Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Kandas di Indomart

17 Juli 2024   09:58 Diperbarui: 17 Juli 2024   10:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
industri.kontan.co.id

Hari itu, langit cerah dengan awan putih yang berarak pelan. Aku sedang duduk di kafe kecil di sudut jalan, menunggu seseorang yang sangat istimewa bagiku, Dira. Kami berjanji untuk bertemu di sini setelah sekian lama tidak berjumpa. Sejak SMA, perasaanku padanya tidak pernah berubah, meskipun kehidupan membawa kami ke arah yang berbeda. Aku berharap hari ini menjadi awal yang baru untuk kami berdua.

Setelah menunggu sekitar 20 menit, aku melihat Dira muncul di depan kafe. Hati ini langsung berdebar kencang. Dira masih sama, cantik dan anggun dengan senyum manis yang selalu bisa menghangatkan hatiku. Dia melambaikan tangan dan menghampiriku dengan langkah ringan.

"Hai, Ardi! Lama tidak bertemu," sapa Dira sambil duduk di depanku.

"Hai, Dira. Iya, sudah lama sekali. Kamu tambah cantik saja," jawabku dengan senyum lebar.

Kami mengobrol panjang lebar tentang kehidupan masing-masing. Dira bercerita tentang pekerjaannya di sebuah perusahaan desain, sementara aku berbagi tentang usahaku yang baru dirintis. Pembicaraan kami mengalir lancar, dan tawa sering kali mengiringi obrolan ringan itu. Namun, ada sesuatu yang terus mengganjal di pikiranku, sesuatu yang harus aku katakan pada Dira.

Setelah beberapa jam berlalu, Dira melihat jam tangannya. "Ardi, maaf aku harus pergi sekarang. Ada janji lain setelah ini."

"Oh, tentu. Tidak apa-apa. Aku senang bisa bertemu kamu lagi," jawabku sedikit kecewa.

"Kita harus sering-sering ketemu seperti ini. Oh, aku harus mampir ke Indomart dulu, mau beli beberapa keperluan. Kamu mau ikut?" ajak Dira.

"Tentu, aku antar," jawabku antusias.

Kami berjalan bersama menuju Indomart di ujung jalan. Selama perjalanan, perasaanku semakin tidak karuan. Aku tahu ini mungkin kesempatan terakhirku untuk mengungkapkan perasaanku. Saat kami tiba di depan Indomart, aku menarik napas dalam-dalam.

"Dira, ada sesuatu yang ingin aku katakan," kataku dengan suara bergetar.

Dira berhenti sejenak dan menatapku dengan mata yang penuh tanya. "Ada apa, Ardi?"

Aku mengumpulkan keberanian dan berkata, "Dira, sejak SMA, aku selalu menyimpan perasaan ini. Aku selalu menyukai kamu, dan perasaan itu tidak pernah berubah. Aku ingin kita bisa lebih dari sekadar teman."

Dira terdiam. Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Aku bisa melihat kebingungan di matanya, dan hatiku semakin berdebar kencang menunggu jawaban darinya.

"Ardi, aku tidak tahu harus berkata apa. Kamu sahabat yang sangat berarti bagiku, tapi...," suara Dira terputus.

"Tapi apa, Dira?" tanyaku dengan cemas.

Dira menghela napas panjang. "Aku sudah punya seseorang. Kami baru saja bertunangan bulan lalu. Maafkan aku, Ardi. Aku tidak bisa membalas perasaanmu."

Dunia seolah runtuh di hadapanku. Rasa sakit menusuk hatiku seperti ribuan jarum. Aku mencoba tersenyum meski rasanya sulit. "Oh, selamat ya, Dira. Aku ikut senang untukmu."

Dira meraih tanganku, mencoba menghibur. "Maafkan aku, Ardi. Aku tidak pernah bermaksud menyakiti perasaanmu."

Aku hanya mengangguk pelan, berusaha menahan air mata. "Tidak apa-apa, Dira. Yang penting kamu bahagia."

Setelah membeli keperluannya, Dira pamit dan berjalan pergi. Aku berdiri di depan Indomart, menatap punggungnya yang semakin menjauh. Cintaku kandas di sini, di depan toko serba ada yang sederhana ini. Siapa sangka, tempat yang biasa dan sering dikunjungi ini menjadi saksi patah hatiku.

Waktu berlalu, dan aku mencoba bangkit dari kekecewaan itu. Setiap kali aku melewati Indomart itu, kenangan akan hari itu selalu kembali. Meski menyakitkan, aku bersyukur pernah merasakan cinta yang tulus. Cinta yang meskipun kandas, telah memberiku keberanian untuk mengungkapkan isi hati.

Di antara keramaian kota dan hiruk pikuk kehidupan, aku terus berjalan. Meski cintaku kandas di Indomart, aku percaya suatu hari nanti, aku akan menemukan seseorang yang mencintaiku dengan tulus, seperti aku mencintai Dira. Dan saat itu tiba, aku akan tersenyum, mengenang kisah ini sebagai bagian dari perjalanan hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun