Hidupku berubah drastis ketika nenekku, yang sangat aku sayangi, meninggal disantet . Nenek adalah sosok yang sangat berarti bagiku. Ia mengasuhku sejak kecil dan mengajariku banyak hal tentang kehidupan dan kebijaksanaan. Sebagai cucu yang setia, aku memutuskan untuk menemani nenek hingga akhir hayatnya, berusaha melawan semua rintangan yang datang.
Bermula ketika nenek jatuh sakit. Tubuhnya yang dulu kuat menjadi lemah dan ringkih. Perut nenek membesar seperti orang hamil sembilan bulan, sering mengalami mimpi buruk dikejar-kejar raksasa. Setelah terbangun nenek menjerit kesakitan dan baru reda sakitnya setelah adzan subuh, hal itu terjadi setiap malam, Keluarga sudah membawanya ke rumah sakit, tapi pihak rumah sakit secara medis  tidak menemukan penyebab penyakitnya. Dan terpaksa keluarga membawanya pulang untuk dirawat di rumah.
Suatu malam nenek menjerit-jerit kesakita, kami memanggil mbah Hadi seorang sesepuh desa yang mengerti tentang hal-hal gaib. Mbah Hadi, melakukan beberapa ritual dan memastikan bahwa nenek memang disantet. Mbahi Hadi pun berjanji akan mencoba membantu mengobati nenek dan melindungi kami dari serangan santet.
Malam itu, setelah melakukan ritual Mbah Hadi pulang, aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam rumah. Suasana menjadi sangat mencekam, dan aku merasakan kehadiran makhluk gaib yang berusaha menyerang nenek. Aku tidak tahu harus berbuat apa, dan dalam keputusasaan, aku hanya bisa berdoa agar nenek diberi kekuatan untuk bertahan.
Saat itulah, aku merasakan sesuatu yang luar biasa terjadi. Tiba-tiba, tubuhku terasa berat dan pandanganku menjadi kabur. Dalam sekejap, aku tidak lagi merasakan tubuhku sendiri, melainkan seolah-olah ada kekuatan lain yang mengambil alih. Aku sadar bahwa aku telah kerasukan.
Aku merasa tubuhku menjadi lebih kuat dan menjadi berani. Aku bisa melihat makhluk-makhluk gaib yang berusaha menyerang nenek. Dengan kekuatan yang merasuki tubuhku, aku melawan makhluk tersebut dan berhasil mengusir mereka dari rumah. Meskipun aku berhasil menyelamatkan nenek dari serangan malam itu, aku tahu bahwa ini hanya permulaan.
Mbah Hadi kembali keesokan harinya dan terkejut melihat perubahan yang terjadi padaku. Ia mengerti bahwa ada kekuatan asing telah merasukiku sehingga aku bisa melawan dukun santet yang menyerang nenek. Bersama Mbah Hadi, kami mulai merencanakan bagaimana cara melawan para dukun santet tersebut.
Mbah Hadi berhasil menerawang dan mengetahui lokasi dukun santet, ternyata ada lima orang dukun yang menyerang Nenek. Mbah Hadi memutuskan untuk menyerang di tempat persembunyian mereka. Aku dan Mbah Hadi pergi ke sebuah rumah tua di pinggir hutan, tempat di mana para dukun berkumpul.
Pertarungan pun dimulai. Dengan kekuatan yang ada dalam diriku, aku menyerang para dukun dengan segenap tenaga. Namun, mereka bukanlah lawan yang mudah. Mereka memiliki kekuatan ilmu hitam yang tinggi dan mampu menyerang balik dengan dahsyat. Meskipun aku berhasil melukai beberapa dari mereka, aku kewalahan melawan serangan yang datang bertubi-tubi.
Di tengah pertarungan, aku terkena serangan yang sangat kuat dan hampir kehilangan kesadaran. Melihat hal itu Mbah Hadi datang membantuku. Dengan kekuatan spiritualnya, ia melindungiku dan menyerang balik para dukun santet. Pertarungan berakhir dengan kemenangan di pihak kami, sebelum kabur para dukun sempat mengancam akan melakukan serangan balasan.
Para dukun santet tidak tinggal diam. Mereka menyusun rencana untuk serangan balasan. Aku dan Mbah Hadi mempersiapkan diri untuk menghadapi pertarungan yang lebih besar. Kami mengumpulkan kekuatan dan melakukan berbagai ritual untuk meningkatkan pertahanan dan serangan kami.
Pertarungan terakhir pun terjadi. Para dukun santet menyerang dengan kekuatan penuh. Aku dan Mbah Hadi melawan mereka dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Pertarungan berlangsung sangat sengit dan mengerikan. Serangan demi serangan dilancarkan, dan kami berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dan membalas serangan.
Di tengah pertarungan, salah satu dukun berhasil melukai Mbah Hadi dengan serangan yang mematikan. Aku berusaha melindunginya sambil terus melawan para dukun. Tiba-tiba muncul sosok lelaki bersorban dan berbaju serba putih  membantu kami.Pertarungan bertambah sengit, hingga akhirnya kelima dukun dapat dikalahkan, mereka tewas sangat mengenaskan.
Setelah para dukun berhasil kita kalahkan, aku segera menghampir mbah Hadi yang sekarat dan muntah darah. Aku coba membantu menyalurkan hawa murni dalam ketubuh mbah Hadi. Perlahan mbah Hadi siuman dan menanyakan dimana sosok yang menolong kita tadi. Aku kaget karena terlalu fokus menolong mbah Hadi sehingga melupakan sosok penolong kami. Saya coba mencari dan memanggil-manggil, tapi sosok itu telah menghilang.
Kemenangan ini harus dibayar mahal. Nenekku, yang sudah sangat lemah, tidak bisa bertahan lebih lama. Meskipun kami berhasil mengalahkan para dukun santet, nenek tetap tidak tertolong. Dengan air mata yang mengalir, aku menggenggam tangan nenek dan menemaninya hingga tempat peristirahatan terakhir.
Nenekku telah pergi, tetapi aku tahu bahwa ia pergi dengan tenang. Aku telah berusaha sekuat tenaga untuk melindunginya dan melawan para dukun santet yang menyerangnya. Pengalaman ini mengajarkanku banyak hal tentang kekuatan cinta, keberanian, dan ketabahan.
Setelah tujuh hari meninggalnya nenek, aku kembali ke kehidupan normal. Aku selalu mengingat pengalaman ini sebagai bagian dari perjalanan hidupku. Kisah ini adalah pengingat bahwa kita harus selalu berjuang untuk melindungi orang-orang yang kita cintai, apapun rintangannya. Kekuatan cinta dan keberanian akan selalu membawa kita melalui masa-masa sulit, dan kita harus selalu percaya bahwa kebaikan akan menang pada akhirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H