Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketahanan Pangan Desa: Langkah Strategis Kementerian Desa Menghadapi Krisis Global

16 Januari 2025   09:14 Diperbarui: 16 Januari 2025   09:14 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitigasi risiko menjadi fokus utama dalam kebijakan ini. Strategi yang disarankan meliputi diversifikasi pangan lokal, penerapan teknologi tepat guna, dan kerja sama distribusi hasil panen. Hal ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan di tingkat desa.

Dalam menghadapi perubahan iklim, diversifikasi tanaman menjadi langkah penting. Ini mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Oleh karena itu, penting untuk mencari alternatif yang lebih tahan terhadap kondisi yang berubah.

Di beberapa desa di Nusa Tenggara Barat, penanaman sorgum dipromosikan sebagai alternatif padi. Penelitian oleh BRIN menunjukkan bahwa sorgum memiliki ketahanan lebih baik terhadap kekeringan dibandingkan tanaman pangan lainnya, menjadikannya pilihan ideal di daerah rawan kekeringan.

Selain itu, teknologi tepat guna menjadi solusi guna meningkatkan efisiensi produksi pangan desa. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan adalah penggunaan biopori untuk meningkatkan kualitas tanah dan mencegah genangan air yang merusak tanaman.

Dalam konteks distribusi, kolaborasi antar desa melalui BUM Desa Bersama dapat memperluas jaringan pemasaran produk pangan lokal. Misalnya, produk beras organik dari beberapa desa di Jawa Barat kini berhasil menembus pasar ekspor ke Jepang, berkat pengelolaan distribusi yang terintegrasi.

Keberhasilan kebijakan ini tidak terlepas dari pembinaan dan pengawasan yang ketat. Peran pendamping desa sangat vital dalam memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat. Pendekatan ini memastikan penggunaan Dana Desa sesuai dengan tujuan awal dan tidak menyimpang.

Selain itu, pemerintah daerah dan Kemendesa PDTT secara aktif memantau pelaksanaan program ini melalui laporan berkala. Penelitian Sutopo dan Wahyuni dalam buku Governance Desa di Era Otonomi (2021) menunjukkan bahwa tata kelola desa yang baik berpengaruh pada keberhasilan program pembangunan, termasuk ketahanan pangan.

Melalui kebijakan ini, Kemendesa PDT berharap desa-desa di Indonesia mampu mengambil keputusan secara mandiri dalam menjawab tantangan ketahanan pangan. Dengan tata kelola Dana Desa yang baik, desa tidak hanya menjadi pelaku tetapi juga inovator dalam menciptakan solusi bagi permasalahan pangan. Hasilnya, tercipta swasembada pangan yang berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dampak kebijakan ini tidak hanya akan dirasakan di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan bahkan global. Desa-desa yang berhasil menciptakan swasembada pangan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan, yang selama ini menjadi salah satu sumber kerentanan ekonomi.

Selain itu, dengan keberlanjutan sebagai prinsip utama, program ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Desa. Fokus utamanya adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan meningkatkan gizi, yang menjadi bagian dari SDGs nomor dua.

Sebagai bagian dari upaya kolektif melawan krisis pangan global, kebijakan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung agenda pembangunan dunia. Situasi di mana jutaan orang menghadapi ancaman kelaparan akibat perubahan iklim mendorong desa-desa di Indonesia tampil dengan solusi inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun