Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Calon Mertua

29 Juni 2024   17:22 Diperbarui: 29 Juni 2024   17:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, Dion pulang dengan perasaan campur aduk. Ia mencintai Siska, tapi ia tidak bisa mengabaikan perasaannya terhadap Ibu Lita.

Hubungan Dion dengan Siska mulai terguncang. Siska merasakan ada yang berubah dari Dion. Ia menjadi lebih sering murung dan kurang perhatian. Suatu malam, Siska mengajak Dion berbicara dari hati ke hati.

"Dion, ada apa denganmu? Aku merasa kau semakin menjauh dariku," tanya Siska dengan mata berkaca-kaca.

Dion menghela napas panjang. "Siska, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Aku merasa bingung dengan perasaanku sendiri."

Siska menatap Dion dengan penuh harap. "Apa kau masih mencintaiku?"

Dion terdiam sejenak sebelum menjawab. "Aku mencintaimu, Siska. Tapi ada sesuatu yang tidak bisa kujelaskan. Aku butuh waktu untuk merenung."

Malam itu, Dion merenung panjang. Ia tahu bahwa ia harus membuat keputusan yang sulit. Perasaannya terhadap Ibu Lita semakin kuat, sementara cintanya kepada Siska mulai memudar.

Akhirnya, Dion memutuskan untuk berbicara dengan Ibu Lita. Mereka bertemu di sebuah kafe yang tenang.

"Dion, ada apa? Kau terlihat sangat tertekan," tanya Ibu Lita dengan wajah penuh kekhawatiran.

Dion menghela napas dalam-dalam. "Bu, aku mencintai Siska, tapi perasaanku terhadapmu semakin kuat. Aku tidak tahu harus berbuat apa."

Ibu Lita menatap Dion dengan lembut. "Dion, perasaanmu adalah sesuatu yang alami. Aku juga merasakan hal yang sama. Tapi kita harus berpikir matang sebelum mengambil keputusan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun