Ternyata berbagi dengan sesama mengajarkan kita untuk hidup sederhana. Mengapa? Sebab kita jadi ingat bahwa di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang kekurangan. Hal ini mengasah hati kita untuk bisa berempati. Tidak tega bermewah-mewah manakala mengingat, melihat masih banyak saudara-saudara kita yang untuk makan saja susah.
6. Pengendalian diri
Nah ini bagian tersulit. Bagaimana kita bisa mengerem diri sendiri dengan berbagai godaan yang ada, untuk tetap lurus niat, tak tergoda bermewah-mewah dengan hutang apalagi korupsi. Untuk saya pribadi,  saya percaya  bahwa "dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau" maka janganlah terlalu serius menjalani kehidupan dunia sampai melupakan akhirat.
Toh apapun yang kita miliki di dunia ini, seberapa pun banyak harta yang kita kumpulkan, akan kita tinggalkan semua nanti saat kita dipanggil yang Kuasa. Kita hanya akan menikmati harta kita  rata-rata seumur hidup manusia, katakanlah 100 tahun (ini pun jarang). Lalu buat apa kita ngoyo sebegitu rupa mencari dan mengumpulkan harta tanpa etika, melanggar aturan dengan korupsi sana sini.
Jadi, hidup sederhana adalah obat agar terhindar dari penyakit gaya hidup bermewah-mewah, terhindar dari pamer kemewahan di medsos. Hidup sederhana juga obat agar tidak serakah, sebab sederhana mengajarkan untuk memenuhi hanya kebutuhan bukan keinginan. Hidup sedehana, dengan demikian, adalah obat anti korupsi juga, sebab  hidup sederhana tak membutuhkan banyak biaya, tak perlu korupsi untuk memenuhinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H