Di desa-desa sekitar Mandalika, momentum MotoGP bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan sistem transportasi umum yang lebih baik. Dengan arus wisatawan yang meningkat, transportasi publik yang efisien akan menjadi daya tarik tambahan bagi pariwisata NTB.
Akhirnya, keberhasilan transportasi publik di NTB tidak hanya ditentukan oleh kebijakan, tetapi juga oleh kolaborasi. Pemerintah, desa, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja bersama untuk menghidupkan kembali nadi transportasi publik. Dengan komitmen bersama, NTB tidak hanya akan mengatasi masalah mobilitas saat ini, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Transportasi publik bukan sekadar alat berpindah tempat, tetapi juga cerminan kemajuan sebuah daerah. Ketika NTB mampu menghadirkan layanan transportasi yang layak, nyaman, dan terjangkau, denyut kehidupan masyarakat, baik di kota maupun desa, akan semakin terasa.
Seperti halte-halte di Lombok yang sempat menjadi simbol harapan, transportasi publik di NTB juga bisa kembali menjadi kebanggaan semua. Dengan langkah nyata dari semua pihak, masa depan transportasi publik di NTB masih memiliki peluang untuk kembali hidup dan relevan. Salam Berdesa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H