Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Tumbal Pesugihan

25 Juli 2024   07:36 Diperbarui: 25 Juli 2024   07:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa itu tidak pernah sama lagi. Para warga hidup dalam ketakutan dan kewaspadaan. Banyak yang memilih pindah ke desa lain, meninggalkan rumah dan sawah yang telah mereka huni selama bertahun-tahun. Namun, bagi mereka yang bertahan, setiap malam adalah pengingat akan kengerian yang pernah terjadi.

Bu Siti yang patah hati mencoba menjalani hidup tanpa suami dan anaknya. Setiap hari ia duduk di beranda rumah, menatap kosong ke arah hutan yang menelan keluarganya. Dalam hatinya, ia terus berdoa agar suatu hari, keadilan akan ditegakkan dan roh Bimo akan menemukan kedamaian.

Namun, misteri hilangnya Bimo dan keterlibatan Pak Joko dalam pesugihan tetap menjadi cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hutan di desa Waringin pun menjadi tempat yang ditakuti, penuh dengan kisah-kisah menyeramkan yang mengingatkan setiap orang tentang bahaya mengorbankan darah daging sendiri demi kekayaan duniawi.

---

**Lima Tahun Kemudian**

Desa Waringin perlahan mulai bangkit dari bayang-bayang kelam tragedi yang menimpa Bimo. Namun, ingatan tentang malam mengerikan itu tetap menghantui. Generasi baru tumbuh dengan cerita-cerita menakutkan yang diwariskan dari orang tua mereka, tentang hantu Bimo dan ritual pesugihan yang dilakukan ayahnya.

Suatu malam yang dingin, seorang pemuda bernama Arman, yang baru pindah ke desa itu, memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh tentang legenda hantu Bimo. Arman adalah seorang peneliti supranatural yang tertarik dengan cerita-cerita mistis. Ia mendengar kisah tentang desa Waringin dan merasa tertantang untuk mengungkap kebenarannya.

Dengan peralatan sederhana dan tekad yang kuat, Arman memasuki hutan yang angker itu. Malam itu sangat sunyi, hanya suara burung hantu dan angin yang berbisik di antara pepohonan. Arman berjalan perlahan, mengandalkan senter kecil di tangannya untuk menerangi jalan setapak yang gelap.

Setelah beberapa jam mencari, Arman menemukan sebuah tempat yang menyerupai deskripsi Pak Mardi lima tahun lalu. Bekas api unggun dan tiang kayu masih ada di sana, meskipun sudah ditumbuhi lumut dan tanaman liar. Arman merasakan hawa dingin yang aneh, seolah ada yang mengawasinya dari kegelapan.

Ia mengeluarkan alat perekam suara dan mulai berbicara, berharap bisa menangkap bukti keberadaan supranatural. "Jika ada roh yang hadir di sini, tunjukkanlah dirimu," kata Arman dengan suara tenang namun tegas.

Tiba-tiba, suhu di sekitarnya turun drastis. Arman merasakan bulu kuduknya berdiri. Dari balik bayangan, ia melihat sosok anak kecil dengan wajah pucat dan mata yang kosong. "Bimo?" bisik Arman, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun