Mohon tunggu...
Inavoice
Inavoice Mohon Tunggu... Lainnya - The Biggest Audio Marketplace and Voice Over Agency in Indonesia

There are several works we can do for you to boost up your project! From our audio marketplace, you can purchase music for your products or campaign, along with various unique voices from our voice over Indonesia talents. We also provide 18 different languages and more languages soon You can also create your own music for your project with us!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Audio Post Production: Proses Penting untuk "Kebersihan" Audiomu

14 Februari 2022   12:10 Diperbarui: 9 Maret 2022   14:54 5080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak sekali orang-orang yang belum mengerti soal audio post-production. Padahal, proses ini merupakan elemen penting untuk audio dalam produk audio visual sebelum akhirnya di-launching di berbagai kanal media. Tentu saja pengetahuan seperti ini menjadi concern bagi Inavoice untuk kemajuan industri voice over Indonesia. Di sini kami akan mencoba menjelaskan apa dan bagaimana proses audio post-production dilakukan.

Jangan lupa, penting juga bagi voice over talent untuk mengetahui hal ini, karena selain skill olah suara yang baik, pengetahuan soal hal-hal dasar di industri ini juga akan banyak membantu talent untuk lebih maju dan membentuk ekosistem yang sehat.

***   

Audio atau suara adalah bagian besar dari era teknologi digital yang tentunya jadi bagian tak terpisahkan dari kita semua saat ini. Sebagian besar orang hari ini mungkin sudah tidak lagi melirik ke media cetak untuk menemukan apa yang terjadi di sekitarnya. Sekarang, suara selalu menyertai hampir semua yang kita tonton, bahkan ketika kita tidak benar-benar memikirkannya. Kebanyakan dari kita semua seringkali tidak mempertanyakan bagaimana suara-suara ini berhasil masuk ke dalam pikiran kita; kita lebih suka menerimanya begitu saja.

Voice over yang merupakan bagian dari audio adalah elemen yang sangat penting; Voice over menjadi semacam pembawa pesan dari ide atau prinsip yang ditawarkan oleh sebuah brand atau jasa. Mau tidak mau, semua orang hari ini tentu menginginkan audio yang baik untuk konten promosi mereka.

Tapi bagaimana sih audio yang baik ini dibentuk? Mungkin akan jauh lebih baik kalau kita melihat lebih dekat bagaimana proses pasca-produksi audio atau lebih familiar dengan sebutan audio post-production dilakukan dan mengapa setiap konten apapun mulai dari podcast, video di Youtube, iklan TV hingga film layar lebar telah melalui proses audio post-production.

Apa itu Audio Post-Production?

Sederhananya audio post production adalah proses penambahan, manipulasi dan pengolahan suara setelah tahap produksi selesai. Ada banyak tahapan dalam post production, yang sebagian besar bisa dicapai di studio rekaman yang proper dan profesional. 

Dalam konten audio visual apapun, project rekaman audio selalu terpisah dari visual, kecuali untuk dialog. Proses post-production di dalam audio mencakup banyak aspek. Proses ini bisa dibilang rumit, canggih, dan menggabungkan banyak bagian untuk membentuk keseluruhan hal tersebut seperti voice over, foley, sound design, mixing & mastering, dan efek audio. 

Setelah editor video menyusun ”Pict Lock” (final cut dari sebuah project, tidak ada pengeditan lebih lanjut), audio post-production baru bisa dimulai. Kebanyakan, sebagian besar anggaran dalam sebuah project audio visual adalah di tahap pasca produksi. Tidak ada seorang pun yang ingin menghabiskan waktu dan uang untuk merekam ulang atau menyinkronkan ulang suara dan dialog.

Picture Lock / Pict Lock

Pict Lock atau final cut dari sebuah project sangat penting karena mengacu pada produksi project audio visual ketika semua aset visual telah lengkap dan terkunci pada tempatnya atau tidak lagi tersedia untuk pengeditan offline.

Setelah semua tatanan visual selesai dikerjakan, maka waktunya audio post production bisa dilanjutkan.

Apa Saja yang Dilakukan di dalam Audio-Post Production?

Audio post-production bertanggung jawab untuk menciptakan semua elemen suara yang menyertai video. Penciptaan banyak elemen ini dilakukan setelah pengambilan klip video selesai. Kadang, proses ini dikenal juga sebagai kreasi ulang audio karena beberapa elemen suara yang dihasilkan berasal dari peristiwa atau kejadian yang ada di dalam video. Ada beberapa proses yang diperlukan dalam audio post-production, dan project audio visual mungkin memerlukan beberapa atau semuanya:

  • Production Dialogue Editing

  • ADR (Automated Dialog Replacement)

  • Sound Effects Editing

  • Sound design

  • Audio Restoration

  • Foley Recording (see below)

  • Music Composition

  • Music Editing

  • Mixing & Mastering

Editor, sound engineer, foley artist, dan produser tentunya terlibat banyak pada proses-proses tersebut. Tapi, keterlibatan mereka di dalam proses audio post-production tentunya akan berbeda berdasarkan ukuran produksi, anggarannya, dan di sektor mana kamu bekerja. Selain itu proses ini juga bergantung pada skala dan ruang lingkup sebuah project, proses audio post-production mungkin bisa memakan waktu mulai dari beberapa hari, bulan, atau bahkan satu tahun.

Peran dan tahapan Audio Post Production

Berikut adalah rangkuman tentang peran dan tahapan yang berbeda di dalam proses audio post production:

1. Production Dialogue Editing

Bagian dari proses ini melibatkan persiapan dan pengeditan rekaman audio dari set video dan mendengarkan semua rekaman audio yang ada di kamera. Terkadang akan ada audio tambahan dari editor suara. Hal ini bisa jadi sangat penting dan harus diperhatikan dan dirumuskan dengan cara yang tepat. Tentu saja, menentukan seberapa banyak audio ini berguna adalah langkah penting. Audio produksi berasal dari beberapa sumber seperti mikrofon boom, wireless microphone, dan audio kamera.

  • Mikrofon Boom

Jenis mikrofon terarah yang ada di lengan boom. Dalam pembuatan video, posisi mikrofon ini selalu berada di luar bingkai kamera, biasanya di atas kepala aktor. Alat ini lazim digunakan pada produksi TV dan film.

  • Wireless Microphone

Dikenal juga dengan sebutan Lavalier, Lav, atau Lapel Mic. Mikrofon ini terpasang tanpa terlihat ke aktor. Posisi mikrofon ini sangat dekat dengan mulut, menawarkan rasio signal-to-mouth yang sangat baik, menghilangkan noise tidak perlu yang ditangkap oleh mikrofon lain saat merekam dialog suara.

2. Automated Dialogue Replacement (ADR)

Setelah keputusan mengenai berapa banyak hasil dari produksi audio yang layak dipakai, ADR bisa dilakukan. Penggantian dialog otomatis akan menggantikan audio apa pun yang tidak layak untuk diselamatkan. Ada beberapa alasan mengapa mengganti dialog sangat penting. Biasanya, tingkat kebisingan di sekitar bisa mengganggu kualitas suara, seperti angin, lalu lintas, dan beberapa pesawat yang terbang di atas. Dalam film dan acara TV, hal seperti ini bisa menjadi hal biasa. 

Kalau kamu mendengarkan soundtrack di dalam video dengan teliti, kamu mungkin bisa mendengar beberapa perubahan suasana. Merekam di outdoor akan sangat berbeda dengan rekaman di dalam studio. Tentu saja proses ini akan bergantung pada keputusan produser, biasanya aktor dibawa kembali ke studio untuk merekam ulang dialog mereka dan diselaraskan dengan scene atau klip di dalam video dalam proses editing. Setelah aktor merekam dialog, produser akan memeriksa sinkronisasi. Keakuratan dialog harus sesuai dengan scene. Kalau tidak, maka akan dilakukan rekaman ulang sampai berhasil.

3. Sound Effect Editing dan Design

Salah satu faktor utama dalam film dan televisi saat ini adalah efek audio yang sangat realistis. David Lynch pernah berkata,

"film adalah 50 persen visual dan 50 persen suara. Terkadang suara bahkan melebihi visual"

Mungkin kamu pernah mengagumi suara dalam film atau video, dan bertanya-tanya bagaimana cara menciptakan suara tersebut? Desain suara dan editor efek audio adalah caranya. Sound designer dan sound effect editor adalah orang-orang berbakat yang menciptakan efek suara fantastis ini untuk berbagai macam kebutuhan produk audio visual. 

Efek suara bisa bervariasi secara dramatis dari “nada kamar” sehari-hari hingga tabrakan mobil dan ledakan besar. Biasanya studio post-production profesional memiliki bank efek suara sendiri. Ukuran dan anggaran sebuah project akan selalu menentukan berapa banyak editor yang akan mengerjakan project tersebut, tetapi kamu bisa saja memakai belasan orang yang bekerja di departemen ini untuk sebuah film blockbuster. Sekarang ada beberapa sistem pengeditan suara digital atau lebih dikenal dengan sebutan Digital Audio Workstation (DAW), dan semakin banyak project yang mengandalkan software ini karena kualitas dan efisiensinya. Dengan peralatan canggih seperti ini, mixer suara dapat membuat efek suara baru yang belum pernah terdengar sebelumnya.

4. Foley Artist

Nama Foley Artist diambil dari Jack Foley, salah satu pionir sound effect artist di Hollywood. Sepanjang setiap film atau acara TV, ada banyak efek suara alami manusia. Umumnya suara-suara yang sulit direkam seperti suara langkah kaki tidak direkam ketika proses produksi, jadi para foley artist harus membuat ulang suara tersebut di dalam studio. Mungkin kamu familiar dengan beberapa suara langkah kaki yang ada di dalam film, seperti langkah yang berderak di jalur kerikil, sepatu hak stiletto yang berirama mengklik lantai kayu, atau suara berlari dengan langkah kaki yang berat di trotoar. Suara-suara itu bukanlah hasil dari rekaman audio ketika pengambilan gambar dilakukan, foley artist lah yang membuatnya serealistis mungkin dari dalam studio mereka.

5. Music Composition dan Music Editing

Musik untuk film atau acara TV ada dalam tiga kategori: Source, Score, dan Lagu. Akan ada seorang komposer dalam film yang tugasnya menciptakan musik untuk menciptakan suasana dramatik dalam berbagai adegan. Source music adalah apa yang kita dengar dalam berbagai adegan di dalam film. Musik ini bisa berasal dari berbagai perangkat seperti radio, atau tema TV terkenal jika aktor menonton TV dalam sebuah adegan, atau pemutar rekaman kuno, apa pun sumber musik yang dibutuhkan film tersebut. Terkadang musik seperti ini adalah musik asli yang khusus ditulis untuk film atau pertunjukan, dan biasanya musik tersebut akan dilisensikan. 

Lagu bisa salah satu atau keduanya dalam film yang sama; hal ini bergantung pada apa yang ingin dicapai oleh sutradara. Menulis musik untuk film atau acara TV tertentu, tidak seperti efek suara atau desain suara, hanya dilakukan oleh satu orang. Bergantung pada apa yang ingin dicapai oleh sutradara secara kreatif, ia akan memandu komposer dengan instruksi khusus atau memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada komposer. Kadang-kadang bisa menjadi sebuah tantangan untuk mengartikan apa yang ada di dalam kepala sutradara ketika menilai subjek abstrak seperti lagu.

6. Supervisor, Sound Designer, dan Music Editor 

Supervisor adalah posisi yang baru, tetapi lazim di dalam set produksi konten audio visual. Supervisor akan bekerja sama dan berkonsultasi dengan sutradara dan produser film. Fungsi utama mereka adalah untuk memilih dan melisensikan lagu atau rekaman yang sudah ada sebelumnya untuk film, TV, video game, dan produk audio visual lainnya. 

Sound designer dibutuhkan dalam sebuah film. Dia akan sering bekerja bersama editor musik untuk memastikan musik yang dipilih sesuai dengan visi sutradara. Supervisor musik harus memiliki pengetahuan musik yang luas, sinkronisasi musik, dan kemampuan komunikasi verbal yang kuat.

Editor musik akan bekerja sama dengan komposer untuk mempersiapkan titik-titik dramatis di dalam produk audio visual. Supervisor juga akan bekerja sama dengan editor dalam menempatkan source music. Editor akan memastikan sinkronisasi musik yang benar dengan adegan visual. Dia akan mencatat lokasi persis film di mana titik atau source music akan mendramatisasi narasi. Editor musik kadang juga berfungsi ganda sebagai orang yang mengerjakan mixing.

7. Mixing dan Mastering

Setelah semua sesi selesai dan disiapkan, tim audio engineer yang bertugas akan mulai melakukan mixing. Mereka akan bekerja satu sama lain dan bertanggung jawab untuk pencampuran audio post production dari banyak elemen yang pada akhirnya akan bersatu. Misalnya, dialog, ADR, efek Foley, efek suara, dan musik semuanya dalam campuran akhir.

Lead mixer (editor dialog) bertanggung jawab atas proses ini. Ada juga mixer efek dan mixer musik. Dalam kasus produksi dengan anggaran raksasa, mungkin ada mixer rekaman tambahan yang bertanggung jawab atas efek foley, dan biasanya akan ada banyak tim yang bekerja di beberapa tahap sekaligus. Semua elemen hasil mixing digabungkan saat visual diputar. Dengan semua elemen yang berbeda, mungkin ada lusinan trek audio.

Editor musik juga bisa mengirimkan dan mencampur bagian dari score music serta bagian musik lainnya. Editor musik juga harus ada selama proses mixing dan membuat berbagai macam format audio berbeda untuk berbagai macam kebutuhan format visual seperti: Surround Sound, atau yang dikenal sebagai Dolby Surround, Stereo dan THX. THX adalah sistem yang menjamin kualitas tertentu. Bioskop THX menyediakan lingkungan berkualitas tinggi untuk memastikan suara audio film terdengar seperti yang dimaksudkan oleh mixer engineer.

***

Tanpa proses audio post production, kamu hanya akan memiliki video mentah yang mungkin tidak bisa menyampaikan apa yang kamu inginkan. Selain itu, kualitas audiomu juga pasti tidak bisa dinikmati banyak orang (termasuk dirimu sendiri) karena proses post production  akan mengukir dan memberikan gambaran akhir tentang sebuah konten audio visual. Setiap aspek pada proses audio post production berkontribusi pada keseluruhan konten audio visual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun