Namun nasi sudah menjadi bubur terlanjur berita walk out sebagian jamaah di Bantul sudah menjadi konsumsi public tinggal bagaimana agar kasus ini tidak terjadi lagi harus menjadi  perhatian bersama dan setiap mubalig perlu untuk belajar memahami, memaknai, dan menjelaskan serta merasakan kebutuhan dakwah mad'u sesuai dengan situasi dan kondisi  bahkan  problematika keumatan yang dihadapi ini menggambarkan bahwa era perbedaan kebutuhan pesan-pesan dakwah berdasarkan daya serap mad'u jika saja seorang petugas khatib memiliki kepekaan rasa akan kebutuhan materi dakwah pada mad'u dalam menyampaikan  pesan dakwah melalui penataan kata yang sangat terstruktur, kalimat yang jelas, kata-kata yang disampaikan tetap dalam koridor keadaban, merangkul  dengan selalu menjaga etika kesopanan sehingga yang disampaikan  berbekas bisa  memengaruhi mad'u karena itu petugas khatib atau muballig pada umumnya harus memiliki peran penting dalam penataan materi dakwah sesuai kebutuhan di tengah masyarakat.
Selain itu, materi dakwah juga mesti memperhatikan daya nalar mad'u hal ini sebagaimana ditegaskan oleh firman Allah Swt. dalam QS al-Isra>/17: 84 "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing." Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya" Ayat tersebut menjelaskan tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan berkaitan dengan situasi dan kondisi mad'u, dan berdasarkan ayat tersebut, seorang mubalig perlu memiliki berbagai kecerdasan dan kompetensi yang memungkinkannya untuk mentransformasikan pesan-pesan keagamaan secara professional
Berikut beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dari seorang petugas khatib maupun Muballigh :
Who?Siapakah komunikatornya
Say whats?Pesan apa yang dinyatakannya
In which channel?Media apa yang digunakannya
To whom?Siapa komunikannya
Whith what effect?Efek apa yang diharapkan
Dengan memperhatikan hal tersebut diatas maka seorang petugas khatib dan muballig akan bisa lebih diterima jamaah dan pesan yang disampaikan dijamin menjadi kebutuhan konsumsi bagi para jamaah sehingga tidak ada lagi aksi  walk out yang dilakukan oleh jamaah biarkan aksi  walk out  itu hanya terjadi  di gedung DPR karena memang sudah menjadi tempatnya rasanya kurang pas jika work out dilakukan saat ibadah berlangsung cukup sekali tragedi lapangan Tamanan Kabupaten Bantul menjadi catatan  kelam dan pengalaman berharga bagi semuanya  pada akhirnya kita harus bersama-sama untuk membangun citra positif terhadap  jamaah maupun petugas khatib dengan menggunakan tiga metode penyampaian  terdiri atas al-hikmah, al-mau'izah hasanah, dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan. Dengan cara penyampaian dakwah seperti ini dijamin aksi work out jamaah tidak akan terjadi lagi..... Wallahu A'lamu
Ahad, 14 April 2024
Kreator: Inay thea Cileungsi-Bogor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H