Sari akan selalu menjadi bagian dari Bima. Kenangan mereka adalah harta yang tidak akan pernah ia lupakan. Meski kepergian Sari meninggalkan luka yang dalam, Bima tahu bahwa ia harus terus hidup. Ia menulis sebuah novel yang didedikasikan untuk Sari, sebuah cerita tentang cinta dan kehilangan, tentang perjuangan melawan kegelapan.
Pada akhirnya, Bima belajar bahwa cinta tidak selalu bisa menyelamatkan, tetapi cinta bisa memberikan kekuatan untuk bertahan. Kehidupan akan terus berjalan, dengan segala suka dukanya. Bima menemukan bahwa meskipun Sari telah pergi, cinta mereka akan selalu hidup dalam hatinya, memberikan cahaya dalam setiap langkah yang ia ambil.
Di suatu pagi yang cerah, Bima berdiri di depan makam Sari, membawa sebuah bunga mawar putih. Ia menunduk, meletakkan bunga itu dengan lembut, dan berbisik, "Aku akan selalu mencintaimu, Sari. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku."
Bima berbalik, berjalan meninggalkan makam itu dengan hati yang sedikit lebih ringan. Ia tahu, Sari akan selalu bersamanya, dalam setiap cerita yang ia tulis, dalam setiap lukisan yang ia lihat, dan dalam setiap langkah yang ia ambil menuju masa depan.
Bandung, 1993