh lain mengeluh karena semua harga kebutuhan pokok naik, Ia tidak. Si Pendek justru bersemanagat untuk bekerja lebih keras dan memberikan hal yang terbaik untuk keluarganya kelak. Si Pendek beranggapan bahwa jika hanya mengeluh tidak akan membuat harga kebutuhan pokok tersebut turun, bukan? Hal tersebut dibuktikan dengan dialognya yaitu,
SI PENDEK Â Â Â Â : Sebab itu kita tidak perlu mengeluh, apalagi melamun dan mengkhayal, sekarang yang penting kita bekerja, bekerja yang keras.
SI KACAMATA : Saya juga berpikir begitu.
SI PENDEK Â Â Â Â : Kita bekerja dan bekerja keras untuk anak-anak kita kelak.
SI KACAMATA : Saya ingin anak saya memiiki yamaha bebek.
SI PENDEK Â Â Â Â : Asal giat bekerja kita bebas berharap apa saja.
      Selain Si Pendek, tokoh yang menarik perhatian adalah tokoh Simbok. Simbok adalah seorang penjual pecel. Suatu ketika ada seorang pemuda yang ingin menipu Simbok. Dengan alasan tidak membawa dompet saat akan membayar pesanan pecelnya. Para pekerja pabrik membantu Simbok agar sang Pemuda tersebut tidak kabur begitu saja. Namun, Simbok membiarkan pemuda tersebut pergi karena Simbok ingat dengan anaknya yang ternyata seorang pencuri sepeda.
SIMBOK: Ya, sayapun tak pernah menyangka, anak saya itu akan menjadi pencuri sepeda. Tidak, saya cukup memberi ia makan. Tapi barangkali disebabkan pergaulannya atau barangkali saya salah mengajar atau mendidik dia atau.....atau.....atau.... Oh, saya tidak tahu. Tapi aku tahu dan percaya matamu lain dengan matanya. Saya melihat matamu bening, sebab itu saya yakin kau tidak seperti anak saya. Kau seperti kemenakan saya. Kau pasti...Kau pasti anak baik. (tiba-tiba) Akh, cepat terimalah baju ini dan segeralah kau pergi dari tempat ini sebelum penjaga malam sampai kemari.
PEMUDA: (menerima baju itu) baiklah. Terima kasih dan selamat tinggal Mbok. Â Â Â
Penggalan dialog tersebut membuktikan bahwa Simbok memiliki sifat keibuan dan juga berhati lembut. Hal itu menarik karena kasih sayang ibu untuk anaknya sangat tulus. Walaupun anaknya melakukan segala macam kesalahan,bahkan fatal, seorang ibu akan tetap menyayangi dan menerima anaknya dengan tulus.