Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menyikapi Privilese, agar Tak Lahir Mario-Mario Baru di Indonesia

11 Maret 2023   12:18 Diperbarui: 11 Maret 2023   12:35 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, meskipun ada dana untuk memenuhi keinginan anak, ada baiknya diberikan pada saat yang tepat sebagai sebuah reward, misalnya karena naik kelas, karena 3 besar kelas, karena khatam Al Qur'An, karena puasa full sebulan penuh saat ramadhan, dan lain-lain. Hal ini sekaligus mengajarkan pada anak bahwa sesuatu itu diperoleh dengan sebuah usaha. 

3. Ada usaha di balik harta

Ajarkan pada anak bahwa semua yang dimiliki orang tua, tidak datang dengan sendirinya dan tiba-tiba, meskipun misalnya harta tersebut adalah warisan. Sebab warisan jika tidak dijaga dengan baik, dengan usaha, dengan kerja keras cerdas ikhlas, tentu akan habis seiring waktu. Hal ini  mengajarkan pada anak arti "no pain no gain". Ketika anak mengetahui bahkan merasakan bahwa untuk memperoleh sesuatu perlu usaha, maka anak tidak akan bersikap berfoya-foya membuang uang seenaknya hanya untuk bergaya tanpa makna.

4. Uang jajan secukupnya

Meskipun orang tua kaya raya, bisa memberi uang jajan berapapun yang diminta anak, namun sebaiknya tetap diperhitungkan oleh orang tua, berapa sebenarnya jumlah uang jajan yang tepat untuk kebutuhan anak. Apakah akan diberikan bulanan atau mingguan atau harian, diskusikan dengan anak. Uang jajan idealnya hanya diberikan untuk keperluan rutin sehari-hari misalnya jajan di sekolah, transport/bensin, pulsa/data, dll. Sementara untuk keperluan yang lebih besar, misalnya untuk beli sepatu, baju, tas, buku dll diberikan secara terpisah. Jangan memberikan uang jajan yang berlebihan, sebab bisa dipakai/disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian orang tua bisa mengontrol keuangan anaknya dipakai untuk apa saja.  

5. Mengajarkan untuk berbagi 

Perlu mengajarkan pada anak bahwa dalam setiap harta yang dimiliki, ada hak orang lain untuk ditunaikan, minimal melalui zakat (sesuai syari'at agama Islam). Di samping itu untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara, tentu harus dibayarkan pula pajaknya. Kalo beneran orang kaya seharusnya kuat untuk membayar pajak. Kalo tidak mau membayar pajak  jangan membeli barang yang akan terkena pajak, tinggi pula karena barang mewah. Di luar hal tersebut masih ada infaq, sedekah, wakaf, donasi, sumbangan, yang semuanya bersifat menebar kebaikan, menebar manfaat bagi orang-orang yang membutuhkan. Mulai dari saudara, tetangga, teman, anak miskin, anak yatim, bahkan orang-orang tak dikenal yang ada di seluruh pelosok Indonesia atau pelosok dunia yang hidup berkekurangan.

Berbagi, menebar kebaikan menebar manfaat akan mendatangkan rasa bahagia. Juga mengajarkan anak berempati, menanamkan sikap welas asih, kasih sayang kepada sesama. Memupuk rasa untuk menghargai setiap orang tanpa memandang status ekonomi dan sosial.

6. Teladan

Meskipun kita sebagai orang tua mempunyai kekuasaan, kewenangan untuk berbuat apapun untuk memudahkan jalan anak, sebaiknya tetap memberikan teladan. Contoh ketika berada dalam sebuah antrian suntik vaksin (kala itu), karena kebetulan saya auditor internal yang memeriksa Dinas Kesehatan terkait dana covid-19 termasuk di dalamnya vaksin, saya bisa dengan mudah minta agar anak saya didahulukan. Tidak usah ikut antrian panjang. Namun hal tersebut tidak saya lakukan, justru saya bilang ke anak, "Ikuti saja prosesnya, kan tidak buru-buru mau ada acara. Kalo kita menyerobot antrian, itu namanya mendzolimi orang lain."

Keteladanan orang tua sangatlah berpengaruh kepada anak-anaknya. Kalo anak melihat orang tuanya hidup sederhana, baju sepatu tas yang dipakai bukan yang mahal/mewah, mobil yang fungsional, bersikap menghargai kepada sesama, berbagi kepada saudara/teman/yang membutuhkan, ramah kepada tetangga, tentu sang anak akan mengikuti pola hidup yang sama atau tidak akan terlalu jauh melenceng dari sikap orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun