Rasa kecewa muncul karena adanya kesenjangan antara ekspektasi dengan realita. Semakin jauh kesenjangannya dimana semakin tinggi ekspektasi dan semakin rendah realitanya akan membuat semakin dalam rasa kecewa yang dirasakan.Â
Jadi jika tidak ingin kecewa yang mendalam, buatlah ekspektasi yang rasional yang realistis. Harapannya realitanya sesuai dengan ekspektasi atau bahkan melebihi ekspektasi, di situlah kegembiraan terjadi.
2. Bersyukur
Bersyukur atas apapun yang terjadi adalah obat yang sangat manjur mengobati kecewa. Alhamdulillah biarpun tidak gajian hari ini, tapi tidak punya utang, tidak ada yang nagih utang. Alhamdulillah meskipun tidak gajian hari ini, masih ada sedikit tabungan untuk biaya operasional rumah tangga.Â
Alhamdulillah meskipun tidak gajian hari ini, toh tetap akan dibayarkan dan nanti ada rapel. Alhamdulillah meskipun tidak gajian hari ini, yang penting masih sehat jiwa raga, dan seterusnya.Â
Nrimo ing pandum artinya menerima dengan ikhlas atas semua hal yang menimpa kita, menerima bahwa itu semua sudah kehendak yang Maha Kuasa dan yakin bahwa di balik semua itu ada hikmahnya, membuat hati semeleh, nrimo, dan tidak kemrungsung. Dan jika itu terjadi tentu rasa kecewa hanya akan melintas sekelebat, selebihnya akan tetap hepi hepi saja, riang gembira menikmati warna-warni dunia.
