Pola makan sering kali mencerminkan budaya dan lingkungan suatu masyarakat. Salah satu pola makan yang diakui dunia sebagai simbol kesehatan dan keberlanjutan adalah Diet Mediterania. Diet ini menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, minyak zaitun, serta protein nabati yang memberikan manfaat besar bagi kesehatan individu.
Selain mendukung kesehatan, Diet Mediterania juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui penggunaan bahan pangan alami dan minim olahan. Dalam konteks Indonesia, pola makan ini dapat menginspirasi pengembangan desa tematik berbasis kearifan lokal. Integrasi prinsip Diet Mediterania akan meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat desa secara berkelanjutan.
Desa tematik merupakan pendekatan pembangunan yang menonjolkan karakter unik dan potensi lokal suatu wilayah. Dengan konsep ini, desa selain menjadi tempat tinggal, juga sebagai pusat inovasi yang berbasis pada keunggulan lokal. Pola makan tradisional masyarakat desa sebenarnya telah memiliki elemen-elemen yang mendekati prinsip Diet Mediterania.
Misalnya, bahan pokok seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan kacang-kacangan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan sedikit inovasi dalam pengolahan dan penyajian, potensi ini dapat ditingkatkan menjadi daya tarik kuliner bagi wisatawan, sekaligus mendukung kesehatan masyarakat setempat.
Sebagai contoh, kuliner khas Lombok seperti sambal beberok yang berbasis tomat, cabai, dan terong hijau memiliki kesamaan dengan masakan Mediterania. Dengan penyesuaian tertentu, hidangan ini dapat dikembangkan menjadi bagian dari paket wisata kuliner sehat di desa tematik. Pendekatan semacam ini memperkuat identitas lokal dan meningkatkan daya tarik desa di mata wisatawan domestik maupun manca negara.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, Diet Mediterania terbukti mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 30 persen melalui konsumsi lemak sehat dan pola hidup aktif. Dengan demikian, desa-desa yang mengadopsi pola makan ini dapat mempromosikan dirinya sebagai destinasi wisata kesehatan berbasis kearifan lokal.
Diet Mediterania mengandalkan bahan lokal bernutrisi, dengan minyak zaitun sebagai elemen penting karena kaya asam lemak tak jenuh tunggal. Di Indonesia, minyak kelapa murni (VCO), yang akrab dalam kehidupan masyarakat desa, dapat menjadi alternatifnya, terutama untuk mendukung pola makan sehat berbasis lokal.
Menurut artikel “9 Manfaat VCO yang Sayang untuk Dilewatkan” (alodokter.com, 22/02/2024), VCO mengandung asam laurat dengan sifat antimikroba dan mampu meningkatkan kolesterol baik. Memadukan VCO dalam “Diet Nusantara” ala Mediterania bisa mendukung desa tematik menciptakan identitas baru yang selaras dengan tren pasar.
Pengembangan desa tematik dengan fokus pada pola makan sehat selaras dengan tujuan keberlanjutan lingkungan. Diet Mediterania yang menekankan bahan segar dan mengurangi makanan olahan mendukung pertanian organik yang ramah lingkungan. Desa yang menerapkan pendekatan ini dapat mengoptimalkan lahan pertanian guna menghasilkan sayuran organik berkualitas, baik untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.
Misalnya, tomat, paprika, dan bayam yang menjadi komponen utama masakan Mediterania dapat dengan mudah ditanam di dataran tinggi Indonesia. Dengan dukungan teknologi sederhana, hasil panen ini dapat diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti saus tomat organik atau salad siap saji, yang menarik bagi pasar modern.