2 Jam Bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X di Acara Gagas RI Eps,7 "Berdaulat untuk Rakyat
Gagas RI sebuah acara yang di prakarsai oleh Kompasiana dengan Tema : "Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat" Â Hari/Tanggal: Selasa, 6 Februari 2024 Â Waktu : 18.00 WIB Lokasi: Bentara Budaya Jakarta (BBJ).
Tentu saja acara ini sangat menarik bagi yang ingin meningkatkan pengetahuan tentang berdaulat untuk kesejahteraan rakyat untuk mengikuti acara ini langkah pertama daftar dulu,
"Yuk, Ikutan Gagas RI biar tahu pentingnya kedaulatan untuk kesejahteraan! membaca ini saya tidak pikir panjang langsung clik daftar approved registration -- do not reply selamat!"Â
Ini baru informasi sukses  telah terdaftar sebagai peserta Jika sudah terpilih sebagai peserta, pastikan komitmennya untuk hadir, dan apabila berhalangan, harap berkabar melalui email infomasi ini belum aman sebagai peserta diskusi gagas RI artinya harus menunggu tentu saja ada rasa was-was apakah saya diteima atau tidak sebagai peserta yang diterima di gagas RI
Tepat hari Selasa, 06 februari jam 14.00 ada kabar gembira saat buka email yang menyatakan saya diterima,
"Selamat anda terpilih menjadi bagian di Gagas RI Eps. 7"Â
Informasi ini tentu sangat membahagiakan karena ingin sekali saya mendapatkan keluasan informasi yang disampaikan narasumber yang luar biasa sekelas Sri Sultan Hamengku Buwono X - Raja dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, fanelis  Dr. Arie Sujito. S. Sos. M.Si,  Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Pengabdian kepada  Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada, dan  Mohamad Sobary-Budayawan & Penulis  sudah tidak asing lagi ditelinga kita
Saking semangatnya saya datang kelokasii acara lebih awal tepat jam 16.00 karena masih lama saya putuskan untuk mampir kewarung soto malang yang ada disekitar gedung bentara budaya tidak lupa numpang cash hape yang kebetulan  sudah mulai lowbat sambil ngobrol ngalor ngidul dengan abang penjual soto  mengawali cerita memori tahun 2013  pernah menjadi petugas pendamping Program Pemerintah di Kelurahan Gelora  Jakarta Pusat berawal dari cerita itu akhirnya menyambung soal  lingkungan permukiman di Gelora khususnya RW.01 yang sangat padat, kumuh dan rawan keamanan semua bisa diatasi dengan adanya kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan.
Nah untuk infrastuktur sebaiknya dirembukan bersama warga masyarakat lalu diusulkan melalui mekanisme musrenbang tingkat kelurahan namun sayang perbincangan dengan penjual  soto terpaksa harus saya sudahi mengingat jarum jam sudah menunjukkan jam 18.00 tepat saatnya harus segera menuju lokasi.
Di sana sudah berkumpul beberapa teman dari KOPAJA71 duduk di tenda biru dihalaman gedung bentara budaya setelah lengkap sebagaimana biasa kordinator kopaja71 bang Horas begitu sapaan akrab dengan mengajak  registrasi ulang disana kami  disambut oleh panitia pelaksana dengan sangat ramah untuk registrasi setelah itu dipersilahkan untuk menikmati makan malam kemudian  menuju ruangan gagas RI
Tepat jam 19.00 acara dimulai dengan pendahuluan  disampaikan secara lugas oleh moderator Sukidi - Pemikir Kebinekaan membuka wawasan tentang kedaulatan yang menempatkan rakyat diatas segalanya menyentil soal kekuasaan seharusnya dijadikan sebagai sarana untuk mensejahterakan rakyat bukan sebaliknya rasanya tepat sekali apa yang telah diperankan Sri Sultan Hamengku Buwono X - Raja dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengayomi masyarakat yang  selalu mengedepankan kesetaraan dengan menyatukan orang biasa (kawula) dengan ratu (raja) "manunggaling kawula gusti" dengan gagasan utamanya adalah bahwa manusia dan alam semesta berada dalam kesatuan ilahiah yang harus saling menjaga, saling menghargai, saling menghormati mengedepankan nilai-nilai kesetaraan dengan tugas utama pemimpin adalah bagaimana menjaga keselamatan negara.
