Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Saat Panglima TNI Keseleo Lidah "Akan Piting Pendemo Tanah Rempang Kepulauan Riau"

28 September 2023   06:35 Diperbarui: 28 September 2023   06:47 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Saat Panglima TNI Keseleo Lidah

 "Akan Piting Pendemo Tanah Rempang Kepulauan Riau "

Istilah  keseleo lidah jika ditelusuri dari  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka keseleo lidah berarti salah mengatakan atau salah mengucapkan seseorang bisa keseleo lidahnya. 

Jika ia berbicara dalam kondisi tertentu, terlihat  gugup, tanpa persiapan, berapi-api, dipenuhi emosi pada akhirnya terjadi  salah ucap disengaja atau tidak. Namun memang lidah lebih tajam daripada pedang jika tejadi salah ucap maka  akan  banyak menyinggung perasaan banyak orang, ada yang merasa tersakiti,  karena ucapannya maka jangan salahkan para warga net yang mengalamatkan kemarahan jika apa yang dilontarkan menimbulkan ketersinggungan banyak pihak

Sebagaimana baru-baru ini viral di jagad maya akibat keseleo lidah  dari  panglima TNI Laksamana Yudo Margono  tentang mempiting pendemo di tanah Rempang. Akibat ucapannya banyak komentar yang bernada sinis  yang semestinya  kata-kata yang diucapkan seorang Panglima memberikan kesejukan bukan sebaliknya menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat   

rmnews.id
rmnews.id

Lontaran seketika dari seorang Panglima TNI  sebagai bentuk hasil komunikasi melalui pernyataan langsung menujukkan betapa  lisan sebagai salah satu  media komunikasi paling effektif  bagi makhluk manusia.

Namun perlu diingat  pilihan diksi harus menjadi pertimbangan sebelum dilontarkan karena ucapan sejatinya akan menjadi brand bagi diri, menjadi  gambaran atas sikap diri oleh karenanya berpikir sebelum berbicara, jangan dibalik bicara dulu berpikir kemudian. Karena biasanya orang yang bicara tanpa diawali dengan berpikir akan berbuntut  penyesalan, ucapan yang keluar dari lisan sulit untuk dilakukan undo atau di delete terlebih zaman ayeuna informasi yang serba canggih tanpa sekat. 

Sekali salah dalam berucap  akan menjadi viral, terlebih jika lontaran itu disampaikan  seorang pejabat publik sebagaimana ucapan   Panglima TNI Laksamana Yudo Margono  dalam menyelesaikan kasus pendemo tanah Rempang lebih mudah dengan cara memiting satu lawan satu. 

Meskipun  Ia telah meminta maaf terkait ucapannya yang banyak menimbulkan kontroversi tak ayal banyak warga net yang keberatan terhadap pernyataan panglima TNI  dengan istilah piting warga pendemo karena istilah itu  digunakan saat perkelahian satu lawan satu dengan memiting lawan  supaya lebih mudah dikalahkan.

Maka banyak para netizen berpikir  TNI akan mengerahkan pasukannya untuk  berhadapan dengan rakyat pendemo yang akan mempertahankan haknya menolak proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang, sehingga TNI siap siaga dengan segala kekuatan yang dimiliki akan memiting warga masyarakat yang coba-coba menghalangi dengan mengumpamakan jika masyarakat pendemo jumlahnya 1000 maka TNI akan mengeluarkan dengan jumlah yang sama karena cara ini   akan lebih effektif, cepat menyelesaikan permasalahan tidak perlu menggunakan alat cukup dipiting satu-satu ujarnya dalam Pengarahan Netralitas Pemilu dan Bimbingan Teknik Tindak Pidana Pemilu 2023 yang disiarkan langsung oleh Mabes TNI, Selasa (12/9)

Dok. Tempo.id
Dok. Tempo.id

Dok. Sijori Kepri
Dok. Sijori Kepri

Pernyataan Panglima TNI  disesalkan banyak pihak  karena membuat kepanikan,  melukai hati rakyat khususnya di tanah Rempang. Mereka serasa tersengat dengan pernyataan tersebut seolah olah pemerintah sudah buntu alias tidak memiliki cara lain selain melalui cara-cara kekerasan padahal justru  cara inilah yang membangkitkan amarah warga Rempang terakumulasi sehingga mereka merasa Pemerintah tidak adil, dan mengabaikan hak-hak mereka.

Atas kondisi ini maka seharusnya yang dilakukan adalah  pendekatan yang lebih humanis, lebih manusiawi, lebih mengedepankan dialog tinimbang melalui kekerasan atau jangan-jangan  pemerintah miskin strategi tentang pola-poka pendekatan terhadap masyarakat  hanya mengandalkan  pengerahan kekuatan sebagaimana yang disampaikan Panglima TNI yang diakui sebagai bentuk keseleo lidah.  Wallahu A'lamu

Kamis,     28 September 2023

Kreator:  Inay Thea Cileungsi-Kabupaten  Bogor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun