Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih Suci

28 Juli 2024   12:35 Diperbarui: 28 Juli 2024   12:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gambarsiluet.blogspot.com

Maya terdiam sejenak, kemudian menghela napas panjang. "Aku juga sangat menyayangimu," katanya perlahan. "Tapi ada sesuatu yang perlu kamu tahu."

Hatiku berdebar keras. "Apa itu?" tanyaku cemas.

"Aku sudah memiliki seseorang dalam hidupku," jawab Maya dengan suara lembut namun tegas. "Aku peduli padamu lebih dari yang bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, tapi cintaku yang sejati ada pada orang lain."

Rasa sakit menusuk hatiku, tapi aku tahu Maya tidak pernah berniat menyakiti. Dia selalu jujur dan tulus dalam setiap tindakan dan kata-katanya. "Aku mengerti," kataku sambil berusaha tersenyum meski air mata mulai menggenang di mataku. "Terima kasih sudah jujur padaku."

Maya menggenggam tanganku erat. "Aku akan selalu ada untukmu, sebagai teman yang peduli dan menyayangimu. Kamu adalah bagian penting dalam hidupku, dan aku ingin kamu terus maju dan menemukan kebahagiaanmu sendiri."

Meskipun penolakan itu terasa menyakitkan, aku tahu Maya benar. Dia telah memberikan begitu banyak untukku, dan aku harus menghargai dan menghormati perasaannya. Kami tetap berteman dekat, dan aku terus berjuang untuk menjalani hidup yang lebih baik dengan dukungan dan semangat dari Maya.

Hari-hari berlalu, dan meskipun rasa cintaku pada Maya masih ada, aku belajar untuk melepaskannya dan menghargai hubungan kami sebagai teman yang tulus. Aku menemukan kekuatan dalam diri sendiri yang tidak pernah kusangka ada sebelumnya. Setiap kali aku merasa ragu atau lelah, aku mengingat kata-kata dan dukungan Maya, yang selalu menjadi sumber kekuatan dan inspirasi.

Kini, aku berdiri di hadapan cermin dengan senyuman penuh keyakinan. Aku adalah seseorang yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih percaya diri. Semua itu berkat Maya, teman yang tak pernah lelah memberiku semangat dan kasih sayang tanpa syarat.

Kasih suci Maya telah menyelamatkanku dari kegelapan dan membawaku menuju cahaya. Meskipun kami tidak bersama sebagai pasangan, aku tahu bahwa persahabatan kami adalah harta yang tak ternilai. Dan untuk itu, aku akan selalu bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun