Sarung Sobek Bapakku
Sarung bapakku, penuh cerita,
Lusuh, sobek di sana sini,
Namun penuh cinta, tak terganti,
Menemaninya setiap masa.
Dengan langkah tegap ia berjalan,
Menggendong harapan di pundak,
Sarung sobek tak jadi halangan,
Dalam doa dan kerja yang tak kenal lelah.
Setiap benang yang terurai,
Mengisahkan perjuangan panjang,
Bertahan meski kadang terkapar,
Dalam setiap tetes keringat yang mengalir.
Sarung itu saksi bisu,
Pagi buta hingga senja tiba,
Menyelimuti tubuh yang tak pernah lesu,
Mengajar kami arti keteguhan jiwa.
Dalam setiap sobekan, ada kenangan,
Tawa, tangis, dan doa dipanjatkan,
Ia membalut mimpi dan harapan,
Meski terkadang terasa menyesakkan.
Bapakku tersenyum, penuh bangga,
Meski sarungnya tak lagi sempurna,
Ia ajarkan kami nilai sederhana,
Keikhlasan dan kerja keras tanpa jeda.
Sarung sobek itu, peninggalan berharga,
Lebih dari kain, lebih dari harta,
Ia mengingatkan kami pada semangat yang membara,
Tak kenal menyerah, selalu berkarya.
Kini sarung sobek itu kusimpan,
Sebagai tanda cinta dan pengorbanan,
Dalam kenangan bapakku yang penuh kebajikan,
Mengajarkan kami arti kehidupan.
Jakarta, 2013
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI