Lauren kembali menjawab, "Dulu saya bekerja di perusahaan hukum. Dan penghasilan saya cukup tinggi. Sedikit lebih besar dari penghasilan kamu sekarang. Namun kemudian saya memutuskan untuk bekerja di bidang publishing. Dan penghasilan saya sekarang menurun drastis. Sangat drastis. Tapi sekarang saya bisa membuat buku. Dan itu harga yang saya rasa pantas untuk saya bayarkan. It is a trade off that I am willing to pay!"
Semua orang mengangguk dan menghela nafas. Sepertinya jawaban Lauren benar-benar menggambarkan pemikiran orang-orang di kelas ini. Semua orang yang memilih untuk mempelajari industri ini dengan lebih dalam. Semua orang yang berharap bisa berkarir dan berkontribusi di dalam industri ini. Atau orang-orang yang mungkin ingin menjadikan industri ini sebagai identitas mereka.
Untuk saya pribadi, jawaban ini, dan wajah orang-orang yang mengamininya, benar-benar sangatlah menakjubkan. Saya seperti melihat bentuk nyata dari kosa kata abstrak bernama 'passion'. Kata yang selama ini terlalu muluk dan terasa terlalu indah.
Orang-orang di kelas saya hari itu adalah contoh nyata dari orang-orang yang berusaha menjalani hidupnya dengan 'passion'. Mereka tidak memilih jalan hidup karena jalan hidup tersebut akan memberi mereka harta yang melimpah, posisi yang dikagumi, atau memberi manfaat buat orang lain. Mereka memilihnya benar-benar karena mereka menginginkannya.
Mungkin mereka egois. Mungkin mereka bodoh. Tapi mereka sudah memilih. Mungkin dengan keyakinan yang tidak seratus persen. Namun terlihat sudah siap dengan konsekuensinya.
Meskipun terlihat sederhana dan tidak terlalu bermakna, namun hari itu saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Ternyata masih ada sisa-sisa orang romantis di dunia yang begitu praktis ini. Masih ada orang yang bisa mencintai suatu hal yang kemungkinan besar tidak akan memberikan balasan yang 'setimpal' untuk mereka. Ternyata dunia ini masih bisa berputar dengan bahan bakar 'cinta'.
Haha, biasanya saya akan menjadi skeptis dan berkomentar, "makan tuh, cinta!" Tapi kali ini saya akan diam. Diam dan berharap bisa seyakin teman-teman sekelas saya dalam memilih, menjalani, dan menerima konsekuensinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H