Mohon tunggu...
Inan Sulaiman
Inan Sulaiman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Harga Beras Mahal Akhir-akhir Ini?

14 Januari 2018   08:04 Diperbarui: 14 Januari 2018   10:20 3359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum menjawab pertanyaan dari judul di atas, saya ingin menjelaskan sedikit mengenai Teori Penawaran dan Permintaan(Supply & Demand). Bagi lulusan ekonomi, tentunya tidak asing dengan yang namanya hukum Penawaran (Supply), hukum Permintaan (Demand), serta kurva equlibrium. Pengertian Penawaran (Supply) adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. 

Pengertian Permintaan (Demand) adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Serta pengertian equilibrium adalah keadaan yang menunjukkan baik konsumen maupun produsen telah menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang konsumen bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut.

Demikian penjelasan singkat mengenai Teori Hukum Permintaan dan Penawaran. Kemudian pertanyaannya, apa hubungannya Teori Supply and Demand ini dengan keadaan perberasan di Indonesia? Pada zaman orde baru, Presiden Soeharto menetapkan yang namanya Floor Price (Harga Dasar) dan Celling Price (Harga Tertinggi). 

Floor Price ini digunakan Pemerintah untuk melindungi harga jual dari hasil panen petani. Sedangkan Celling Price digunakan Pemerintah untuk melindungi konsumen supaya harga tidak terlampau tinggi dan masih bisa dijangkau oleh masyarakat. Sedangkan ada satu alat pamungkas lagi yang diciptakan oleh Pemerintah pada zaman itu yang dinamakan dengan "Raskin". 

Betapa jeniusnya Pemerintah pada saat itu bisa mengatur dari sisi Hulu hingga ke Hilir untuk tataniaga perekonomian di Indonesia. Di sisi hulu melindungi petani dengan Floor Pricenya. Di sisi hilir melindungi masyarakat dengan Celling Pricenya. Terus, kenapa tadi saya mengatakan ada satu lagi alat pamungkas bernama "Raskin" ?

Mengapa saya katakan "Raskin" adalah alat pamungkas dari Negara Indonesia ? Raskin adalah wujud dari peranan Pemerintah dalam kurva equlibrium. BULOG ditugaskan oleh Pemerintah untuk menyerap gabah sebanyak-banyaknya melalui mekanisme Floor Price yang telah ditentukan. Kemudian BULOG diberikan pasar untuk menjual beras yang telah dibeli oleh petani dengan yang namanya Raskin. 

Dengan adanya raskin, tentunya tiap bulan Indonesia dibanjiri oleh yang namanya beras. Dengan menebus Rp. 24.000 saja, masyarakat bisa mendapatkan beras sebanyak 15 kg. 

Dengan banyaknya supply di masyarakat, tentunya pedagang manapun yang mau bermain-main dan berspekulasi akan berfikir dua kali karena barang di pasar sangatlah banyak. Belum lagi apabila harga tetap mahal, BULOG siap mengguyur pasar dengan Operasi Pasar yang mengakibatkan barang semakin banyak di masyarakat.

Kemudian kembali ke topik awal, kenapa harga beras akhir-akhir ini jadi mahal ? Jawabannya karena Raskin itu sendiri per-2018 sudah dihapus oleh Pemerintah. Ibarat orang berdiri, satu kaki sudah lumpuh. 

Tinggal satu kaki yang dinamakan Operasi Pasar yang masih bisa dijalankan, yang tentunya seseorang dengan satu kaki tidak bisa berlari seperti dengan 2 kaki. Sebanyak apapun Operasi Pasar yang dilakukan, selama alat Pemerintah yang dinamakan raskin itu sudah tidak ada. Akan sangat lambat dan sulit untuk mengembalikan harga kembali ke normal. 

Biasanya warga miskin tidak perlu membeli beras, karena sekarang raskin dihapus tentunya yang tadinya mereka tidak perlu membeli beras jadi membeli beras. Kurva dari Permintaan(Demand) akan naik tinggi dengan masuknya masyarakat miskin dalam menambah kurva Demand. Sedangkan dari sisi Kurva Penawaran (Supply) tetap atau bahkan berkurang, karena bulan Januari ini belum memasuki masa panen. 

Terlebih cuaca ekstrem dan hujan, dapat mengakibatkan gagal panen, gabah kosong, beras patah, menir dan berbagai macam kerugian yang akan semakin mengganggu Kurva Penawaran (Supply) di Indonesia.

Terus emang kenapa sih kalo harga beras naik ? Saya kan makannya daging bukan nasi. Beras itu adalah penyumbang inflasi tertinggi di Indonesia. Bisa kita ibaratkan seperti ini, penjual daging apakah selalu makan daging ? 

Tentunya ada penjual daging yang makan nasi juga. Ketika harga beras sebagai bahan dasar nasi itu naik, tentunya penjual daging akan berusaha mendapatkan uang lebih, supaya bisa membeli nasi yang digunakan mereka untuk makan sehari-hari. Ketika mereka membutuhkan uang lebih, tentunya mereka akan menjual barang dagangannya lebih tinggi, supaya mereka mampu membeli beras. 

Begitupula berdampak keseluruh bidang di Indonesia. Penjual sayur makan nasi, penjual baju makan nasi, bahkan penjual handphone pun pastinya makan nasi. Dan tentunya mereka akan berusaha bekerja lebih untuk dapat memenuhi kebutuhan utamanya. Tentunya bukan tidak mungkin menaikkan harga barang dagangannya.

Begitulah sedikit penjelasan dan pemahaman dari sudut pandang saya mengenai fenomena Harga Beras Mahal yang sedang hangat akhir-akhir ini. Apabila ada kekurangan mohon dikoreksi. 

Mari kita berdoa yang terbaik untuk Negara Indonesia tercinta ini. Semoga para pemimpin-pemimpin Negeri ini mulai serius dan bijak dalam memikirkan urusan perut rakyatnya. Aamiin.

Rakyat bisa hidup tanpa bensin, listrik ataupun jalan selama seminggu, sebulan ataupun setahun. Tapi, rakyat tidak akan bisa hidup tanpa pangan selama seminggu, sebulan, lebih-lebih setahun.

By : Inan Akhmad Sulaiman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun