Dengan tekad yang bulat, Aksa dan Arka bergerak maju, mencari panglima perang Mongolia di tengah kerumunan prajurit. Pertarungan sengit terjadi ketika mereka menemukan target mereka. Panglima perang Mongolia, Aksa dam Arka segera melakukan penyerangan.
Pertarungan mereka berlangsung dengan kecepatan dan ketangkasan yang luar biasa. Serangan demi serangan dilancarkan. Aksa dan Arka berhasil menghindari setiap pukulan dan membalas dengan pukulan dan tendangan. Dengan kerja sama yang sempurna, mereka akhirnya berhasil melumpuhkan dan membunuh panglima perang Mongolia di tengah medan perang.
Kabar tentang terbunuhnua panglima perang mereka menyebar dengan cepat di antara pasukan Mongolia. Semangat mereka runtuh, dan mereka mulai dipukul mundur dari medan perang. Pasukan Bhayangkara, dipimpin oleh Patih Gajah Mada, mengambil alih arena medan pertempuran dan melancarkan serangan terakhir yang mematilan.
Pasukan Majapahit berhasil menghancurkan pasukan Mongolia dari wilayah Majapahit. Semua pasukan Mongol dibantai, hanya disisakan 3 orang dan mereka dibuat cacat lalu disuruh pulang ke kerajaan mongolia, sebagai pesan agar Mongolia jangan berani mengusik Majapahit. Kemenangan ini memberikan kebanggaan bagi seluruh prajurit. Aksa dan Arka diakui sebagai pahlawan yang berperan penting dalam kemenangan ini.
Patih Gajah Mada mengumpulkan seluruh pasukan Bhayangkara dan memberikan pidato penuh inspirasi. "Hari ini, kita telah menunjukkan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang kuat dan tak terkalahkan. Keberanian dan pengorbanan kalian akan selalu dikenang. Aksa, Arka, kalian telah membawa kehormatan besar bagi kita semua."
Aksa dan Arka berdiri dengan gagah di antara pasukan Majapahiy. Mereka merasa lega telah melindungi tanah air dari serangan Mongolia. Namun, mereka juga tahu bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Masih banyak ancaman yang harus dihadapi, dan mereka siap untuk melanjutkan petualangan dan perjuangan mereka demi keadilan dan perdamaian di seluruh Nusantara.