#Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran oleh Inas Weis Suwardi
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh atau teladan yang baik bagi yang dipimpinnya (Ing Ngarso sing tuladha).Â
Hasil keputusan yang diambil harus mampu memberikan dampak positif serta mampu membangkitkan semangat untuk terus berinovasi serta mengambil keputusan yang berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karsa) dan seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi atau bimbingan saat melakukan proses pengambilan keputusan (Tut wuri Handayani) agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang harus dimiliki diri sebagai guru penggerak adalah Berpihak pada murid,kolaboratif,mandiri,inovatif,dan reflekstif. Sehingga nilai-nilai tersebut harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan karena nilai-nilai tersebut akan berpengaruh pada prnsip pengambilan keputusan yang akan diambil serta mempermudah dalam menyelesaikan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil akan sesuai dengan situasi dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator menjadi bekal bagi saya dalam melakukan identifikasi masalah yang terjadi. Dengan cara coaching proses mengidentifikasi masalah tidak menjadi beban bagi yang diwaancarai karena tidak ada tekanan/intervensi sehingga akan mempermudah proses pengambilan keputusan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang guru tentu harus memiliki kompetensi sosial emosial. Kelima kompetensi tersebut yaitu kesadaran diri,manajemen diri,kesadaran sosial,keterampilan berealasi,serta pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Seorang guru harus sadar terhadap perasaan yang dirasakan,mampu mengelola emosi dan perilaku,mampu memahami permasalahan dari sudut pandang orang lain,memiliki komunikasi yang baik dan efektif sehingga mampu mengambil keputusan yang bertanggungjawab. Masalah yang terkait dengan dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin,hati yang tenang sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan paradigma,prinsip serta langkah-langkah pengujian keputusan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Studi kasus yang berkaitan dengan moral atau etika harus didasari dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik berupa nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal,diantaranya keadialan,keselamatan,tanggugjawab,kejujuran,rasa syukur,dll. Jika permasalahan yang dihadapi adalah dilem etika maka untuk menyelesaikannya harus dianalisis menggunakan paradigma,prinsip,serta melalui 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.