Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mari Menebar Kebaikan Mari Menuai Bahagia

7 April 2023   12:33 Diperbarui: 7 April 2023   12:39 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana caranya mengikhlaskan? Ya dengan bersyukur. Bagaimana mungkin orang kecewa kok disuruh bersyukur? Tentu bisa! Yang pertama tentu harus percaya bahwa ini sudah terjadi, ini atas kehendakNYA dan ini adalah takdir. Selanjutnya dialog dengan hati, dengan diri sendiri dengan berandai-andai. Misalnya kalau saya pribadi menyikapi hal ini dengan mengatakan pada diri sendiri, "Inilah yang terbaik untuk saat ini. Mungkin memang Indonesia belum pantas menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Mungkin dengan begitu banyak penonton dan jika rusuh, bisa mengulang kejadian Kanjuruhan. Mungkin jika Garuda Muda bertanding, bisa saja dibabat habis-habisan oleh tim dari negara lain dan bikin malu, mengingat kita bermain hanya karena sebagai tuan rumah." Jadi, pasti inilah jalan terbaik yang dipilihkan Allah untuk kita.

Demikian juga untuk menyikapi semua hal lainnya yang terjadi pada kita. Bersyukur saja dan yakini bahwa inilah jalan terbaik yang dipilihkan Allah untuk kita. 

3. Tidak over thingking

Berpikir berlebihan untuk hal-hal yang belum terjadi, takut dan cemas memikirkan masa depan, akan membebani pikiran. Tak perlu cemas dan takut dengan hari esok. Dan tak perlu pula terbebani dengan masa lalu yang gelap atau buram. Lakukan saja yang terbaik hari ini, hadapi hari ini, sebaik yang kita bisa. Sebab hidup adalah tentang hari ini. Kemarin sudah berlalu dan esok belum datang. Lakukan tugasmu dengan baik. 

Para pelajar belajarlah sungguh-sungguh di kelas, ikuti jadwal sekolah jangan mencoba untuk mbolos. Saat guru menerangkan, simak dan dengarkan dengan baik jangan ngobrol. Saat ulangan/ujian, ikuti dan kerjakan sungguh-sungguh sesuai kemampuan tak perlu mencontek. Hasil seluruh rangkaian pembelajaran, terima dengan ikhlas. Nilainya bagus alhamdulillah itulah yang diharapkan, nilai sedang tetap bersyukur tidak menjadi juru kunci. Yang juru kunci tetap bersyukur tidak tinggal kelas. 

Demikian juga dengan para pekerja, tak perlu cemas dengan ancaman PHK yang menghantui karena ekonomi global yang buram. Tetap bekerja sesuai SOP perusahaan, disiplin waktu masuk dan pulang kerja, siap jika diberikan tugas tambahan, bekerja dengan penuh semangat, tetap optimis memandang masa depan. Memikirkan masa depan boleh, berencana harus, tapi cemas? Jangan!

4. Hati yang selalu merasa cukup

Jangan menggantungkan bahagia pada banyak hal, pada standar yang tinggi. Jangan mengatakan "Tentu aku akan bahagia jika punya mobil pajero (karena sekarang mobilnya masih avanza), tentu aku akan bahagia jika punya mobil (karena sekarang baru punya motor), tentu aku akan bahagia jika punya motor (karena sekarang cuma punya sepeda)". 

Tak perlu menggantungkan rasa bahagia kita dengan syarat tertentu. Tak harus menunggu punya mobil untuk bahagia. Tak perlu menunggu punya motor untuk bahagia. Tak perlu punya sepeda untuk bahagia. Yang tak punya alat transportasi pribadi pun berhak bahagia. Katakan pada diri sendiri, "Malah sehat kemana-mana jalan kaki. Malah enak naik angkot bisa ngobrol dengan orang lain." Selalu ambil sisi positif pada setiap keadaan.

Hati yang selalu merasa cukup juga akan membuat kita menjauhi sikap serakah. Manusia hakikatnya memang serakah, jika dia memiliki satu lembah emas, tentu dia menginginkan dua lembah lainnya. Tak akan pernah ada puasnya kecuali sudah dipanggil Allah. Oleh karena itu bahagialah dengan yang dimiliki sekarang. Bersyukurlah jika hanya punya mobil, bersyukur jika punya motor, bersyukur jika punya sepeda, pun bersyukur jika tak punya apa-apa, karena masih diberi hidup oleh Allah swt. 

Apakah kita tidak boleh bercita-cita tinggi? Punya rumah bagus, punya mobil bagus, punya sawah luas, punya tabungan banyak? Tentu sangat boleh dan dianjurkan setiap manusia wajib berusaha sekuat tenaga menghidupi diri, keluarganya dan membantu orang-orang di sekitarnya. Yang tidak boleh adalah mendapatkan kehidupan dunia, kekayaan, jabatan, kekuasaan dengan cara-cara yang salah, dengan menghalalkan segala cara.

Buatlah hati yang selalu merasa cukup, bersyukurlah dan berbahagialah.  

Salam bahagia untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun