Suatu hari, aku duduk bersama ayah di teras rumah. Kami berbicara tentang masa lalu, tentang semua kesulitan yang pernah kami hadapi. Ayah memegang tanganku dan berkata, "Nak, kami selalu percaya bahwa kamu bisa berubah. Kami tidak pernah meragukanmu. Kasih sayang dan doa kami selalu menyertaimu."
Kata-kata ayah membuat hatiku hangat. Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca, merasa sangat beruntung memiliki orang tua seperti mereka. "Terima kasih, Ayah, Ibu. Terima kasih karena tidak pernah menyerah padaku," kataku dengan suara bergetar.
Kehidupan terus berjalan, tetapi cinta dan kesabaran orang tuaku tetap menjadi kekuatan terbesar dalam hidupku. Mereka mengajarkanku bahwa tidak ada kata terlambat untuk berubah. Bahwa kasih sayang dan kesabaran bisa mengalahkan segala kegelapan.
Kini, aku hidup dengan penuh rasa syukur. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk menjadi lebih baik, untuk membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh orang tuaku. Aku belajar untuk mencintai diriku sendiri, untuk menghargai setiap orang di sekitarku.
Setiap kali aku melihat senyum di wajah orang tuaku, aku tahu bahwa semua perjuangan dan penyesalan itu tidak sia-sia. Mereka adalah pahlawan dalam hidupku, yang dengan kesabaran dan kasih sayangnya telah menyelamatkanku dari kegelapan.
Begitu banyak hal yang bisa kupelajari dari mereka. Kasih sayang dan kesabaran yang tulus bisa mengubah dunia. Dan aku berjanji, akan terus hidup dalam jalan yang benar, agar kelak bisa menjadi pahlawan bagi orang lain, seperti mereka telah menjadi pahlawan bagiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H