Dampak El Nino bagi kehidupan sangatlah nyata, kekeringan terjadi di mana-mana sehingga masyarakat kekurangan sumber air bersih, kekeringan lahan pertanian yang mengancam turunnya produksi pangan dan ketersediaan bahan pangan dan juga yang sangat marak adalah timbulnya kebakaran hutan dan taman wisata alam/taman nasional di berbagai daerah.
Dampak yang terakhir yaitu kebakaran, sebenarnya dapat kita cegah, jika semua orang/pengunjung/wisatawan/pendaki gunung menaati etika hidup di alam bebas atau berwisata alam.Â
Di kalangan para pendaki gunung dan penjelajah alam motto ini dipegang teguh sebagai bagian dari kecintaan terhadap alam agar alam tetap lestari. Seharusnya etika terhadap alam ini juga digaungkan untuk diketahui dan ditaati seluruh pengunjung wisata alam untuk mencegah kebakaran atau kerusakan alam lainnya. Motto tersebut terdiri dari 3 (tiga) hal sebagai berikut :
1. Jangan ambil sesuatu kecuali gambar
Motto ini mengajak kita untuk tidak mengambil apapun dari alam bebas, seperti misalnya mengambil anggrek hutan, menangkap satwa untuk dibawa pulang, memetik bunga edelweis sang bunga abadi.Â
Seorang teman mengatakan "Jangan katakan keabadian cintamu dengan memberikan setangkai edelweis kepada kekasihmu, tapi ajaklah dia melihat keindahan hamparan edelweis  di tempat tumbuhnya".Â
Dengan tidak mengambil sesuatu dari alam, Â berarti membiarkan alam tumbuh bebas tanpa gangguan. Melestarikan alam adalah melestarikan kehidupan. Merawat alam tetap hijau adalah memasok oksigen untuk kehidupan umat manusia. Menjaga hutan tetap lestari adalah memberi sumber air bagi kehidupan.
2. Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak (kaki)
Pecinta alam yang sesungguhnya tidak akan pernah meninggalkan jejak yang dapat merusak alam. Demikian juga seharusnya seluruh pengunjung area wisata alam. Jangan pernah meninggalkan sampah di alam bebas, terutama sampah plastik. Untuk sampah organik seperti sisa-sisa makanan misalnya, bisa ditinggalkan dengan dipendam dalam tanah/dikuburkan. Bawalah kembali sampah plastik turun ke bawah, buang di tempat sampah.
Dan yang sering membuat bencana adalah manakala pengunjung meninggalkan sisa bara api unggun, atau membuang/meninggalkan puntung rokok yang masih menyala. Atau flare yang  ditinggalkan begitu saja. Meskipun seolah sudah mati, namun dengan kondisi suhu tinggi seperti sekarang ini, sangat mudah menyambar rumput kering dan menimbulkan kebakaran hebat.Â
Pada beberapa gunung sudah ada larangan menyalakan api unggun sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan gunung. Sebaiknya  taati aturan yang berlaku agar tidak merugikan pihak manapun, siapapun, apapun termasuk alam itu sendiri. Dan teman saya berpesan kalau mendaki gunung, pergi ke hutan, berwisata alam "Jangan tinggalkan sesuatu, kecuali kenangan"
3. Jangan bunuh sesuatu kecuali waktu
Biarkanlah alam mencari keseimbangannya sendiri. Jangan membunuh memburu satwa untuk kesenangan atau alasan apapun. Jangan membunuh menebang pohon seenaknya sampai hutan gundul dan berakibat fatal menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia.Â
Biarkan alam tumbuh seimbang, sehingga rantai makanan di hutan tidak terputus. Jika rantai makanan terputus, tumbuhan dan pepohonan menipis, herbivora tak mendapatkan pasokan makanan di hutan, tentu sasarannya adalah kebun penduduk di pinggir hutan. Jika predator tidak menemukan lagi pasokan makanan, mereka bisa berkeliaran ke perkampungan dan memangsa hewan peliharaan penduduk bahkan mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelestarian alam, menjaga keseimbangan alam. Janganlah menggunduli bukit, membabat hutan, membunuh kehidupan, sebab  semuanya berdampak buruk pada kehidupan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H