Lebih mendalam lagi  Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam petuahnya-petuahnya  selama 2 jam menjelaskan bagaimana menjaga kedaulatan bangsa melalui ajaran "hamemayu hayuning bawono" yang merupakan salah satu falsafah jawa yang dapat  digunakan  sebagai halaman sejarah untuk menentukan arah kehidupan rakyat yang berhubungan dengan masalah  sosial, budaya,  ekonomi,  pendidikan  maupun  lingkungan  hidup bukankah tugas semua  pemimpin adalah bagaimana mengimplementasikan ajaran darmaning manungsa mahanani rahayuning untuk menjaga keselamatan Negara.
Hal tersebut membuktikan betapa nenek moyang kita sudah memiliki filosofi yang sangat visioner dan bisa digunakan di setiap lintas zaman nilai luhur ini seharusnya  menjadi pedoman  bagi manusia modern dan manusia post-modern sekalipun maka  untuk itu leluhur kita mewariskan  tiga ajaran utama yang sarat dengan nilai-nilai yaitu " ngamanungsakake (olah rasa kemanusiaan), hamemayu bayuning bawono (tugas duniawi), dan  nyabareke agama suci (tugas ketuhanan)  jika tiga nilai ini dijalankan dengan apik maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang menjadikan  perbedaan sebagai potensi kekayaan bangsa. Berikut penjelasan tiga ajaran warisan leluhur yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat dan Negara Â
Pertama, rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa (kesejahteraan dunia tergantung manusia yang memiliki ketajaman rasa. Dengan demikian menjadi kewajiban manusia  untuk menjaga tempat yang saat ini kita pijak berdasarkan dengan intuisi rasa sebagai anugerah dari Tuhan dengan nilai itu maka manusia akan paham bagaimana mengolah rasa, olah pikir, sehingga menimbulkan rasa kepedulian terhadap sesama makhluk "hidup Sura dira jaya ningrat" (Keberanian, kekuatan, kejayaan, dan kenikmatan), lebur dening pangastuti 'kalah dengan kasih sayang dan nilai kebaikan yang ada pada manusia".
Kedua, darmaning manungsa mahanani rahayuning negara (tugas manusia adalah menjaga keselamatan negara). Sebagai kewajiban seorang pemimpin  yang hidup dalam aturan negara dan dalam ruang lingkup global, maka pemimpin yang sejati  akan memahami  bahwa negara  adalah bagian dari dirinya dengan senantiasa mejaga keutuhan dengan mewakafkan  segala kemampuannya untuk menjaga keutuhan dan keselamatan Negara bukan dengan merampas kekayaan Negara untuk memperkaya diri dan keluarganya melalui cara-cara yang tidak halal tetapi justru kecintaan terhadap Negara diatas segalanya  dibuktikan dengan mengorbankan segalanya untuk bangsa
Ketiga, rahayuning manungsa dumadi karana kamunangsane (keselematan manusia oleh kemanusiaannya sendiri). Kemanusiaan memiliki nilai yang paling luhur  yang keberadaannya harus dihargai dengan cara  memanusiakan manusia dengan tidak membedakan agama,suku,  bahasa, dan warna kulit  semua diperlakukan dengan adil dan setara maka seorang pemimpin harus melayani  manusia sama dengan melayani dirinya sendiri  keberadaan sosok pimpinan seperti ini akan menciptakan keadilan dalam hukum, bijak dalam bersikap, selalu berpihak terhadap rakyat dan menjaga keseimbangan hidup manusia dan alam semesta
Nilai-nilai ajaran luhur  filosofi jawa yang telah dipaparkan bersifat sangat  universal bisa diimpelementasikan lintas generasi, dimana saja, kapan saja dan level apapun tanpa harus anda menjadi orang Jawa begitu kira-kira candaan Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus sebagai penutup dalam pertemuan Gagas RI Eps. 7 dan saking asyiknya mendengarkan gagasan mulia Sultan tentang kadaulatan rakyat sehingga pertemuan 2 jam dirasa terlalu singkat  Wallahu A'lamu
Jum'at, 09 Februari 2024
Kreator: Inay Thea
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H