Hai, aku Lia. Aku tidak menyukai ketika seseorang memanggilku dengan nama depanku, Ana. Mungkin terlalu kejam ketika seseorang mengatakan bahwa dia tidak menyukai nama depannya, ya kan?.Â
Aku Ana Apriliana, anak perempuan tunggal dari kedua orang tuaku. Keluargaku memiliki darah Jawa yang sangat kental. Menurutku, akan lebih menarik jika aku bisa menceritakan semua hal yang ada di keluargaku di sini, tetapi mungkin untuk saat ini cukup seperti ini dan aku mencoba mengisi ruang kosong ini dengan apapun yang terlintas di pikiranku.
Setiap orang tentu punya kesukaan kan? Sama halnya seperti aku dengan bertambahnya usia, kesukaan pun semakin banyak. Banyak sekali hal-hal yang aku sukai. Aku suka menonton film yang bisa membuatku terharu hingga menangis. Ya, karna menurutku kalau kita menonton film yang mengharukan, kita juga bisa menyalurkan emosi kita melalui film itu.Â
Anggaplah film itu sebagai jembatan untuk menuangkan emosi dalam diri kita. Selain film juga aku menyukai wajah-wajah tampan artis K-POP. Terdengar aneh tapi hal itu bisa meningkatkan semangat dalam situasi apapun.Â
Ya sebenarnya dibalik itu semua pasti mereka-mereka yang memang menyukai K-POP juga menggali tentang apa yang disukainya, contonya seperti selalu mendengarkan musiknya, menonton konten mereka, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan sebagai penggemar K-POP.Â
Aku juga suka merias diri, ya itu juga penting untuk menjalani hari. Merias diri itu menyenangkan apalagi kalau malam hari dan tidak ada kegiatan, disitulah aku mengambil kuas dan dan benda-benda berwarna yang membuat seseorang lebih percaya diri. Ya, memang sebanyak itu yang aku sukai.
Aku mempunyai banyak sekali kejadian yang terjadi di masa kecil, dan aku masih sangat jelas mengingatnya. Di satu malam, aku dan ibuku duduk di kursi terminal bis. Aku memakai baju kaos putih dengan rambut yang diikat dua, dan celana berwarna ungu.Â
Haaaah, aku tidak menyangka bahwa di malam itu aku tersedak permen caramel, yang akhirnya sampai sekarang aku cukup menyimpan trauma pada permen caramel. Akhirnya permen itu keluar juga setelah ibuku memukul tengkuk belakangku dengan keras, ya sekedar menolong anaknya yang tersedak itu. Banyak sekali cerita senang, sedih, dan traumatis ketika ada di malam hari.Â
Aku dan ayahku juga mengenalkan kejadian menyenangkan pada langit malam. Hari itu, aku dan ayahku sedang asik bermain sambil bercerita, umurku pada saat itu sekitar 5 tahun?Â
Ya, aku masih mengingat dengan sangat jelas. Ayahku mengajak aku untuk membeli pasta gigi karena ibuku mengeluh ketika dia mandi, susah seklai mengeluarkannya, akhirnya ayah mengajakku untuk mencari benda itu. Langit malam itu gelap dan tidak terlalu menakutkan bagiku, apa karena tanganku digenggam ayah?Â
Entahlah. Malam itu banyak sekali penjual kaki lima meneriaki tiap-tiap manusia yang melewati jalan itu. Rasanya malam itu adalah malam yang sangat melekat bagiku. Aku menyukai malam.