Tentunya kita berharap terhadap para politisi yang nyaleg di 2024 sikap baiknya dirawat secara menerus bukan pada saat menjelang pemilu saat ada maunya dari masyarakat untuk menanamkan simpati. Namun seharusnya terpilih atau tidak terpilih maka tetap menjadi orang yang dermawan,baik, dan murah senyum terhadap siapapun. Ini baru kebaikan yang bukan hasil dari make over lipstick bersifat dadakan tetapi kebaikan yang murni dan tulus sebagai cerminan sikap dari sanubari yang paling dalam. Sulit memang untuk mewujudkannya karena biasanya para caleg hanya memunculkan kebaikannya. Pada saat kampanye setelah pemliu selesai maka selesai pula kebaikan yang sempat terpublikasikan di masyarakat caleg terpilih mendadak menjadi pelupa lehernya menjadi kaku untuk sekedar menoleh para konstituennya yang dulu menjadi anak tangga sebagai pijakan untuk mensukseskan melenggang ke Senayan, dan yang tidak terpilih malah menjadi stress menuduh para pendukungnya sebagai penghianat. Bukankah banyak kita menemukan cerita-cerita berkembang di  masyarakat yang sumbangan karpet untuk masjid diambil kembali karena tidak terpilih, jalan yang di aspal baru separo tidak diteruskan karena tidak terpilih  dan banyak lagi cerita-cerita lucu lainnya mengundang gelak tawa masyarakat
Dengan maraknya kebaikan bersifat  musiman serta hasil polesan sesaat  maka public harus lebih berhati-hati dalam menentukan pilihannya, jika dirasa kebaikan caleg tersebu hanya hasil lispstik belaka sebaiknya tidak dipilih toh ujung-ujungnya tidak akan berpihak terhadap nasib rakyat dengan demikian pilihlah caleg yang kebaikannya tidak bersifat dadakan tetapi kebaikan murni berdasarkan rekam jejak . Wallahu A'lamu
Senin, 01 Januari 2024
Kreator: Inay Tea Cileungsi Bogor Jawa Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H