Kondisi perekonomian tahun 2025 banyak yang memprediksikan gelap, suram, lesu. Prediksi pertumbuhan ekonomi yang rendah membuat perputaran ekonomi melambat. Dengan penghasilan  tetap, sementara harga-harga komoditas dipastikan naik seiring dengan kenaikan PPN, maka kalangan menengah  harus punya kiat khusus untuk bisa bertahan menjalani kehidupan yang layak dan berusaha agar tidak jatuh ke kelas miskin.Â
Optimis, adalah satu kata yang harus terus kita pegang. Apapun kondisinya, penting untuk menjaga agar kita selalu positif thinking selalu berprasangka baik, selalu mempunyai afirmasi yang positif. Bukankah "you are what you think"?
Tak perlu khawatir berlebihan tentang hari esok, sebab ada Allah swt. Â Tuhan Yang Mahaesa, sang pemberi rezeki kepada seluruh makhluk ciptaanNYA, sebagaimana firmanNYA dalam QS. Al Ankabut : 60 :"Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui"
Disamping optimis dan yakin semuanya akan baik-baik saja, tentu perlu dibarengi dengan upaya serta kiat-kiat agar  kebutuhan primer sekunder dan tersier terpenuhi, namun hidup tetap bahagia jiwa raga. Apa saja ?
1. Menabung
Menabung yang sudah dilakukan dari tahun sebelumnya, harus tetap dilanjutkan. Sebab sudah sangat terasa manfaatnya. Dengan penghasilan yang pas-pasan maka harus merencanakan dengan matang, kapan anak kuliah yang membutuhkan biaya cukup banyak, kapan rencana ibadah (haji/umroh), kapan liburan keluarga, serta biaya yang dibutuhkan. Dengan mengetahui tahun  serta besarnya biaya yang dibutuhkan kita bisa mengatur berapa besar harus menyisihkan penghasilan untuk ditabung. Misalnya untuk kebutuhan kuliah, maka semakin jauh persiapannya semakin sedikit uang yang kita tabung, sebab durasi menabungnya cukup lama.
Saat ini banyak bahkan mungkin semua bank menyediakan tabungan rencana dengan berbagai variasinya. Kita bisa mengambil salah satu atau dua atau disesuaikan dengan jumlah anak kita. Masing-masing anak dibukakan rekening agar kelak saat mereka kuliah sudah tersedia dana yang cukup. Demikian juga untuk keperluan lainnya, misalnya tabungan haji, tabungan untuk liburan, dll. dapat dilakukan dengan cara yang sama. Sisihkan dulu uang untuk ditabung, 20%, 30% atau bahkan 40% dari penghasilan, baru sisanya dibelanjakan.
2. Hemat dan sederhana
Gaya hidup frugal living yang sedang nge trend membantu kita mengelola keuangan dengan enjoy dan tidak lagi gengsi. Ketika kita harus hemat dan hidup sederhana, tidak membeli barang bermerk, tidak mudah membeli baju/sepatu hanya karena mode, takut ketinggalan jaman dan lain-lain. Jika ada yang komentar tentang penampilan kita yang memakai baju sepatu dan tas itu-itu saja, kita bisa menjawab dengan pede, "Lah...aku kan sedang ngikuti trend gaya hidup frugal living, Warren Buffet saja ngelakuin itu"
Kiat-kiat berhemat lainnya misalnya dalam hal konsumsi kita bisa sedikit down grade jika memang tidak terlalu berbeda secara signifikan. Kebutuhan semisal sabun cuci piring, sabun mandi, sabun cuci dan lain-lain kebutuhan rumah tangga harga antara merk satu dengan lainnya terkadang cukup jauh. Kita tidak perlu fanatik dengan satu merk tertentu yang memang bagus kualitasnya tetapi harganya jauh lebih mahal. Kita bisa menggantikan dengan barang sejenis yang lebih murah tetapi masih cukup berkualitas.
3. Tak perlu malu dengan HP jadul
Sesungguhnya bukan hanya HP, tetapi banyak barang-barang elektronik bahkan mobil yang kita miliki jika memang masih berfungsi dengan baik, tak perlu ganti hanya karena sudah muncul barang terbaru di pasaran. Tak mudah tergoda. Ingat bahwa HP fungsi utamanya tentu untuk berkomunikasi dan berbagai kemudahan yang kita perlukan misalnya untuk bertransaksi secara online. Jika fungsi-fungsi tersebut masih bisa dlakukan di HP jadul kita, rasanya tidak perlu ganti. Demikian juga dengan kulkas, mesin cuci, AC dan lain-lain barang elektronik kita. Perbaiki jika rusak, lakukan pemeliharaan agar awet. Mobil pun demikian.
4. Bayar zakat, infaq dan sedekah
Karena ini adalah perintah agama, agar memperoleh keberkahan dalam setiap rezeki yang kita terima, maka wajib hukumnya ditunaikan zakatnya. Selain zakat, tetaplah bersedekah sekecil apapun. Sebab dalam setiap rezeki yang kita terima sesungguhnya terdapat hak orang lain di sana.
Selain memenuhi kewajiban agama, bersedekah, memberikan bantuan untuk saudara, menolong sesama akan memberikan dampak positif bagi kesehatan mental/jiwa kita. Ada rasa bahagia yang menyelimuti hati  manakala kita memberikan bantuan/pertolongan dan melihat kebahagian di raut wajah mereka.
Jadi, meskipun kita hidup hemat dan sederhana tetapi tidak boleh pelit, tidak boleh kikir. Sebab hemat dengan kikir itu berbeda, sebagaimana firman Allah swt pada QS Ali Imran ayat 180 : "Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-NYA, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan  (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allahlah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
5. Jangan lupa bahagia
Meskipun kita berhemat dan hidup sederhana, maka sesekali memanjakan diri sendiri, keluar bersama teman untuk sekedar makan, ngopi dan ngobrol tetap bisa dilakukan namun jangan sering-sering. Tetap harus ingat bahwa prioritas utama adalah memenuhi kebutuhan primer dan sekunder untuk keluarga. Tempat makan/ngobrol bisa juga lebih selektif, sebab sekarang banyak sekali tempat-tempat yang jika kita jeli, bisa memperoleh tempat yang asyik buat ngobrol, menunya enak tetapi harga bersaing.Â
6. Mencari penghasilan sampingan
Jika kita kreatif dan tidak malu, banyak peluang yang dapat kita ambil di jaman yang serba digital seperti sekarang ini. Banyak tawaran afiliasi, drop ship, jualan online dan lain-lain peluang yang dapat kita maksimalkan. Tak perlu malu jika harus memasang status promosi/jualan barang hasil produksi kita. Lumayan untuk menambah penghasilan. Dan siapa tahu akan semakin berkembang menjadi sebuah usaha yang besar.
Jadi, mari hadapi tahun 2025 dengan optimis, semua akan berjalan baik-baik saja sesuai dengan harapan kita, yang penting tetap berusaha yang terbaik. Jika gagal ya bangkit lagi, istirahat sejenak dan lanjutkan langkah dan iringi dengan do'a. Upaya dan ikhtiar adalah bagian kita sebagai manusia, untuk hasilnya, serahkan saja kepadaNYA.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H