Akhirnya, setelah apa yang terasa seperti berabad-abad, salah satu makhluk memberitahu Angga bahwa ia telah menebus kesalahannya dan akan dibebaskan. Dengan rasa campur aduk antara lega dan takut, Angga diantar ke sebuah pintu yang berkilauan. Ketika melewatinya, Angga merasa tubuhnya terhisap oleh kekuatan yang kuat. Cahaya terang menyilaukan matanya, dan tiba-tiba ia merasa jatuh ke tanah.
Saat membuka matanya, Angga mendapati dirinya terbaring di halaman depan rumahnya. Semuanya terasa asing. Rumah yang dulu ia kenali sekarang terlihat lebih tua dan lapuk. Angga segera bangkit dan menuju ke dalam rumah. Namun, betapa terkejutnya ia saat mendapati orang-orang di dalam rumah yang tidak dikenalnya. Mereka terkejut melihat Angga dan segera memanggil orang tua mereka.
Ternyata, keluarga yang tinggal di rumah itu adalah keturunan keluarga Angga. Angga diberitahu bahwa ia telah hilang selama 50 tahun. Keluarganya sudah lama menganggapnya meninggal, namun tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Angga yang masih muda, dengan wajah yang sama seperti saat terakhir kali ia terlihat, membuat mereka kebingungan dan terkejut.
Dengan segera, berita tentang kembalinya Angga menyebar ke seluruh desa. Teman-teman sebayanya yang masih hidup kini telah menjadi orang tua dengan rambut yang memutih. Mereka pun tak kalah terkejut melihat Angga yang tidak berubah sama sekali. Angga kemudian mencoba mencari penjelasan tentang apa yang terjadi. Ia menemui orang-orang tua di desa, yang masih ingat tentang cerita-cerita gaib dan mistis.
Mereka menjelaskan bahwa makhluk-makhluk gaib itu sering kali menghukum manusia yang tidak menghormati tempat-tempat sakral. Angga, yang telah melakukan tindakan tak pantas di Candi Punden, dibawa ke alam gaib sebagai bentuk hukuman. Waktu di alam gaib berbeda dengan dunia nyata, dan itulah sebabnya Angga merasa hanya beberapa tahun sementara di dunia nyata sudah berlalu setengah abad.
Angga merasa sangat menyesal atas tindakannya yang dulu. Ia kehilangan kesempatan untuk tumbuh bersama teman-temannya, merasakan kehidupan yang seharusnya ia jalani. Kini, ia terjebak dalam tubuh seorang remaja sementara semua orang di sekitarnya telah menua. Angga berusaha beradaptasi dengan dunia yang baru baginya, namun perasaan terasing dan kehilangan tetap menghantuinya.
Meskipun kembali ke dunia nyata, Angga merasa hidupnya tidak lagi sama. Dunia yang ia tinggalkan telah berubah, dan ia merasa seperti orang asing di tempat yang seharusnya ia kenali. Pengalaman di alam gaib meninggalkan bekas yang mendalam, mengingatkan Angga akan pentingnya menghormati dan menjaga tempat-tempat sakral. Angga menjadi pelajaran hidup bagi orang-orang di desanya, bahwa meski dunia tampak nyata dan stabil, ada hal-hal gaib yang tidak bisa dijelaskan dan harus dihormati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H