Setiap ibu pasti menginginkan pemberian ASI eksklusif bagi bayinya, namun tak semua ibu berhasil melakukannya disebabkan berbagai hal. Penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif misalnya karena ibu harus segera bekerja kembali di kantor, Â kurang dukungan keluarga/suami, kelelahan baik fisik maupun mental, takut payudara tidak menarik lagi, kesakitan saat menyusui atau pasokan ASI yang rendah.
Sebagai perempuan bekerja penuh waktu yang memiliki 3 anak yang sekarang sudah remaja, saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana saya dulu memberikan ASI eksklusif, dan saya tetap memberikan ASI hingga anak-anak berusia 2 tahun baru menyapihnya.
1. Bersikap positif
Saya tidak pernah berpikir  tidak sukses memberikan ASI eksklusif bagi anak-anak. Saya jalani saja semuanya dengan wajar, santai dan tenang karena saya berpikir menyusui merupakan  siklus hidup yang harus dilalui, hak anak untuk memperolehnya, kewajiban ibu untuk memberikannya. Mungkin karena saya menganggap menyusui merupakan hal yang wajar sehingga tidak menimbulkan stress berlebihan yang justru bisa mengakibatkan kelancaran ASI berkurang.Â
2. Menjaga asupan makanan
Berdasarkan saran dari ibu yang sudah berpengalaman memiliki banyak anak dan juga ibu mertua dan keduanya memiliki success story dalam menyusui, saya diminta banyak makan sayur dan buah. Kuantitas dan kualitasnya juga diperbanyak, sebab saat menyusui makanan bukan hanya untuk ibu tetapi juga untuk bayi. Jadilah saya sering makan walaupun porsinya sedikit-sedikit, karena setelah menyusui memang terasa sedikit lapar (atau karena keinginan saya sendiri yang ingin makan? hehe..dasar suka makan, jadi ada alasan "kan sekarang makan untuk berdua, ya wajar sering makan")
Dan di antara banyak macam sayur dan buah yang  ada, ada 2 bahan makanan yang wajib selalu hadir dan saya konsumsi tiap hari, yaitu :
a. Daun katuk
Sudah turun temurun daun katuk diyakini merupakan bahan makanan yang dapat memperlancar ASI. Entah ini mitos atau fakta, tetapi kenyataannya produksi ASI memang cukup untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi. Padahal bisa jadi pasti karena pengaruh berbagai asupan makanan lainnya juga, sehingga produksi ASI cukup.
b. Kacang tanah sangan