2. Menetapkan rambu-rambu
Walau bagaimanapun, gejolak masa pubertas pastilah ada. Oleh karena itu harus ada rambu-rambu dalam menjalin hubungan dengan pacarnya, misalnya :
a. Tidak boleh pergi berduaan ke tempat sepi
Saya selalu bilang, boleh kalian pergi bermain berdua tetapi perginya ke tempat yang ramai dikunjungi orang, ke mall, ke toko buku, ke perpustakaan, dan lain-lain. Dan ketika di tempat umum harus bisa menjaga etika, sikap, perilaku. Ya biasa sajalah ngobrol berdua, makan, bercanda, tidak boleh lebih. "Mama tidak suka liat kayak gitu tuh...berdua pake seragam sekolah peluk-pelukan di pundak gitu" demikian suatu hari ketika kami sedang di mall dan melihat pasangan muda mudi berpacaran di mall.Â
b. Menetapkan jam malam
Jika malam minggu atau malam libur dia berjalan berdua dengan pacarnya atau apel ke rumah pacarnya, saya menetapkan jadwal pulang. Aturannya adalah jam 21.00 harus sudah sampai di rumah. Agar bisa bersama lebih lama, biasanya dia berangkat lebih sore misalnya habis ashar. Jika berangkatnya sore, tentu harus diingatkan "Nanti saatnya sholat maghrib jangan lupa yaa..."
Dan kesepakatan itu selalu ditaati, namun ada beberapa kali pulang lebih larut tetapi dengan ijin sebelumnya sebab mau nonton film yang jam 19.00 WIB sehingga pulangnya lebih dari jam 21.00 karena harus mengantar pulang ke rumah pacarnya yang memang agak jauh dari kota.
c. Harus bisa jaga sikap dan perilaku, tidak boleh melanggar syari'at agama
Pacaran yang menyenangkan itu kalau berkegiatan positif produktif, misalnya belajar bersama, membuat tugas kelompok, ekskul dan kegiatan-kegiatan positif lainnya, sehingga bisa saling memberi semangat dan memotivasi serta memperoleh prestasi.Â
Pacarannya tidak boleh hanya pacaran yang tanpa kegiatan, bahkan mengarah ke hal-hal negatif yang tidak sesuai syari'at agama. Tidak boleh pacaran seperti itu. Pacaran tidak boleh membuat nilai sekolah turun, tidak boleh membuat prestasi melorot tetapi sebaliknya harus membuat bersemangat belajar dan berprestasi.
d. Jangan terlalu serius dalam pacaran, tapi fokus masa depan